Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Masa Depan Agroindustri di Indonesia: Potensi, Tantangan dan Dampak Industri 4.0

19 Mei 2023   20:37 Diperbarui: 19 Mei 2023   20:39 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agroindustri Indonesia: Potensi, tantangan, dan Industri 4.0 | Foto: faperta.umsu.ac.id

1. Pertumbuhan penduduk. Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat, yang berarti permintaan akan produk pangan dan pertanian juga akan meningkat. Ini menciptakan peluang bagi agroindustri untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin besar.

2. Perkembangan teknologi. Kemajuan dalam teknologi pertanian dan pengolahan pangan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam agroindustri. Penggunaan teknologi seperti pertanian berbasis digital, pengendalian iklim, sistem irigasi cerdas, dan otomatisasi produksi dapat membantu mengoptimalkan hasil pertanian dan proses pengolahan.

3. Diversifikasi produk. Diversifikasi produk agroindustri dapat membantu mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu dan menciptakan nilai tambah. Pengembangan produk olahan, seperti makanan ringan, minuman fungsional, bahan baku industri, dan produk-produk berbasis bio, dapat membuka pasar baru dan meningkatkan daya saing global.

4. Peningkatan akses pasar. Perjanjian perdagangan internasional dan akses pasar global yang lebih luas dapat memberikan kesempatan bagi agroindustri Indonesia untuk mengekspor produk-produknya ke berbagai negara. Diversifikasi pasar ekspor dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan sektor agroindustri.

5. Kesadaran akan keberlanjutan. Permintaan akan produk pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan terus meningkat. Agroindustri yang menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk hayati atau pupuk organik, pengelolaan limbah yang baik, dan produksi yang berwawasan lingkungan, akan memiliki prospek yang lebih baik di masa depan.

Perlu dicatat bahwa prospek agroindustri Indonesia tahun 2030 dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang sulit untuk diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian terkini dan memantau perkembangan sektor agroindustri secara terus-menerus untuk mendapatkan informasi terbaru tentang prospek di masa depan.

Membangun Masa Depan Indonesia yang Berkelas: Agroindustri dan Industri 4.0 dalam Mewujudkan SDGs 2030

Indonesia memandang masa depan dengan optimisme tinggi, dengan keyakinan bahwa penerapan Industri 4.0 akan menjadikannya sebagai salah satu dari 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. Pemerintah berharap bahwa industri ini akan memberikan kontribusi luar biasa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan target mencapai USD 133 miliar pada tahun 2025 (kemenperin.go.id, 2021).

Namun, pencapaian tersebut tidak hanya akan membawa kemakmuran ekonomi semata, melainkan juga akan berkontribusi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Industri 4.0 adalah revolusi industri keempat yang mengintegrasikan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan analitik data besar ke dalam proses manufaktur. Di Indonesia, pengembangan teknologi agroindustri menjadi faktor penting bagi masa depan negara ini. Program studi Industri Pertanian atau Agroindustri menjadi tulang punggung dalam mempelajari teknologi industri pertanian melalui model pembelajaran berbasis penelitian.

Lulusan program studi ini memiliki prospek yang cerah sebagai enabler dan entrepreneur, terutama jika mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan pengembangannya dalam bisnis. Dalam era Society 5.0 yang akan datang, pengembangan sumber daya manusia berkualitas, khususnya talenta digital, akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diproyeksikan bahwa pada tahun 2030, Indonesia akan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun