Kalau ada masalah dalam pernikahan, tugas kita berusaha mencari jalan keluar. Kalau sudah usaha tapi hasilnya mentok, artinya sedang dibukakan pintu berlatih bersabar.
Pada bagian ini saya ingat, kisah monumental tertoreh dengan tinta emas jaman. Kisah Nabi Musa dan Khidir, yang bertemu kemudian berpisah karena tidak sabar.-- detilnya silakan googling yes.
Yes, menjadi ayah bagi saya adalah proses membangun kesabaran. Saya kerap dihadapkan satu keadaan, membuat ego membrontak. Terutama saat keadaan tak berpihak, tetapi ayah musti terima yang ada.
Ayah dalam lapang dan sempit, dalam senang pun pilu, tak bisa mengalihkan tugas tanggung jawabnya bekerja. Karena tugas keayahan mulia, dan harga diri ayah kan terjaga dengan bekerja.
Harga Diri Ayah Kan Terjaga dengan Bekerja
Selesai perang Tabuk, Rasulullah SAW berhenti di sudut jalan Madinah, melihat dan menghampiri seorang tukang batu sedang beristirahat. Â Tampak tangan si tukang batu melepuh, kulitnya legam kemerahan terpanggang terik.
"Kenapa dengan tanganmu?" tanya Baginda Nabi
"Wahai Rasulullah, setiap hari saya bekerja membelah batu. Kemudian batu-batu ini saya jual ke pasar, uangnya saya gunakan untuk menafkahi keluarga saya. Karena itu tangan saya kasar, karena itu tangan saya melepuh seperti ini"
Rasulullah SAW manusia sempurna, meraih tangan kasar si tukang batu dan menciumnya. Â Beliau bersabda, "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya ".
------