"Kurus juga belum jaminan bahagia kan," celetuk teman lain yang badannya gempal.
"Perut-perut gue sendiri, ngapain loe yang ribut" balas yang lain.
Saya pernah, mendengar kalimat-kalimat semacam ini. Seperti sebuah pembenaran, atas pilihan (gaya hidup) yang tengah dijalani.
Saya pribadi juga tidak ambil pusing, karena saya tidak punya andil atas biaya atau apapun untuk akibat yang dirasakan.
Tetapi beda dengan kerabat saya di kampung, karena kami pernah mengikat kesepakatan, jadi saya berhak menagih janjinya.
Sebagai kerabat, saya punya kewajiban mengingatkan, meski agak sedikit memaksa dan demi kebaikan ayah satu anak ini.
Memang tidak mudah menumbuhkan motivasi hidup sehat, kalau tidak muncul dari dalam diri sendiri. Tetapi kalau orang terdekat tidak mengingatkan, pasti akan jauh lebih susah.
Kalau belum dipertemukan dengan keadaan, yang memantik kesadaran dan menjadi moment titik balik.Â
Maka niat diet akan berhenti pada sekedar niat, tidak pernah berwujud menjadi tindakan.