Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar di Rumah Bikin Emak Melek Teknologi

8 April 2020   14:32 Diperbarui: 10 April 2020   21:46 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar di rumah (DOK. TANOTO FOUNDATION)

"Ayah, ini gimana, cara masukin file ke class room", "Kata gurunya bisa otomastis gabung, tapi di sini gak ada ya tombol buat klik" , "Ini mau download mintanya wifi mulu, padahal kuota abis diisi"

Tiga minggu terakhir, istri kerap bertanya ini dan itu terkait fitur di aplikasi gawainya. Mulai dari cara download materi pelajaran, cara melampirkan dokumen di aplikasi, cara bergabung ke pelajaran di kelas tertentu.

Hal-hal yang sebelumnya kerap abai, karena memang tidak terlalu berkepentingan dengan urusan terkait teknologi. Dan emak-emak lain ternyata tidak jauh berbeda, saya tidak sengaja mencuri dengar dari obrolan mereka di video call atau WA call.

Mereka saling curhat karena kebingungan, padahal sudah mengotak-atik aplikasi, dan akhirnya minta dispensasi gurunya dan minta kirim melalui WA atau email.

Seorang murid Sekolah Madrasyah Ibtidaiyah Negeri mengerjakan tugas sekolah secara online melalui kiriman video dari gurunya di desa Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Seorang murid Sekolah Madrasyah Ibtidaiyah Negeri mengerjakan tugas sekolah secara online melalui kiriman video dari gurunya di desa Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Bagi emak yang berhasil menyelesaikan tugasnya, ada yang mencoba mengulurkan bantuan dengan memberi panduan melalui video call.


Tapi lagi-lagi juga kebingungan, ketika ada emak lain yang di aplikasinya tetap tidak menemukan tombol untuk kirim atau melampirkan file.

-------

Di timeline medsos saya, berseliweran status atau meme atau video, yang memberi gambaran tentang dampak dari Pandemi global ini.

Ada yang kehilangan pekerjaan karena PHK massal, ada yang freelance dan job-nya menurun drastis, ada yang pekerja harian dan tersendat penghasilan.

Yang merantau di kota terpaksa bertahan, karena mau mudik ke kampung tertahan, selain itu juga kesulitan untuk mendapatkan tiket.

Sementara yang sudah kadung di jalan, juga tidak leluasa mencapai rumah karena ada kebijakan lockdown sebelum sampai tujuan.

Ada teman di luar negeri kondisinya tidak jauh beda, mereka tidak bisa kembali ke tanah air, karena minimnya jadwal penerbangan. Rencana pulang terpaksa ditunda, padahal rasa kangen ketemu keluarga sebegitu menggebu.

dokpri
dokpri
Semua kebiasaan keseharian berubah drastis, yang sewaktu waktu ada keperluan atau bepergian mulai dibatasi. Yang biasa pergi ke warung untuk beli sayur dan kebutuhan rumah, tidak seleluasa beberapa bulan ke belakang.

Yang saban hari kerja berangkat ke kantor, sambil mengantar anak sekolah, kemudian lanjut naik kereta atau bus atau ojol. Yang anak-anak di pagi buta biasa sudah mandi, kemudian sarapan ganti baju seragam dan bersiap-siap ke menuntut ilmu.

Kini, semua berubah seratus delapan puluh derajat. Berubah karena persebaran virus, yang tak kasat mata namun ada.

Kemudian gerakan "Bekerja dari Rumah", diikuti "Belajar dari Rumah" mulai diberlakukan. Siap tidak siap, suka tidak suka, menerima atau menyangkal, kita semua musti bersedia menghadapi hal yang sedemikian tidak diduga.

Belajar di Rumah Bikin Emak Melek Teknologi

Semalam, ibunya anak-anak sudah tidak bertanya ini dan itu di aplikasinya. Mulai jelang ashar, sudah mengotak-atik satu persatu tombol. Dan dengan sendirinya, dia bisa mengoperasikan sendiri, justru sekarang balik ditanya emak lain yang satu group.

"Mau nggak mau, musti memaksa diri untuk belajar," ujarnya tiba-tiba.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya mengamini pernyataan ini, bahwa saat menghadapi keterdesakanpun, sebenarnya ada hikmah yang bisa kita petik dan jadikan pelajaran. Asal kita mau belajar dan tak mengeluh, akhirnya akan bisa mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi.

Manusia ditakdirkan sebagai makhluk mulia, dikaruniai akal untuk memikirkan solusi setiap tantangan yang ada. Pun dengan wabah yang sedang berlangsung saat ini, sebenarnya banyak pelajaran yang bisa kita petik dan jadikan pekajaran.

Adalah membuka mata dan pikiran, betapa kita lemah dan betapa ada kekuatan Maha Dahsyat di luar kekuatan kita. Betapa banyak hikmah kecil berserakan, tapi kadang terabaikan karena kita kurang pandai bersyukur.

Maka hikmah kecil di keluarga kecil saya kali ini, bahwa dengan belajar di rumah emak (ibunya anak-anak) menjadi melek teknologi.

Semoga bermanfaat.

kompasiana
kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun