Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Hijrah Musisi Ihsan Nurrachman

29 Mei 2018   09:16 Diperbarui: 29 Mei 2018   09:48 2247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hati ini bukan tempat untuk dunia. Dunia untuk digenggam bukan dimasukkan ke hati. Ketika saya masukkan agama, saya memasukkan Allah, saya merasakan ketenangan" Ihsan Nurrachman.

Bagi Kompasianer -- terutama angkatan 80- 90an *sambilnunjukdirisendiri -- , mungkin belum atau kurang familiar dengan Ihsan Nurrachman. Tapi kalau disebut, band Peterpan kemudian berganti  'Noah', saya yakin sudah tidak asing. Memang  nama sang vokalis, yang identik dengan group band besar ini. Tak hanya karya musik, kehidupan pribadi Ariel sempat menjadi sorotan publik (tapi artikel ini tidak sedang membahas Ariel)

Belakangan saya tidak terlalu mengikuti perkembangan musik, --faktor umur juga kali ya, hehehe--, lagu-lagu hapalan saya mentok, di kisaran pertengahan tahun 90 an. Meski saya tahu nama band Noah, saya tidak hapal lirik -- secara lengkap -- bahkan dari judul lagu paling ngetop band ini.

Saya pengagum, pribadi-pribadi yang rindu cahaya. Sebagai manusia dengan banyak dosa, saya ingin menimba ilmu dan inspirasi, dari orang-orang yang menemukan kesejatian. Para penempuh jalan sunyi, jauh dari gemerlap sanjung puji.

Sampai satu waktu, membuka tayang ulang --di youtube -- satu acara acara di sebuah stasiun televisi swasta. Saya menyimak kisah Ihsan Nurrachman, beliau eks additional player group band Noah. Tercatat memiliki kontribusi besar pada beberapa judul lagu Noah, diantaranya ' Separuh Aku' dan 'Tak Sama Lagi.'

Bermula dari tayangan di youtube ini, saya lanjut stalking ke akun medsos ayah dua anak ini. Menyusuri wall medsos Ihsan Nurrachman, membuat saya malu dengan laman medsos sendiri. banyak posting hal kurang bermanfaat. Beberapa cuitan dan quote diposting, mencerahkan dan menentramkan pembacanya. Ketika 'Tebar Hikmah Ramadan' Kompasiana mengangkat tema sosok inspiratif bulan Ramadan, terbetik ide mengangkat Ihsan Nurrachman. --- semoga kang Ihsan berkenan, sudah saya coba DM (DM tidak diaktifkan).


-00o00-

(kisah berikut dikisahkan ulang dari tayangan youtube, dengan bahasa saya sendiri)

Sedari kecil Ihsan sudah akrab dengan musik, tak heran kalau bercita-cita menjadi artis terkenal. Keinginan itu dibarengi dengan latihan keras, kemudian mulai bermain gitar di Kafe. Langkah terang di dunia musik mulai dipijak, ketika didapuk sebagai additional player Band Laluna, Numata, hingga beralih ke Peterpan.

Saya bisa membayangkan, bagaimana sibuknya band Noah termasuk Ihsan di dalamnya. Sebagai band papan atas, sederet jadwal manggung pasti sudah antri sampai belasan bulan kedepan. Saya pernah baca berita, dalam satu hari Noah Konser di 5 negara 2 benua.

Di tengah gemerlap panggung musik, Ihsan berpikir seberapa lama sebuah karya bisa bertahan. Sekelas The Beattles yang levelnya dunia, karya-karyanya bertahan dalam hitungan paling dua generasi. Ihsan yang merasa dirinya cuma addtional player, bertanya apa legacy nya terhadap dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun