Eit's, jangan salah Kompasianer's. Para suami dan atau ayah, juga bisa dihinggapi insecure. Meskipun suami atau ayah tidak diceritakan, seperti quote "lelaki tidak bercerita".
Naluri lelaki adalah menjaga martabat, marwahnya sebagai pemimpin tak ingin terlihat rapuh. Karena rapuh ayah yang diperlihatkan, berdampak pada diri anak-anak. Padahal anak-anak, menempuh masa depan yang masih panjang.
Maka Insecure ayah musti diredam, tak ditampakan dan tetap dipendam. Istri sang belahan jiwa, musti memahami situasi demikian.
Tak membiarkan kepala keluarga merana, suami dikuatkan agar kukuh pertahanan Bahwa tugas ke-ayah-an musti dilanjutkan, memanggul amanah mulia.
Para Ayah Juga Bisa Dihinggapi Rasa Insecure
Ayah bisa dihinggapi insecure, saat menghadapi kenyataan terjadi di depan mata. Misalnya kelahiran buah hati didamba, bahagianya ayah dibarengi kegalauan disembunyikan. Di otaknya sedang berputar keras, mencari jalan untuk melunasi biaya persalinan.
Sementara gaji belum bertambah, tetapi kewajiban baru sudah menungu. Membeli susu, menyetok popok, bedak minyak kayu putih ada di daftar belanjaan. Jadwal imunisasi tak boleh abai, kala tidak ingin diceramahi dokter.
Ayah bisa insecure, ketika muncul rasa minder berkumpul keluarga besar. Terlebih pada saudara jauh, yang membandingkan kesuksesan didapatkan. Pada saudara yang lebih mapan, ayah insecure memilih menjaga jarak.
Lagi- lagi istri, musti segera ambil peranan. Menguatkan suami, memberi apresiasi untuk pencapaian pencapaian kecil. "Ibu tahu ayah capek, tapi ibu bangga dengan ayah", "Terima kasih, ayah sudah berusaha keras buat ibu dan anak-anak".
Kalimat sederhana tapi menguatkan dari istri, niscaya menjadi obat untuk para suami. Istri jangan enggan mengajak ngobrol, topik- topik ringan namun hangat.