Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Quality Time" Ayah dan Anak Dimulai dari Hal Receh

22 Januari 2020   05:57 Diperbarui: 22 Januari 2020   15:05 3141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar - dokpri

Khusus terhadap tik-tok keduanya (ayah dan anak), saya (sebenarnya) tidak terlalu fokus dengan isinya. Tetapi yang membuat saya takjub, adalah kedekatan yang dibangun si ayah kepada anaknya.

Saya membayangkan, di balik mendapatkan chemistry super keren keduanya. Pasti si ayah hebat ini, telah memulai pendekatan sejak si anak usia dini.

tangkapan layar-dokpri
tangkapan layar-dokpri
Saya benar- benar terinspirasi dengan ayah satu ini, sekali lagi bukan pada konten tik-toknya, tetapi pada kedekatan keduanya.

Dari keduanya, saya bisa melihat dan merasakan bahasa kasih sayang yang sulit diterjemahkan dengan kalimat.

Betapa Putradinata (nama anaknya) sikapnya sangat cair dan menyayangi ayahnya, hal sebaliknya juga berlaku demikian.

Ayah hebat dan penyayang, selalu ada dan dihadrikan di setiap zaman. Tinggal kita para ayah, memutuskan untuk memilih peran yang seperti bagaimana.

"Quality Time" Ayah dan Anak Dimulai dari Hal Receh

Saya pernah membaca sebuah artikel, yang ditulis oleh seorang psikolog ternama. Beliau menyampaikan dalam tulisannya, tentang cara membangun kedekatan antara ayah dan anak.

Salah satunya adalah dengan menciptakan quality time keduanya, sehingga (terutama) anak merasa nyaman bersama dengan ayahnya.

Rasa nyaman anak dengan orangtua, akan sangat efektif apabila dibangun sat anak di rentang usia emas (0- 7 tahun). Kalaupun masa itu telah lewat, misalnya anak sudah umur 10 tahun sebaiknya segera dimulai sekarang dan jangan ditunda.

Dan ayah jangan salah sangka, quaily time atau waktu berkualitas, bukan berarti waktu diisi dengan perbincangan serius kemudian terjadi tukar pendapat dan diskusi seru.

dokpri
dokpri
Pada anak yang sudah beranjak usia baligh, quality time bukan berarti harus diatur sedemikan rupa dan karena kesibukan kemudian dibuat janjian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun