Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Alasan Sebaiknya Jangan Menunda Menikah

15 Agustus 2019   07:39 Diperbarui: 15 Agustus 2019   11:15 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa produktif ini ada batasnya, seperti siang hari yang akan berangsur sore. Maka masa muda, adalah kesempatan membangun pondasi untuk masa tua. Masa tua menjadi indah, apabila ada pasangan untuk berbagi dan bersama melewati.

Menikah di usia produktif, memberi kesempatan lebih banyak belajar pada banyak hal terutama mengelola ego. Orang yang piawai mengelola ego secara berkelanjutan, niscaya menjelma menjadi pribadi bijak dalam menghadapi masalah.

  • Kekuatan Fisik Ada Batasnya 

Ketika mudik ke kampung, saya pernah iseng meloncat di ruang tengah rumah orang tua, mencoba meraih paku yang dipasang di tiang bagian atas. Saat itu saya sadar, bahwa tidak selincah dan segesit dulu, paku ditempat yang sama itu sekarang tidak bisa saya jangkau.

Persis seperti kisah ayah (saya ceritakan) di awal artikel, pada usia 40 tahun ke atas kemampuan fisik secara alai mulai menurun. Menunda menikah, sama artinya menunda punnya banyak waktu dan tenaga bermain bersama anak.

"Kasihan anakmu nanti" nasehat ibu terngiang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
  • Masa Tua (Cepat atau Lambat) Akan Tiba

Semasa SMP, saya ditunjuk sebagai panitia idul kurban. Tugasnya membagi-bagikan daging kurban, ke warga yang tinggal sekitar sekolah. Ada satu rumah letaknya agak terpisah, posisinya berada di antara sawah dan kebun.

Rumah berdinding anyaman bambu, pintunya terbuka tetapi seperti tak berpenghuni. Saya dengan dua teman mengetuk pintu, kemudian terdengar suara lirih menjawab salam.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Seorang kakek keluar, kemudian kami menyerahkan sekantong daging dan pamit. Sampai di rumah saya bercerita pada ibu, mendapatkan kabar bahwa kakek sebatang kara itu masih bujang.

Sedih ya, melewatkan masa tua dalam kesendirian. Saya yakin, si kakek membutuhkan ketahanan yang luar biasa. Usia produktifnya telah lewat, kemampuan fisik terbatas, hidup sendiri menjalani sisa waktu hingga ujung jatah umur.

------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun