Maka Rasulullah SAW tidak bersedia menyolatkan, sampai salah satu yang hadir bersedia melunasi. Kisah ini menunjukkan pentingnya bertanggung jawab, memenuhi hak-hak sesama manusia, khususnya dalam hal utang.
Rasulullah saw tidak kenal kompromi, tidak menyalatinya hingga ada yang menanggung. Karena jiwa setiap orang mukmin, digantungkan pada utangnya. Jika utangnya lunas, maka dipermudah hisabnya.
---- ---- ---
Mengingkari utang, sama dengan merusak harga diri sendiri. Seumur hidup tak dipercayai orang, namanya masuk daftar hitam. Padahal kita hidup di dunia hanya sebentar, ketemunya berputar pada orang yang sama.
Seperti kejadian saya alami, bertemu teman lawas pada saat tak disangka. Kejadian yang tidak satu dua kali saya alami, apalagi sekarang era medsos. Persuaan via online, sangat mungkin terjadi. Bahkan teman semasa SD, SMP, saya bisa temui di medsos.
Kompasianer, utang tidak dilarang. Karena dalam utang piutang, mengandung kebaikan yaitu tolong menolong. Maka jangan rusak kebaikan itu, dengan pengingkaran pembayaran. Karena utang yang teringkari menjadi jejak buruk tak lekang waktu.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI