Mohon tunggu...
Agung Kusuma
Agung Kusuma Mohon Tunggu... -

sedang mengejar mimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi-Ahok dan Bhineka Tunggal Ika

5 September 2012   04:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:54 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah keberadaan Ahok sebagaipasangan Jokowi menjadi hambatan dalam Pilkada DKI. Antara Ya dan Tidak. YA, karena bisa saja ajakan-ajakan memimpin pemilih “seiman” yang dimunculkan kubu Foke-Nara efektif untuk mengarahkan pilihan. TIDAK, karena banyak juga yang memandang bahwa percuma saja seiman tetapi korup dan tidak amanah.

Apakah hal ini tidak terantisipasi dari awal sehinggatidak sejak dulu-dulu tidak memilih pasangan Ahok? Saya rasa tidak, bahkan boleh jadi ini merupakan strategiuntuk mewujudkan visi-misinya yang mulia, misalkan untuk menyatukan antara etnis keturunan Tionghoa yang populasinya banyak dengan penduduk pribumi.

Saat ini jurang social antara etnis keturunan Tionghoa dengan penduduk pribumiterlihat sangat menganga terutama di kelas bawah. Kita bisa melihat toko/perusahaan milik pengusaha China bertaburan hampar di seluruh pelosok Jakarta. Dan pegawai-pegawainya adalah warga-warga pribumi. Konfigurasi Jokowi-Ahok sungguh sangat merefleksikan kedua kubu tersebut. Perbedaannya adalah di tingkat ini, yang etnis keturunan menjadi pembantunya pribumi.

Namun demikian, meskipun terjadihubungan saling menguntungkan antar keduanya sepertinya hanya sebuah hubungan yang dipaksakan. Di luar itu keduanya adalah kubu yang saling curiga dan sentimen. Kita tentu ingat tragedi reformasi belasan tahun lalu yang tiba-tiba saja pengusaha China menjadi sasaran, padahal tema perjuangan saat itu adalah menumbangkan orde baru.

Saya berpikiran SANGAT POSITIF, mudah-mudahan di balik komposisi yang tidak ideal menurut umum itu ada niat mulia untuk menyatukannya dalam sebuah wadah yang bernama NKRI. Jika memang demikian, saya menilai Jokowi bahkan layak untuk memimpin negeri ini.

Namun jika tidak ada niatan seperti itu atau gagal mewujudkannya, bukan tidak mungkin pasangan itu akan pecah dengan sendirinya jika terpilih nanti. Ini tiba-tiba menjadi sangat penting karena menyatukan keduanya tidak cukup dengan keinginan pemimpinnya, juga keikhlasanwarganya untuk bersatu secara seutuhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun