Karena, pandangan (mindset) soal ini menentukan bagaimana 1.000 hari tumbuh-kembang anak dalam sebuah keluarga berlangsung.
Anak usia balita akan tumbuh menjadi generasi muda. Dalam 5-15 tahun mendatang, bangsa kita akan mendapatkan bonus demografi atas populasi. Generasi muda yang sehat, pandai, dan produktif akan menjadi modal bagi kemajuan.Â
Sebaliknya, balita yang tidak sehat, jika tidak ditangani sejak dini, berpotensi menjadi generasi muda yang tidak produktif. Untuk itulah ledakan balita stunting ini harus ditangani oleh lintas sektor secara terintegrasi.
Upaya pemerintah mencegah stunting selama ini dilakukan melalui beragam program. Pertama, Peningkatan Gizi Masyarakat melalui program Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak.
Kedua, sanitasi berbasis lingkungan melalui peningkatan kualitas sanitas lingkungan.
Ketiga, jamban individu yang sehat dan sosialisasi kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan kebijakan yang menyasar kepada warga miskin agar ada perubahan perilaku.
Keempat, pembangunan infastruktur. Pemerintah membangun infrastruktur air minum dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pada bagian lain, keterlibatan aktor-aktor di luar pemerintah menjadi penting agar tantangan ini bisa segera diatasi.
Kehadiran Tanoto Foundation, misalnya, sebagai salah satu lembaga filantropi yang terus berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam memerangi stunting menarik untuk disimak karena sukses menjalankan beberapa inisiatif.
Seperti misalnya, sebagai donor perintis dalam MDTF IHCA World Bank untuk mendukung percepatan penanggulangan stunting, kerja sama dengan pemerintah lokal (Kab Kukar, Pandeglang), mendukung SMERU Research Institute untuk stunting mapping di Rokan Hulu, Riau sebagai pilot project dan sudah selesai, rencana ke depan diterapkan di kabupaten-kabupaten lain di Indonesia yang mempunyai prevalensi stunting tinggi).
Pengalaman Istri Hamil Kedua