Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepemimpinan Ramses II: Pelajaran Masa Lalu untuk Masa Sekarang

22 Januari 2023   09:26 Diperbarui: 22 Januari 2023   09:50 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Firaun Ramses II itu kejam, fokus pada kekuasaan & tidak adil | Foto: Reuters

Siapakah Firaun Modern di zaman sekarang? Apakah kita sedang mengulangi kesalahan masa lalu?. Belajar dari Firaun Ramses II adalah belajar pentingnya mengenal keseimbangan antara kekuasaan dan keadilan. Juga pelajaran tentang kegagalan kepemimpinan dan pentingnya bagaimana mencegah pemerintahan yang zalim dan menegakkan keadilan.

Fir'aun adalah sebutan yang digunakan untuk menyebut setiap penguasa Mesir pada masa itu. Persis seperti Kisra untuk penguasa Persia, Kaisar untuk penguasa Romawi, Najasyi untuk penguasa Habasyah, Tubba' untuk penguasa Yaman, dan Batlimus untuk penguasa India.

Firaun Ramses II dikenal sebagai salah satu firaun yang paling kuat dan berkuasa dalam sejarah Mesir kuno. Dia memerintah selama lebih dari 60 tahun, yang merupakan masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Mesir.

Dalam sebuah riwayat diungkapkan bahwa Fir'aun bermimpi melihat api datang dari Baitul Maqdis menuju Mesir dan membakar rumah-rumah orang Mesir asli, sementara rumah-rumah Bani Israil tidak terkena api sama sekali. Mimpi ini ditafsirkan sebagai bahwa kekuasaan Fir'aun akan tumbang di tangan seorang laki-laki dari Bani Israil. Mendengar hal ini, Fir'aun memerintahkan tentaranya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil.

Gaya Kepemimpinan Firaun Ramses II

Gaya kepemimpinannya sangat autokratis dan dia memperlakukan rakyatnya dengan keras. Dia menekankan kekuasaannya dan digambarkan dalam banyak relief dan hieroglif sebagai penguasa yang kuat dan tidak terkalahkan. Dia juga sangat menekankan pada proyek-proyek besar seperti membangun tembok-tembok, piramida dan monumen-monumen yang digunakan untuk memperkuat kekuasaannya dan meningkatkan status ekonomi negaranya. Namun, dia juga dikenal sebagai pembuat perdamaian yang berhasil mengakhiri perang-perang dengan negara-negara tetangga dan menjamin kedamaian dan keamanan bagi rakyatnya.

Sebagian kalangan menganalisis bahwa kelemahan Ramses II itu : pemborosan, kekacauan internal, pembangunan yang berlebihan dan kepemimpinan yang tidak adil. Ia juga tidak bertanggung jawab dan hanya ingin mempertahankan kekuasaannya dengan cara apapun. Ia dianggap sebagai contoh dari pemimpin yang tidak baik dan kepemimpinan yang tidak adil, serta tidak diinginkan oleh masyarakat, karena berbuat sewenang-wenang, ingkar dan zalim.

Pemborosan dapat dilihat dari banyak proyek yang dibangun oleh Ramses II, namun ini juga dapat dianggap sebagai upaya untuk memperkuat kekuasaannya dan meningkatkan status ekonomi negaranya. Kekacauan internal mungkin terjadi karena konflik yang timbul dari proyek-proyek besar tersebut atau permasalahan-permasalahan lainnya. Namun secara keseluruhan, Ramses II dianggap sebagai salah satu pemimpin yang paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah Mesir kuno.

Ramses II memerintah dengan cara yang autokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum.

Indikator dari Gaya Kepemimpinan Otokratis: (1) Sentralisasi Wewenang (2) Produktivitas Kerja (3) Manajemen setiap keputusannya dianggap sah, dan pengikut -- pengikutnya wajib menerima perintah tanpa pertanyaan (Franklyn, 1951 dalam Onong Effendy 1993: 200)

Musuh Firaun Itu "Sekelas" Nabi ?

Fir'aun yang tidak mau menerima dakwah Nabi Musa walaupun sudah didatangkan berbagai mukjizat di hadapannya. Ia tak segan-segan menimpakan hukuman kepada penentangnya seberat-beratnya. Menyembelih anak-anak laki-laki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan. 

Pengikut Nabi Musa dan beriman kepadanya tidak mau menjadi pengikut Fir'aun bahkan menentangnya, karena keimanan dan keteguhan dalam mempertahankan keyakinannya ini pengikut Nabi Musa disiksa dan dibunuh oleh Fir'aun. Firaun dan pengikutnya adalah kaum yang dzalim.

Allah telah menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya, saat Allah membelah laut untuk menyeberangkat Musa dan Pengikutnya, dan menenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya. Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. Lalu kepada malaikat diperintahkan, "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!".

"Seorang mukmin di antara keluarga Fir'aun yang menyembunyikan keimanannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, "Tuhanku adalah Allah," padahal sungguh, ia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti nyata dari Tuhanmu. Jika ia seorang pendusta, ia menanggung dosanya itu dan jika dia seorang yang benar, niscaya sebagian bencana yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta." (QS: Ghafir {40} : 28).

Pada masa itu, kepemimpinan Ramses II adalah cobaan-cobaan yang besar bagi umat Nabi Musa dan Allah mengujinya dengan keburukan. Allah menguji dengan "bencana buruk" agar mereka kembali kepada kebenaran. 

Sisi Negatif Dari Firaun Ramses II

Setidaknya, ada beberapa sisi negatif dari gaya kepemimpinan Firauan :

1. Autokratisme. Dia memperlakukan rakyatnya dengan keras dan menekankan kekuasaannya tanpa memperhatikan kebutuhan rakyat.
2. Pemborosan. Dia terkenal dengan proyek-proyek besar yang dibangun, namun juga dikenal sebagai pemboros dan tidak berhati-hati dalam mengelola keuangan negara.
3. Kepemimpinan yang tidak adil. Dia dianggap sebagai pemimpin yang tidak adil karena berbuat sewenang-wenang, ingkar dan zalim.
4. Perbuatan zalim. dalam riwayat diungkapkan bahwa Fir'aun memerintahkan tentaranya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil.
5. Tidak peduli terhadap rakyat. Dia hanya ingin mempertahankan kekuasaannya dengan cara apapun, tidak peduli dengan dampak yang ditimbulkan pada rakyat.
6. Kepemimpinannya melampaui batas dan pendusta.

Selain itu, Firaun Ramses II juga dianggap sebagai pemimpin yang kurang inovatif. Dia kurang dalam memperkenalkan perubahan-perubahan yang dibutuhkan oleh negaranya sebagai tindak lanjut dari perubahan yang terjadi di dunia luar. Dia juga dianggap kurang memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negaranya. Kepemimpinannya cenderung konservatif dan ia lebih banyak fokus pada mempertahankan status quo daripada menciptakan perubahan yang diperlukan.

Ajakan Kebaikan dan Keadilan Diabaikan Firaun

Fir'aun pada masa Nabi Musa tidak mau menerima dakwah dan tetap keras kepala dalam menolak agama yang dibawa oleh Nabi Musa. Fir'aun Ramses II adalah seorang penguasa Mesir kuno yang dikenal keras kepala dan tidak mau menerima perubahan. 

Dia merupakan simbol dari keangkuhan, kekerasan dan ketidakmauan untuk berubah. Dalam Al-Qur'an, Fir'aun dijuluki sebagai "Dzalimun (Penganiaya) yang sangat durhaka". Fir'aun Ramses II merupakan contoh sikap yang salah dalam menjalankan kekuasaan dan menghadapi perubahan.

Fir'aun Ramses II adalah salah satu penguasa Mesir paling berkuasa dan berpengaruh dalam sejarah, yang berkuasa selama lebih dari 60 tahun. Dia dikenal sebagai seorang pembangun yang besar dan pemimpin yang mengutamakan kekuasaan dan kemewahan. Namun, dia juga dikenal sebagai pemimpin yang keras kepala, angkuh dan zalim yang memerintahkan tentaranya untuk mengejar dan membunuh Bani Israil yang melarikan diri dari Mesir.

Selain itu, kita juga dapat belajar dari sepak terjang Fir'aun Ramses II tentang pentingnya pemerintahan yang tegas dan kuat. Dia memperlihatkan betapa pentingnya pembangunan proyek besar untuk memperkuat ekonomi negara dan kekuasaannya.

Termasuk didalamnya memperhatikan kebutuhan rakyat dan tidak hanya berfokus pada kekuasaan dan pembangunan saja. Namun, kita juga harus ingat bahwa pemimpin harus adil dan peduli terhadap rakyat, serta tidak melakukan tindakan zalim dan pemborosan. Kita harus belajar untuk menyeimbangkan kekuatan dengan keadilan dalam menjalankan kepemimpinan.

Selain pentingnya pemerintahan yang tegas dan adil, kita juga dapat belajar dari Firaun Ramses II tentang pentingnya persiapan dan perencanaan yang matang dalam menjalankan proyek besar. 

Oleh karena itu, kita harus belajar untuk selalu berpikir jauh ke depan dan mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi masalah dan menjalankan proyek-proyek besar.

Firauan Di Zaman Now

Meskipun zaman sekarang sangat berbeda dari zaman Firaun Ramses II, masih ada beberapa praktik kepemimpinan yang mirip dengan gaya kepemimpinan Firaun dalam keluarga, perusahaan, organisasi, dan negara. Di tataran negara mungkin dapat digambarkan pada kepemimpinan Joseph Stalin (Uni Soviet, 1922-1953), Adolf Hitler (Jerman, 1933-1945), Mao Zedong (China, 1949-1976), Idi Amin (Uganda (1971-1979), dan Pol Pot (Kamboja, 1975-1979). Beberapa contoh praktik tersebut adalah :

1. Autokratisme yang cenderung mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota lain dalam organisasi, perusahaan atau negara.
2. Pemborosan yang cenderung tidak berhati-hati dalam mengelola keuangan.
3. Kepemimpinan yang tidak adil yang cenderung melakukan tindakan zalim atau tidak adil.
4. Perbuatan zalim yang cenderung tidak peduli terhadap kesejahteraan.

Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang amanah, tegas, adil, peduli. dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya sedemikian rupa sehingga maju negaranya, bahagia rakyatnya.

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS: al-Anbiya {21} : 35)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun