Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Coba Punya Asuransi, Badan Perkasa Itu Akan Terselamatkan

17 Maret 2020   06:45 Diperbarui: 18 Maret 2020   10:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi- dokumentasi pribadi

"Pokoknya, itu bapak pengin jadi juragan jeruk," celetuk tetangga.

Memang tidak serta merta keinginan itu muncul, mengingat kiprahnya di bidang pertanian tidak sebentar. Tetapi untuk komoditas jeruk, bisa dibilang belum terlalu berpengalaman.

Berbekal perhitungan dan instingnya (yang diyakini kuat), dia optimis tidak genap duabelas bulan uang yang diinvestasikan akan kembali berlipat-lipat.

Untuk mewujudkan gagasan itu, sejumlah uang dalam nominal besar dipinjam dari sebuah bank ternama. Segala sarana prasarana untuk penanaman dipersiapkan, mulai dari bibit, pupuk, perlengkapan dan segala hal terkait perawatan tanaman.

Satu dua bulan masih berjalan normal, dan semua perkembangan on the track. Optimisme yang dipupuk semakin membumbung, seirama bertumbuhnya tunas-tunas pohon jeruk.

Tetapi baru setengah jalan, tampak ada kejanggalan pada lahan perkebunan jeruk kebanggan ini. Nyaris semua tanaman diserang hama, terjadi pembusukan pada pangkal batang, disebabkan jamur  phytophthora spp, diplodia, embun tepung dan embun jelaga.

Belum sampai 36 minggu masa panen jeruk dinanti tiba, hama berhasil memupuskan asa si bapak yang tertumpu di atas sekian hektare lahan.

Benar kata pepatah, manusia hanya sebatas berusaha sedang Tuhan Maha Menentukan. Semua kalkukasl diawal berantakan, membuat empunya kalang kabut tak ketulungan.

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
Sementara utang terlanjur menumpuk, tidak ada sumber pasti untuk mengembalikan. Satu persatu barang berharga dijual, dan karena berpikir terlalu keras berdampak pada kondisi kesehatan.

Perawakannya yang semula tegap, perlahan lahan menyusut menjadi kecil dan ringkih, wajah sangarnya, kini mengesankan jauh lebih tua dari usia sebenarnya.

Saya bisa mengatakan demikian, setelah membandingkan dengan ibu saya (73 tahun), yang justru lebih gesit dan lincah dibanding bapak merana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun