Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Quality Time" Ayah dan Anak Dimulai dari Hal Receh

22 Januari 2020   05:57 Diperbarui: 22 Januari 2020   15:05 3141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar - dokpri

Pada saat ayah ketemu kemudian bilang,"Nak, ayah ada waktu satu jam, ayo kamu cerita yang penting, biar pertemuan ini menjadi quality time"---hehehehe. Ya bukan gitu ayah.

Masih menurut psikolog, quality time tidak bisa dibuat dengan formula yang baku,  pokoknya dibuat mengalir saja, dari kegiatan remeh temeh dan keseharian.

Misalnya ayah dan anak pergi ke warung bubur ayam dan makan berdua. Sambil nyendok bubur, obrolan receh bisa dimulai, dari (misal) sambelnya mau pedas atau enggak, pakai kacang atau tidak, kecap asin atau manis.

Kemudian sambil pulang naik motor, ayah ajak ngobrol tentang alasan ayah gemar makan singkong rebus karena diet. Kemudian ayah mulai rutin jalan pagi, karena badan mulai berat akibat kegemukan. begitu seterusnya dan seterusnya.

Hal-hal atau obrolan ringan selama kebersamaan, yang terkesan receh dan sepele, kalau dilakukan berulang-ulang akan menciptakan suasana cair dan berdampak pada kedekatan ayah dan anak.

dokpri
dokpri
Point quality time adalah, bagaimana menepis sekat antara ayah dan anak. Dan untuk hal demikian, ayah yang memegang kendali. Karena (dalam hal ini) ayah yang punya kepentingan, sementara anak sebagai pihak memberi reaksi.

Seru pastinya, melihat ayah ngobrol dengan anak, seperti ngobrol dua sahabat. Dan ujung-ujungnya, anak akan dekat sayang kepada ayahnya.

Terus ibu bagaimana, treatment yang sama juga bisa diterapkan oleh ibu. Dan juga bisa dilakukan ayah, kepada anak perempuan. Cuma biasanya, pendekatan kepada anak perempuan musti menyesuaikan.

Bagaimana dengan para ayah yang juga Kompasianer? Apakah kedekatan dengan lelaki jagoan, sejauh ini sudah ayah lakukan. Yuk, segera dekati buah hati. Rengkuh mereka, peluklah hatinya.

Semoga bermanfaat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun