Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Susah Melepaskan Barang yang Dimiliki, Apakah Pertanda Kita Pelit?

1 Juli 2019   07:06 Diperbarui: 2 Juli 2019   20:21 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: navarra.elespanol.com

Kompasianer, pernah dong bersih-bersih barang di rumah (entah pakaian, tas, mainan anak dan sebagainya). Barang yang sudah pernah dipakai sengaja disimpan, untuk berjaga-jaga kalau suatu waktu bisa digunakan lagi. 

Mulai dari barang yang harganya lumayan mahal, semisal koper, tas, sepatu, kaos, baju, sweater dan lain sebagainya, sampai barang yang harganya receh alias murmer seperti gantungan kunci, magnet tempelan kulkas, stiker kertas dan sebagainya. Semua barang dijadikan satu dalam satu tempat, dan tau-tau pas diberesin sudah dalam hitungan tahun.

Pakaian dengan aneka corak dan warna, begitu enggan dipindah tangan, berjaga-jaga kalau ada undangan ke satu acara, kemudian diminta memakai dress code tertentu, maka koleksi baju yang sudah dimiliki bisa dijadikan pilihan.

Ada seorang teman (ibu muda) bercerita, pernah membeli satu baju dan saking banyaknya baju yang sudah dipunyai, yang baru dibeli belum sempat dipakai sama sekali. Teman ini baru sadar, setelah membongkar lemari dan mendapati baju lama tersebut.

Ada contoh lain lagi nih, kalau kita membeli satu barang tertentu, biasanya ada yang di-packing bagus dengan kotak yang terbuat dari karton tebal dan bahannya glowing, rasanya sayang banget kotak ini kalau dibuang. 

Sangat pantas kalau dipakai buat kado, nanti kalau ada acara (misal) ulang tahun keponakan atau anak sahabat atau kawan dekat, kardus keren bisa digunakan sebagai tempatnya.


Saya pernah melihat kotak kado yang baru, dijual di toko buku ternama, kotak yang ukuran medium dibandrol harga cukup mahal (hampir 50 ribuan). Lumayan juga kan, sudah punya kotak bagus, sewaktu-waktu dibutuhkan si ayah atau ibu tidak perlu membeli.

Itu baru kotak kado lho, ada lagi plastik yang didapat setelah belanja dari (misal) toko roti ternama, atau gerai busana terkenal. Plastik yang tebal warnanya keren dieman-eman, daripada dibuang akhirnya dilipat rapi, dikumpulkan dengan plastik bagus lainnya, menumpuk dalam satu kantong tersendiri.

kotakhantaran.com
kotakhantaran.com
Kalau mau diteruskan, masih banyak barang lainnya, seperti tote bag (bekas tempat goody bag) yang terbuat dari kain bagus, pulpen atau alat tulis yang bentuknya unik, notes atau buku sponsor produk yang ada spiral atau samaknya, mug promosi yang berbetuk unik, tumbler, termos mini, tempat pensil, pouch, celemek dan sebagainya dan sebagainya.

Ada lagi barang rusak (bekas pakai) yang kalau disimpan menyita tempat, misalnya kipas angin, tape recorder jadul (sekarang sudah nggak ada), kaset lagu-lagu, raket badminton, bola basket, sepeda, koper yang didapat dari umroh atau naik haji, dan lain sebagainya. Belum lagi barang milik anggota keluarga yang lain, menumpuk di satu tempat sampai menjulang.

Coba itu aneka barang, setiap dapat yang baru ditumpuk dan terus ditumpuk, lama-lama menggunung sampai gudang terasa sesak. Setiap masuk ke gudang, sayang kalau dibuang, (lagi-lagi alasan dikemukakan) untuk berjaga-jaga kalau sewaktu-waktu dipakai lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun