Dari hari di awal puasa, saya mempraktekkan berbuka puasa ala Rasul. Kalau beliau dengan tiga butir kurma, (karena tidak sedia kurma) saya mencontoh dari sisi kuantitas.Â
Setidaknya sampai hari keenam puasa, buka puasa saya terbilang anti mainstream (dengan kebiasaan sebelumnya). Yaitu makan beberapa potong asupan yang disediakan istri, misalnya puding, atau pisang, atau segelas susu dan roti tawar. Kalaupun di rumah menyediakan takjil lain seperti gorengan, untuk dikonsumsi istri dan anak.Â
Dengan mengikuti berbuka ala Rasul, kok saya yakin kita perlu atau tidak ingin bukber di Mall atau luar rumah.
Di bulan puasa istri lebih rajin memasak, sekali masak bisa untuk dua kali makan (buka dan sahur). Untuk lauk disiasati yaitu memasak makanan yang awet dan bisa disimpan, misalnya mengolah tempe orek kering campur teri medan, dimasukkan toples setidaknya cukup untuk satu minggu. Misalnya masak rendang bisa dua tiga kali makan, kalau disimpan di kulkas bisa awet.
Titip membeli atau dibuatkan sambal kacang yang dikirim dari kampung, sehingga harganya lebih bersahabat. Kalau di kampung halaman saya, bahan dan rasa lebih terjamin. Sewaktu-waktu membuat pecel tidak repot, tinggal membeli atau menanam sendiri sayurnya.
Bersiasat dengan Baju dan Kue Lebaran
Untuk pakaian lebaran cukup aman, sejak anak-anak beranjak besar tidak senang memakai baju baru saat lebaran. Kami biasa memakai baju terbaik yang ada di lemari, itupun dibeli dari jauh- jauh hari.
Menyoal kue lebaran, membeli sepantasnya saja dan tidak perlu memaksakan diri. Yang sudah-sudah, tamu hanya mampir sebentar dan makan hanya sedikit. Ujung-ujungnya, kue dibeli dihabiskan sendiri.
Mencari Tambahan Pemasukan
Tak sekedar urusan pengeluaran, kami suami istri mencari cara menambah income. Istri berjualan makanan siap santap, saya dengan ringan hati mengantar ketika ada pesanan. Agar dagangan bervariasi, istri menjadi reseller beberapa makanan dan (lagi-lagi) saya membantu di bagian kurir. Berapapun penghasilan didapat musti dihemat, jangan sampai besar pasak daripada tiang.Â