Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Jangan Sepelekan Utang dengan Saudara!

16 Juni 2019   07:16 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:31 4740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

------

Kompasianer,  mungkin pernah mendapati kasus (atau pernah berhadapan dengan)  orang yang berutang tapi susah membayar. Sampai (kita)  orang yang berpiutang, malas nagih karena saking susahnya. Sementara yang punya utang,  ngeles kesana kemari atau pura-pura lupa,  menganggap yang diutangi merelakan uangnya tidak dibayar.

Utang tetaplah utang, semua yang dipinjam (sesuai akad di awal)  musti dikembalikan. Tidak ada alasan atau pembenaran,  bagi orang yang tidak punya niat untuk mengembalikan utang. (meskipun saudara sendiri)

Utang dengan orang lain,  berakibat pada hilangnya kepercayaan dan turunnya kredibilitas si pengutang. Utang kepada saudara,  lebih lebih lagi,  selain hilang kepercayaan dan turun kredibilitas,  akan berdampak pada renggangnya jalinan persaudaraan. 

Dampak utang ke orang lain memang tidak bagus apalagi utang ke saudara, berpotensi menyebar ke saudara lain, menimbulkan stigma tidak baik pada si pengutang. 

Dalam jangka panjang, masalah terjadi akibat utang tidak dibayar akan bertumpuk tumpuk dan lebih parah. Misalnya,  menyoal urusan pembagian warisan orangtua, serta urusan lain terkait keluarga. 

Jangan Sepelakan Utang Kepada Saudara


Lebaran tahun ini,  ada satu saudara jauh, terhitung nyaris sewindu sama sekali tidak pulang kampung (tepatnya tidak berani pulang kampung) . Lebaran dan sungkem ke orangtua,  dilakukan melalui sambungan telepon. 

Sementara untuk lebaran ke saudara, juga bertukar kabar melalui medsos atau japri via watsup. Sebenarnya syah-syah saja,  tapi menurut saya tetap kurang afdhol. 

Apalagi,  kalau orangtua sudah sepuh, sebaiknya waktu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, lebaran diusahakan datang agar bisa bersimpuh secara langsung. Pun kepada saudara, jangan sampai hubungan putus akibat ulah sendiri.

Masalah utang piutang rupanya menjadi pemicu, sehingga hubungan persaudaraan menjadi terganggu. Pihak berpiutang,  mungkin posisinya serba salah, kalau ditagih jatuhnya saudara dan sudah ditagih nyatanya terus berkelit. Kalau tidak ditagih,  namanya duit berapapun tetap kita butuh untuk memenuhi kebutuhan ini dan itu. 

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun