Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 4 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 4 buku dan 1.400+ artikel inspiratif di Kompasiana. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung “Menulis bukan sekadar merangkai kata, tapi merawat jiwa dan meninggalkan jejak makna.”

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Revolusi Kepemimpinan, Cara Kolaborasi yang Mengubah Pengaruh Jadi Inspirasi dan Meningkatkan Produktivitas

28 November 2024   09:31 Diperbarui: 28 November 2024   09:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi mengubah pengaruh menjadi inspirasi, dan inspirasi menjadi keberhasilan bersama.|Image: Ilustrator AFM

"Kepemimpinan sejati bukan tentang menguasai, melainkan tentang berkolaborasi, menciptakan pengaruh yang menginspirasi, dan mengubah visi menjadi realitas bersama."

Dalam era globalisasi dan digitalisasi, kepemimpinan tradisional berbasis hierarki semakin kehilangan relevansinya. Organisasi modern membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memimpin dari depan, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas fungsi, budaya, dan generasi. Di sinilah Collaborative Leadership mengambil peran utama, menghadirkan pendekatan baru yang mampu menciptakan pengaruh inspiratif sekaligus mendorong inovasi dan produktivitas.

Artikel ini akan mengulas bagaimana Collaborative Leadership menjadi kunci kesuksesan organisasi masa depan, dengan pendekatan berdasarkan riset terkini, studi kasus dari perusahaan terkemuka, dan langkah-langkah praktis untuk diterapkan.

Mengapa Collaborative Leadership Adalah Kebutuhan Mendesak?

Tekanan untuk terus berinovasi dan merespons perubahan cepat telah memaksa organisasi mengubah cara mereka beroperasi. Laporan McKinsey 2023 menyatakan bahwa 72% eksekutif percaya kolaborasi lintas fungsi menjadi pendorong utama keberhasilan strategi bisnis. Namun, hanya 30% yang merasa organisasi mereka benar-benar efektif dalam kolaborasi.

Tantangan ini semakin kompleks dengan adanya:

1. Diversitas tim yang tinggi. Beragam generasi, latar belakang budaya, dan keterampilan menciptakan dinamika baru dalam kerja tim.

2. Tuntutan transparansi dan kepercayaan. Generasi milenial dan Gen Z menginginkan pemimpin yang otentik dan empatik.

3. Teknologi sebagai pendorong utama kolaborasi. Artificial Intelligence (AI) dan alat kolaborasi digital seperti Slack dan Microsoft Teams mempermudah kerja tim, tetapi membutuhkan pemimpin yang mampu memaksimalkan potensinya.

Studi Google pada Proyek Aristotle menunjukkan bahwa psychological safety atau rasa aman secara psikologis menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kolaborasi. Ketika anggota tim merasa didengar dan dihargai, mereka lebih berani mengambil risiko dan berkontribusi secara maksimal.

Pengaruh Inspiratif: Inti dari Collaborative Leadership

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun