Mohon tunggu...
agung marhaenis
agung marhaenis Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

Pecinta kata, kopi, kuliner, dan kebun.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tes Pramusim Barcelona dan Peluang Ferrari Menjadi Kampiun F1

12 Maret 2018   04:41 Diperbarui: 12 Maret 2018   05:59 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: skysports.com

Tes pramusim Formula One (F1) di Sirkuit Barcelona berakhir pada Jumat, 9 Maret 2018. Dalam empat hari tes percobaan tersebut, Ferrari tampak begitu kuat dengan menguasai tiga hari masa uji coba. Kimi Raikkonen menutup tes hari terakhir, sedangkan Sebastian Vettel menguasai hari pertama dan ketiga. Hanya padai hari kedua saja, Daniel Ricciardo mengganggu dominasi Ferrari dan menjadi yang tercepat.

Hasil tes pramusim ini menjadi sinyal yang dikirimkan oleh Ferrrari untuk para pesaing bahwa mereka berada di baris terdepan dalam perburuan gelar juara F1. Tentu saja tim yang paling harus waspada adalah Mercedes, tim pabrikan dari Jerman ini adalah kampiun dalam empat tahun terakhir.

Ferrari tentu saja melakukan segala daya upaya untuk merebut gelar juara F1, karena tim pabrikan dari Italia ini sudah puasa gelar juara selama 10 tahun. Puasa gelar tersebut terasa begitu lama, karena Ferrari adalah tim dengan catatan sejarah terbaik di ajang jet darat dengan merengkuh 15 kali juara konstruktor.

Musim balapan 2018 ini adalah tahun yang bagus bagi Ferrari untuk merebut gelar juara yang sudah lama absen dari garasi mereka. Faktor pertama tentu saja hasil tes pramusim yang sangat baik dan konsisten. Memenangi tiga dari empat hari tes pramusim adalah bukti bahwa Ferrari sudah menunjukkan konsistensi dalam ajang F1. Konsistensi memang jadi kendala bagi Ferrari yang kalah bersaing dari Mercedes.

Tahun lalu, Vettel terlihat punya peluang untuk bersaing ketat dengan Mercedes, tapi setelah masalah mesin di Suzuka, Jepang, peluang Ferrari dan Vettel untuk bersaing selesai sudah. Kesalahan seperti inilah yang tidak boleh terulang lagi di masa mendatang, apalagi Ferrari sekarang ini punya Vettel, pembalap dengan skill dan mental yang sangat baik.

Kematangan Vettel terlihat dari hasil tes pramusim yang mencatatkan rekor kecepatan dalam satu lap yaitu 1:17,182 atau 1 menit, 17,182 detik. Belum pernah ada pebalap yang menyelesaikan satu putaran lap dengan kecepatan seperti yang dibukukan oleh Vettel. Tapi catatan ini tidak masuk catatan resmi, karena dilakukan di tes pramusim. Rekor kecepatan hanya dicatat dalam balapan resmi.

Mercedes sebagai juara bertahan---pebalap dan konstruktor---tak hanya perlu mewaspadai performa Ferrari. Mereka juga harus mewaspadai peningkatan performa Red Bull Racing. Pada tes hari kedua, Daniel Ricciardo sempat memecahkan rekor kecepatan sebelum dilewati oleh Vettel. Ricciardo sempat membukukan kecepatan 1:18,047, unggul atas Hamilton di hari kedua dengan kecepatan 1:18,400.

Di kubu Red Bull tidak hanya Ricciardo yang bakal jadi ancaman. Max Verstappen sangat perlu diperhitungkan, karena seiring bertambahnya jam terbang dan umur, pasti kematangannya semakin terasah. Verstappen yang selama ini dianggap sebagai pebalap yang agresif dan terkadang mengabaikan keselamatan pebalap lain kemungkinan akan lebih baik dalam membalap.

Bagi sang juara bertahan Lewis Hamilton, persaingan tidak hanya datang dari tim lain, tapi juga rekan satu timnya yaitu Valteri Bottas. Tandem Hamilton juga menunjukkan konsistensi selama tahun 2017. Tentu dia tak ingin hanya menjadi "ban cadangan". Dia akan melawan seperti yang pernah dilakukan oleh Nico Rosberg. Hal ini akan menambah ketatnya persaingan di dalam garasi Mercedes dan juga F1.  

Tes pramusim di Barcelona sudah menunjukkan sedikit peta kekuatan pada musim F1 2018, meskipun tidak menggambarkan keseluruhan peta kekuatan tim peserta F1. Hal ini berkaitan dengan setting yang berbeda-beda yang dipilih tim dan pebalap dalam tes pramusim.

Misalnya saja pada tes terakhir tiga pebalap teratas menggunakan ban hyper-soft, sementara Hamilton yang berada di urutan 11 menggunakan ban soft. Pemilihan ban yang berbeda tentu tidak bisa dibandingkan secara apple to apple. Ban hyper-soft bisa melaju lebih cepat, karena daya cengkeramnya lebih baik dibanding ban tipe soft.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun