Mohon tunggu...
agung bukit
agung bukit Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa semester awal yang ingin terjun kedunia penulisan

Lagi belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibohongi Google Maps

21 Mei 2022   19:19 Diperbarui: 21 Mei 2022   19:30 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sungguh menyenangkan rasanya hidup di zaman ini. Kemajuan teknologi membantu semua orang dalam menjalankan kehidupannya. Manusia harus mengucap syukur dan berterima kasih kepada para ilmuan yang telah bersusah payah menciptakan piranti-piranti canggih tersebut. Seperti halnya internet, piranti paling mutakhir yang hampir seluruh manusia di bumi ini mengaksesnya. Di Indonesia saja, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, menyebutkan bahwa 53,73 persen penduduk telah mengakses internet. Berarti dari 270 juta populasi penduduk ada sekitar 130 juta lebih yang hidup bersama internet. Bahkan Google Indonesia pada tahun lalu, mencatat bahwa terdapat 21 juta pengguna internet baru selama tahun 2021.

Entah itu menggunakan smartphone, tablet, komputer atau yang lainnya. Dipastikan piranti tersebut sudah terakses ke internet. Karena terakses dengan internet adalah kunci utama agar seseorang dapat untuk bermain sosial media, membuka youtube, mencari segala sesuatu di mesin pencari google dan hal lainnya. Alasan masyarakat Indonesia mengakses internet juga bermacam-macam, ada yang hanya untuk sebatas hiburan, berhubungan dengan teman atau keluarga, dan ada yang menggunakan internet untuk menemukan informasi.

Keberadaan internet sangat multifungsi akibatnya masyarakat seakan tidak bisa lepas dari internet. Berdasarkan penemuan yang dilakukan oleh We Are Social, sebuah perusahaan yang menyajikan data yang berkaitan dengan tren, media sosial, dan hal lainnya. Menemukan bahwa, waktu rata-rata setiap hari masyarakat Indonesia menggunakan internet berkisar 8 jam,52 menit (2021). Tentunya banyak masyarakat yang tidak menyadari hal tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial serta media lainnya memiliki berbagai layanan yang sangat membantu seseorang. Seperti halnya google, dengan google orang bisa berselancar kemana saja, dan mencari apa saja. Berbagai layanan seperti, email, terjemahan, melakukan meeting online, bahkan mencari jalur lokasi yang tidak pernah kita kunjungi. Layanan-layanan tersebut sangat membantu dan memanjakan masyarakat. Maka tidak heran bila saat ini masyarakat Indonesia banyak yang bergantung pada Google, terkhususnya layanan Google maps. Layanan yang diluncurkan pada Februari 2005 ini, memberikan berbagai informasi terkait, peta jalan, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian dengan berjalan kaki, mobil, sepeda, maupun angkutan umum.

Sejak dirilis pada smartphone, layanan google maps, sering dimanfaatkan para driver online untuk menjemput ataupun mengantar pelanggannya, mengantar paket maupun hal lainnya. Bila pada saat dulu sering kita jumpai orang atau bahkan Anda, untuk berhenti sejenak ke warung, pangkalan ojek atau tempat lainnya untuk menanyakan alamat dan arah jalan. Dengan google maps kebiasaan tersebut tampaknya sudah mulai pudar.Orang sudah bisa kemana saja dengan bermodalkan alamat yang jelas tanpa takut kesasar. Tinggal buka google maps lalu ketik alamat yang akan dituju semua menjadi beres. Jika menggunakan kendaraan roda empat, tinggal pilih jalurnya, begitu juga jika menggunakan sepeda motor, ataupun berjalan kaki. Semua ada di google maps.

Hingga saat ini Google maps telah mengumpulkan lebih dari 170 miliar citra dari 87 negara. Selain menggunakan Street View dan alat trekker google. Google juga memanfaatkan pengguna google maps agar memberikan nilai kepada tempat-tempat yang mereka kunjungi dan membagikan pengalaman yang dirasakan pengguna saat menggunakan ulasan tersebut melalui fitur Local guides. Sehingga dengan informasi tersebut pihak google dapat mengupdate keakuratan serta mengedit tempat yang dirasa kurang sesuai dengan yang aslinya.

Namun pada kenyataannya di Indonesia sendiri, layanan google maps belum tampak maksimal. Apalagi bila digunakan menjadi penunjuk arah untuk tujuan yang jauh Seperti desa, kota kecil atau tempat kecil dan terpelosok. Bukannya memudahkan malahan pengemudi sering dibuat bingung oleh layanan yang satu ini. Peristiwa ini terbukti pada saat libur lebaran lalu. Setelah diberikan izin untuk mudik oleh Pemerintah. Masyarakat dengan semangat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman, maklum saja sudah dua tahun tidak bertemu dengan keluarga dikampung akibat pandemi. Kebanyakan masyarakat memilih jalur darat untuk pulang, moda yang digunakan juga bervariasi. Berdasarkan survei mudik Balitbang yang dikeluarkan oleh Kementerian perhubungan, sebesar 26,8 persen masyarakat menggunakan mobil pribadi dan 19,8 persen yang memilih menggunakan sepeda motor. Dua jenis kendaraan tersebut paling besar digunakan dibanding bus sekitar 16,5 persen, dan disusul kereta api 8,9 persen, serta pesawat 8,9 persen.

Lebih dari 40 persen pemudik memilih untuk menggunakan mobil pribadi dan sepeda motor. Namun tidak ada yang tahu berapa banyak masyarakat yang menggantungkan perjalanannya pada layanan google maps, berapa orang yang tersesat dan berapa orang yang salah jalur, sulit untuk menemukan data tersebut. Tetapi kita bisa melihat di berbagai media massa, banyak yang memberitakan kasus pemudik yang kesasar karena mengikuti google maps. Ada yang nyasar sampai kehutan, diarahkan pada jalur tol sedangkan pemudik terkait menggunakan kendaraan sepeda motor, bahkan sebelum masa mudik, sudah banyak kasus yang diakibatkan oleh google maps. Truk masuk ke jurang, mobil terjebak di gang sempit, dan hal lainnya yang mungkin tidak terekspos.

Beberapa kejadian itu, menjadi bukti nyata bahwa layanan google maps belum mapan di Indonesia. Entah itu karena masalah yang timbul dari program google maps sendiri, maupun masalah pengetahuan dari si pengguna layanan tersebut. Pihak google seyogyanya memperhatikan dan memperbaiki lagi layanan google maps yang ada di Indonesia serta dibarengi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai layanan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun