Mohon tunggu...
Ahmad Agung
Ahmad Agung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Ikhlas dengan Cara Mendahulukan Kaki Kanan Saat Masuk Masjid

19 Oktober 2017   20:26 Diperbarui: 19 Oktober 2017   20:38 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebanyakan kita saat melakukan kebaikan kita masih ada rasa ingin dipuji oleh orang lain, saat kita mendapatkan pujian itu kita merasa senang dan puas, bahkan kita kadang memang niat melakukan ibadah atau kebaikan hanya untuk dapat dipandang baik oleh orang lain, padahal ada pepatah  mengatakan bahwa saat tangan kanan melakukan kebaikan, tangan kiri jangan sampai mengetahuinya. Disini artinya bahwa saat kita melakukan kebaikan atau ibadah jangan sampai kita memamerkanya, bahkan keteman dekat sekalipun. 

Memang melatih diri untuk ikhlas itu tidak mudah, tapi kita bisa melatihnya dengan mengerjakan kebaikan atau ibadah-ibadah yang kecil dahulu namun dengan rasa yang ikhlas. Karena percuma kita melakukan sholat satu hari satu malam atau sedekah ke anak yatim tapi dengan niat agar dapat pujian dari orang lain.

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (450 H --505 H) atau lebih kita kenal sebagai Imam Al Ghazali atau Al Ghazali, adalah seorang Guru Sufi, filosof dan teolog muslim Persia (Iran), yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan yang tidak diragukan lagi soal ibadah serta ketaqwaanya kepada Allah, Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia Ia sangat dihormati karena keluasan ilmunya. Banyak sekali karya besarnya, antara lain : Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama) ygmerupakan karyanya yang terkenal; Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan); Misykah al-Anwar ; Maqasid al-Falasifah; Tahafut al-Falasifah; Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul; Mi`yar al-Ilm;. 

Namun setelah Imam Ghazali wafat ada seorang ulama yang merupakan sahabat Imam ghazali bermimpi, didalam mimpinya beliau bertemu dengan Imam ghazali dan bercakap dengan beliau, sang ulama bertanya "Gerangan apakah sampai engkau ditempatkan Allah ditempat yang paling baik itu ? Apakah itu karena kealimanmu dan banyaknya kitab-kitab bermanfaat yang telah kau tulis?" tanya sahabatnya.Al-Ghazali menjawab, 

"Tidak, Allah memberiku tempat yg terbaik, hanya karena pada saat aku menulis aku memberikan kesempatan kepada seekor lalat untuk meminum tintaku karena kehausan. Aku lakukan itu karena aku sayang pada makhluk Allah. ". Dari kisah ini kita dapat hikmah bahwa kebaikan sekecil apapun akan dibalas oleh Allah SWT asalkan dengan rasa ikhlas tanpa mengharapkan pujian dari orang lain.

Disini kita bisa belajar untuk ikhlas,dan kita bisa melakukannya dengan hal-hal yang kecil dahulu, seperti  yang biasanya kita anggap remeh dan tak patut dipamerkan ke orang lain, contoh, masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan, pasti kita menganggap bahwa mendahulukan kaki kanan saat masuk ke masjid adalah hal yang sepele, tapi itu merupakan adalah hal yang sering dilakukan oleh Rasulullah tapi sering kali kita melupakannya. 

Dan saat orang mengetahui hal itu pasti dianggap biasa saja dan pasti tidak ada pujian akan hal itu, bahkan saat kita memamerkannya sekalipun ke orang lain. jadi disini kita bisa leluasa melakukannya tanpa takut diketahui orang lain supaya tidak terjadi riya'.contoh lagi yaitu, makan atau  minum sambil duduk,disini kita tidak bisa pamer dan riya',namun meskipun kebaikan ini dianggap kecil,namun saat kita melakukannya dengan ikhlas tanpa ada niatan untuk mendapat pujian dari orang lain dan istiqomah.insyaAllah kita mendapatkan syafaat dari Nabi karena menjalankan sunnahnya dan mendapat ridho dari Allah SWT,

dan siapa tahu dengan kita melakukan hal itu , bisa mempermudah jalan kita menuju  kesurga seperti yang dilakukan oleh imam Ghazali yang masuk surga karena ikhlas menunggu lalat yang meminum tintanya saat beliau menulis, sampai lalat itu kenyang.

               

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun