Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memproses Diri dan Mengikat Ilmu

16 Mei 2023   08:35 Diperbarui: 16 Mei 2023   08:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer's, saya yakin sudah familiar dengan teori 10 ribu jam milik Malcolm Gladwell. Inti teori tersebut adalah, bahwa untuk menguasai suatu bidang pekerjaan, kita musti mengerjakannya secara berulang hingga (minimal) sepuluh ribu jam.

Saya mengartikan teori ini, tentang ajakan untuk mengedepankan proses dibarengi ketekunan dan konsistensi. Apabila seseorang melakukan hal yang sama saban hari, maka lama kelamaan pekerjaan tersebut akan menjadi kebiasaan. Namanya juga kebiasaan, maka apa yang dilakukan sudah bukan lagi beban. Tapi sudah menjadi bagian keseharian, dan ada perasaan kurang jika tidak melakukan (pekerjaan tersebut). 

Kalau sudah berada di titik ini, maka feeling atau intuisi seseorang sudah terasah. Seperti chief atau ahli pengolah masakan, di genggaman tangannya seperti memiliki takaran tak kasat mata. Seberapa dia mengambil bumbu, seperti ada timbangan hanya dengan menjumputnya. Dan citarasa yang dihasilkan, tetaplah sama dari hari ke hari.

Pun menulis.

Kita kompasianers, dianugerahi kebisaan menulis. Jangan sia-siakan hal ini, dan mari kita bersama berproses. Kemudian biarkan waktu yang akan membuktian, siapa berproses sepenuh hati atau hanya setengah saja.

Karena pada point berproses, sangat dibutuhkan kesabaran yang tak bertepi. Karena aneka ujian akan menghampiri, yang sangat mungkin menggagalkan proses telah ditempuh. Kompasianer's jangan lekas jera, teruslah berjalan menghalau segala rintang.

-------

Berproses untuk sukses, memang membutuhkan waktu panjang. Sukses yang terburu buru, ibarat ayam negeri yang gemuk karena disuntik obat. Meski besar badan, tetapi enteng bobotnya. Dagingnya empuk minim otot, tak menyehatkan saat dikonsumsi.

Beda dengan ayam kampung, yang hidup di alam bebas. Dagingnya cenderung alot, otot-ototnya terlatih untuk mencari makanan sendiri. Harga jualnya lebih mahal, dengan kualitas daging yang tidak diragukan.

Manusia yang berproses, akan menjadikannya sebagai pembelajar sekaligus pejuang tangguh. Akan disampaikan, pada pengetahuan akan pekerjaan ditekuni. Semakin terus berproses, akan tercerahkan dengan ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun