Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mudahnya Menjadi Pelaku UMKM Musti Dibarengi Strategi Promosi

3 Desember 2022   17:44 Diperbarui: 3 Desember 2022   18:06 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya pribadi, pandemi membawa hikmah yang luar biasa. Keterhimpitan yang dialami, (kalau disikapi baik) justru memacu semangat mencari solusi. Meski hal demikian tidaklah ringan, tetapi mau tak mau musti dihadapi.Saya dan istri bergandengan erat, bekerjasama bahu membahu meniti masa sulit. Sepakat memilih berjualan makanan siap santap, hal yang relatif cepat dan simpel. Pertimbangannya sangat sederhana, bahwa bahan pangan adalah kebutuhan tak bisa dihindari. Baik dalam kondisi lapang atau sempit, setiap orang bernafas pasti membutuhkan makan.
Namun di satu sisi, kami dihadapkan pada kenyataan. Bahwa pandemi dibarengi menurunnya pemasukan, banyak pekerjaan saya dicancel sepihak. Istri memutar otak, untuk tetap meluluskan rencana berjualan.


Inisiatif itu mendadak muncul, ketika mendapati teman di group watsapp menawarkan dagangan. Istri wapri, menawarkan diri ikut menjualkan dagangan teman. Hal serupa dilakukan berulang, ke beberapa teman dengan dagangan yang berbeda.  Yes, kami menjadi reseller.
Saya yang sedang sepi job menulis, seketika tergerak turut membantu istri. Foto --foto barang dagangan dikumpulkan, dimodifikasi sedemikian rupa (via aplikasi). Kemudian diposting, diberi caption, ditawarkan melalui medsos. Kemudian di beberapa group WA, kami juga menyiarkan barang yang sedang kami jual, untuk open order.


Ada mie ayam frozzen, ayam olahan dengan aneka bumbu (frozzen), peyek, siomay, tekwan, pizza, sayuran, dan masih banyak dagangan lainnya. Sebagai reselller kami tidak perlu belanja, mengolah, menyetok, menyimpan dagangan. Cukup order, ketika beberapa pesanan sudah terkumpul.
Saya merasakan, bahagianya mendapat pesanan. Lebih-lebih si pemesan, orang yang belum kami kenal. Mengetahui kami dari medsos, atau mendapat rekomendasi dari orang yang lebih dulu belanja. Meski kalau mau jujur, pembeli yang melihat iklan di medsos tak terlalu banyak. 


Kami suami istri berbagi tugas, untuk order jarak dekat istri yang mengantar, dan order jarak jauh (di luar Ciputat) tugas saya. Pembeli kami ada yang di Halim Jaktim, perkantoran Gatot Subroto, Cilandak, Mayestik, dan lain sebagainya. Saya punya pelanggan toko roti, sekali order nilanya lumayan besar.
Meski kecapekan musti wira wiri, mengambil barang kemudian mengantarkan ke pelanggan. Sungguh, kami menikmati kesibukan itu. Sembari menghunjam rasa syukur, di masa sulit akibat pandemi jalan rejeki itu terbentang.
Keberadaan era digital sangat menguntungkan, kami bisa promosi dengan murah dan mudah. Tak perlu space atau sewa ruko mendisplay barang, untuk bisa berjualan. Cukup melalui jejeringi yang dipunyai, selanjutnya terus menyebarkan infromasi.

Mudahnya Menjadi Pelaku UMKM Musti Dibarengi Strategi Promosi


Pemilik brand juga sangat kreatif, mengadakan reward kepada para resellernya. Yang memacu kami lebih giat berjualan, demi meraih reward di akhir bulan. Kami pernah mencapai penjualan yang bagus, untuk produk sosis beku dan peyek. Sehingga di bulan berjalan, mendapat bonus salah satunya logam mulia---alhamdulillah.
Dan kalau saya pikir-pikir, sistem reseller adalah sistem berjualan gotong royong yang saling menguntungkan. Pemilik brand terbantu meningkatkan penjualan, demikian juga resellernya tak perlu repot dalam penyediaan.


Ada lho, brand makanan yang tidak mencantumkan namanya di kemasan. Guna membebaskan reseller, membuat nama merek sendiri. Meski barang dijual, sejatinya barang buatan pabrik makanan tersebut.
Sistem yang unik dan sama-sama menguntungkan ini, membuat kerjasama berjalan dalam waktu panjang. Dua pihak sama sama diuntungkan, bisa berkembang seiring sejalan. Apalagi di era digital saat ini, ketika akses pemasaran mulai tak terbatas.
-----

Dokpri
Dokpri
Gelaran Kompasianival 2022, memberi pencerahan pada saya pelaku UMKM. Pada sesi Podcast Better Finansial, membahas tentang UMKM Indonesia dan digital. Leonardo Theosabrata, Dirut Smesco Indonesia, menekankan pentingnya membangun ekosistem agar UMKM kuat masa depan. Saya berpartisipasi di Flash Blogging Infomo, antusias menyimak materi. 

Maka Smesco membuat program, guna membantu penjualan UMKM. Membantu mengatasi tantangan UMK adalah akses bahan baku, akses pasar, akses financial, program besarnya adalah usaha mikro dibuat cluster.Digitalisasi adalah tahap demokratis, semua orang bisa mengakses gratis. Langkah pertama pelaku UMKM adalah, belajar sosialisasi produknya melalui digital.
Sementara Uki Utama, menyampaikan bahwa Infomo adalah aktifisial intelegent untuk menjangkau pelanggan yang tepat. Memiliki data pelanggan nasional, dengan ribuan segmen tergantung segmen target pemasaran.


Uniknya infoma gratis, sehingga pelaku UMKM bisa memanfaatkan Infomo. Pelaku UKM mendapatkan solusi pemasaran yang tepat sasaran, dengan mempelajari habit konsumen. Inspirasi dari podcast, memberi solusi pelaku UMKM berpromosi melalui media sosial. 

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun