Eman-eman jika hanya peranyaan kita terbawa oleh situasi yang kita tidak bisa mengendalikan. Puasa dan ibadah saat di bulan Ramadhan dipertahankan di bulan-bulan berikutnya.
Kembali lagi ke sholat Id. Saat sholat Id, mulai dari niat dan takbir harus benar-benar memasrahkan hidup kita. Termasuk umur.
Allahu Akbar sambil dalam hati mengatakan "Wahai Allah, bisakah saya bertemu Ramadhan tahun depan?"Â
"Wahai Allah, Pemilik Waktu, berilah saya kesempatan untuk menikmati di bulan Ramadhan tahun depan."
Mengapa kita mengatakan seperti itu? Karena, kita akan memasrahkan hidup kita kepada Pencipta bulan Ramadhan. Daripada umurnya panjang, tetapi tidak beribadah atau kurang kepada-Nya. Lebih baik, kita instrospeksi diri kepada-Nya.
Selamat jalan Ramadhan telah menghampiri kami selama satu bulan ini. Terima kasih telah mendidik kami menjadi manusia yang bertakwa, meskipun saya belum pantas untuk menjadi manusia bertakwa. Hanya Allah yang menentukan ketakwaan seseorang. Namun, saya akan mencobanya.
Ramadhan sapalah, kami semua di tahun depan. Engkan (Ramadhan) pasti ada 11 bulan kemudian, tetapi kami belum tentu ada.
Maafkan kami, apabila selama ini, belum bisa "bercumbu" denganmu melalui ibadah-ibadah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sekarang, usiamu (Insya Allah) kurang satu hari lagi. Engkau akan pulang ke Allah. Sampaikan ke Allah, bahwa kami mohon maaf belum bisa menjadi hamba yang beriman dan bertakwa.
Dosa kami masih banyak. Masiat kami juga masih banyak. Namun, melalui Ramadhan ini, hati kami sedikit terketuk untuk mengingat-Mu, Ya Allah.
Kami sudah mengajak masyarakat untuk berpuasa, sholat tarawih, witir, tadarus, sholat subuh berjamaah, dan belajar agama Islam melalui kultum. Melalui amalan-amalan itu, semoga Engkau mau memaafkan kami.