Tahun ke sepuluh, pola relasi suami istri (menurut saya) menjadi lebih dewasa. Saya merasa, ada yang lebih prioritas dibanding diri sendiri. Adalah anak-anak yang butuh figure, dan tempat itu musti kami (ayah dan ibunya) yang mengisi. Saya merasa bukan siapa-siapa, apapun yang dilakukan sudah tentang anak.
Ujian pernikahan (benar) tak ada habisnya, ada kalanya anak sakit, satu waktu ganti istri yang sakit, saya juga pernah jatuh sakit. Kondisi yang mengaduk emosi, namun --lagi-lagi---ikatan suami istri menjadi lebih terkuatkan.
Kalau ingat bagaimana istri ngopeni saya ketika sakit, di hati ini langsung nyeeeees. Hal semisal ternyata juga dirasakan istri, ketika saya merawatnya sewaktu sakit. Demikian kehidupan pernikahan, suami istri musti sama-sama belajar. Bergandeng tangan saling menguatkan, mengikatkan dalam komitmen bersama. Â
Karena Menikah Menyempurnakan Separuh Agama
"Banyak cara untuk bahagia, tidak hanya dengan menikah"
"Menikah bikin tambah masalah, mending sendiri toh tidak merugikan orang lain"
"Tetangga gue menikah, malah kena KDRT dan tidak dinafkahi suami. Mending sendiri, bebas"
Saya pernah mendapati status di medsos, dengan kalimat semisal di atas. Memilih menikah atau tidak (bisa dibilang) hak setiap orang, tetapi sebaiknya jangan underestimate dengan pernikahan. Menikah tidak bisa diwakilkan, melalui satu keadaan (apalagi yang tidak mengenakan)
Saya (mencoba) memahami pembuat status, kemungkinan kesal ditanya orang di sekitar. Mungkin tertekan, karena ada yang mempermasalahkan kesendirian. Saya pernah di posisi seperti itu, dan keadaannya benar-benar membuat tidak nyaman. Belum menemukan tambatan hati, sebaiknya dijadikan pemicu untuk berusaha lebih.
Mengatasi kesendirian di usia matang, saya menghunjamkan niat menikah semakin kuat. Mencari ragam kegiatan, agar bertemu teman dan lingkungan pergaulan baru. Karena dari pertemanan tersebut, siapa tahu dibuka jalan bersua belahan jiwa.
Doa dan usaha yang kuat saya lakukan, di berbagi kesempatan. Sampai dipertemukan seorang gadis, setelah ngobrol gadis mengaku punya calon suami. Tidak mau patah arang, saya minta tolong dicarikan temannya yang siap menikah. Dari jalan inilah, alhamdulillah takdir jodoh itu didekatkan.
------
Dalam riwayat Anas bin Malik, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya.
Mengacu contoh status medsos di atas.
Benar, bahwa menikah bukan satu satunya jalan menggapai bahagia. Benar, bahwa ada yang mengalami kasus kdrt setelah menikah. Benar, bahwa tidak menikah tidak merugikan orang lain.