Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Pribadi yang Berani: Akui, Terima, dan Perbaiki Kesalahan

25 Mei 2024   08:49 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberanian mengakui, menerima & memperbaiki kesalahan itu seperti padi yang semakin berisi, semakin merunduk dalam ketawadhuan. | Foto: zojirushi.com

"Keberanian mengakui, menerima, dan memperbaiki kesalahan adalah seperti padi yang makin berisi, makin merunduk dalam ketawadhuan."

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, kekeliruan, khilaf dan dosa. Tapi, saat menyadari bersalah, khilaf atau keliru, ia harus berani mengakui, menerima dan menyesali lalu berjanji untuk memperbaiki kesalahan.

Orang yang tidak mau mengakui kesalahan, apalagi sampai menyalahkan orang lain, berdalih dan merasionalisasi demi pembenaran diri dengan cara yang sombong dan angkuh, maka orang yang demikian adalah pengecut dan munafik.

Bila sudah mengambil sikap seperti itu, maka sebenarnya ia telah membuang-buang waktu dan energi yang tidak perlu. Gengsi, ego atau karakter kemunafikannya yang tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi dirinya.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Apabila dikatakan kepada mereka: "patuhilah kepada apa yang telah diturunkan Allah dan kepada Rasul." Pasti kamu (Muhammad) melihat orang-orang munafik menghalangi manusia dengan sekuat-kuatnya untuk mendekatimu." (QS. An-Nisa' 4 : 61).


Jadikanlah setiap kesempatan yang bila kita temukan kesalahan, kekeliruan atau khilaf pada diri kita, segeralah mengakuinya. Formulanya sederhana: Akui - Terima - Perbaiki. Itulah formula terbaik kerendahhatian atau ketawadhuan.

Tawadhu adalah engkau tunduk akan kebenaran, & menaatinya dari siapa pun kebenaran kita dapatkan. Walaupun kebenaran dari orang yang paling bodoh sekalipun kita harus menerimanya.

Jangan melihat siapa yang menyampaikan, namun apa yang disampaikan dan kebenaran apa yang ia sampaikan. Jangan menyangkal fakta dan kebenaran dengan angkuh dan sombong.

Orang yang sombong itu "menganggap dirinya" lebih baik, lebih tinggi dan mulia daripada orang lain. Akibatnya, dia merasa "lebih" senang, bangga, dan cenderung kepada pendapat yang dia yakini.

Tanda orang yang ikhlas adalah apabila diingatkan kesalahannya maka dia tidak merasa panas hatinya, dan tidak ngeyel. Juga tidak mencari pembenaran, merasionalisasi, minta bukti lain. Justru dia mengakui Kesalahannya, menerima kekeliruannya, dan berjanji akan memperbaikinya. Ia malah dengan jiwa satria mengucapkan terimakasih kepada yang mengingatkannya, dan bahkan mendo'akannya : "Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku dan kekeliruanku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun