Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Manajemen Risiko dalam Pengadaan Kereta di Indonesia: Mengatasi Tantangan Industri Perkeretaapian Nasional

31 Maret 2023   13:53 Diperbarui: 5 April 2023   11:14 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta saat melintasi Stasiun Tebet di Jakarta, Jumat (11/3/2022). |KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kereta Commuterline adalah kereta komuter yang digunakan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ada beberapa perdebatan tentang pengadaan kereta ini di Indonesia, terutama terkait dengan penggunaan dana PSO (Public Service Obligation) untuk subsidi operasionalnya. Selain itu, pengadaan material kelistrikan dan sparepart pendukung fasilitas stasiun juga menjadi perhatian.

Ada pandangan yang berbeda terkait pengadaan kereta baru buatan INKA atau kereta bekas dari Jepang. Beberapa orang mengkritik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena biaya yang tinggi dan ketidakmampuan konsorsium Indonesia untuk membayar modal dasar. Namun, pemerintah Indonesia mencoba menekan impor kereta bekas dengan membeli 16 unit kereta buatan INKA.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter merencanakan pengadaan kereta baru untuk menggantikan kereta yang akan dipensiunkan pada 2023. 

Namun, mereka telah menyetujui untuk mengimpor kereta bekas dari Jepang. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan operasional, di mana biaya pengadaan kereta bekas jauh lebih murah daripada kereta baru, dan juga karena kereta bekas telah teruji dan siap pakai.

Namun, keputusan ini tetap menjadi perdebatan dan kritik dari beberapa pihak, terutama mengenai risiko kualitas dan keamanan dari penggunaan kereta bekas yang sudah tua dan sering digunakan. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko yang baik dalam pengadaan dan pengoperasian kereta bekas ini.

PT KCI juga telah menandatangani kesepakatan dengan PT INKA untuk mengadakan kereta api buatan dalam negeri, namun pengiriman kereta ini baru akan dilakukan pada tahun 2025-2026. 

KCI harus memastikan standar keandalan, kenyamanan, dan keamanan yang disyaratkan oleh Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada saat menggunakan kereta bekas Jepang. Ada juga beberapa pihak yang mengkritik impor kereta bekas karena dapat merugikan industri kereta api dalam negeri.

Pengadaan Kereta Baru dan Bekas untuk PT KCI: Pertimbangan Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah ilmu yang menggabungkan konsep risiko dan keputusan untuk dikelola agar memberikan hasil yang diharapkan. Di bidang transportasi Indonesia, manajemen risiko sangat penting karena dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan kerugian finansial. 

Manajemen risiko dapat membantu mengidentifikasi risiko, mengevaluasi dampaknya, dan mengambil tindakan pencegahan atau mitigasi yang tepat.

Dalam pengadaan kereta baru buatan INKA dan kereta bekas dari Jepang, manajemen risiko harus dipertimbangkan. Risiko pengadaan kereta baru buatan INKA meliputi risiko kualitas, risiko keterlambatan pengiriman, dan risiko biaya produksi yang lebih tinggi. Namun, keuntungan dari pengadaan kereta baru adalah teknologi yang lebih mutakhir dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan PT KCI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun