"Dah, dua puluh ribu saja" suaranya lirih seolah ber-rahasia
"Enggak ah" saya bergeser menjauh.
Hujan masih deras, saya ingin membandingkan harga, kemudian membuka aplikasi ojol, ternyata ada  promo lima ribu rupiah (normal sepuluh ribu). Kalau memilih ojol ada resiko harus saya tempuh, yaitu musti berjalan beberapa ratus meter ke seberang jalan.
Beberapa penumpang lain, ternyata nekad menerobos hujan (rupanya juga mengambil ojol). Dan memantik semangat saya, mengikuti keputusan beberapa calon penumpang ojol.
Meski jaket basah sedikit tidak masalah, yang penting perasaan tenang dan mendapati angka wajar sebuah transaksi (dalam kasus ini ojol)
------
Saya dulu pernah merasakan hal yang sama, terselip rasa sungkan menanyakan harga. Bagi saya, yang pantas bertanya harga adalah ibu-ibu. Sementara suami, seperti turun gengsi kalau bertanya harga.
Padahal (bertanya harga) itu hak calon konsumen, agar saat menggunakan jasa, perasaan tenang sehingga tidak merasa tertipu.
Pernah saya "ketampol" harga makanan, meski mahal (mau tak mau) musti membayar karena kadung masuk perut. Tetapi rasa kenyang itu mendadak hilang, karena kesal dan jengkel harganya kemahalan.
Tapi saya rasa tidak ada salahnya, (baik suami atau istri) bertanya harga sebelum membeli. Semoga bermanfaat.