Ada yang asli Jakarta masih tinggal serumah dengan orangtua, ada yang sama-sama anak rantau, ada juga yang berasal dari tanah seberang.
"Anak mana saja, asal kamu sreg, ibu setuju" pesan itu terngiang.
Tapi namanya jodoh datangnya memang tidak bisa ditebak, diantara sekian banyak teman perempuan di kantor, tidak ada satupun yang akhirnya saya ajak melangkah ke pelaminan.
Ada saja alasannya dikemukakan, yang mau balikan dengan mantan sebelumnya, ada yang sudah dijodohkan orangtua dan berbagai alasan lain untuk sekedar menolak.
Dari sekian banyak alasan, jawaban"Kamu terlalu baik untuk aku" benar-benar membuat saya sebal --hehehe--- untuk sebuah penolakan.
Ngeyel !! -- Sikap satu ini, memang cukup membuat kesal. Kebenaran ucapan sobat sekaligus teman kost akhirnya saya buktikan, memang perempuan pernah saya incar ternyata suka ngeyel (bahkan berlebihan).
Hanya dengan lima sepuluh menit saja ngobrol, teman perempuan ini tampak memaksakan ini dan itu, saya pernah sekali direpotkan dan membuat saya kapok berinteraksi dengannya.
Saya lebih suka meminimalisir, berurusan dengan teman yang suka ngeyel, ngobrol seperlunya saja menghindari pinjam barang atau lainnya.
Orang ngeyel (biasanya) cenderung egois, saya amati relatif susah untuk mendengar dan menerima pendapat orang lain atau mengakui bahwa orang lain benar.
Orang ngeyel biasanya tidak peduli dengan perasaan orang lain, yang penting hajatnya terpenuhi dan keinginannya tercapai. Benar juga pendapat teman, ketika saya perhatikan teman yang suka ngeyel, meskipun cantik akan merubah sikap lawan bicara.