Sebagai contoh, petani kopi di daerah pegunungan atau nelayan di wilayah pesisir sering tidak mengetahui harga pasar yang berlaku di kota besar. Akibatnya, mereka kerap menjual hasil produksinya dengan harga rendah kepada tengkulak. Sementara itu, pelaku usaha di daerah lain yang memiliki akses internet lebih baik dapat memanfaatkan platform digital seperti marketplace atau media sosial untuk menjangkau pasar nasional bahkan internasional.
Dengan demikian, ketimpangan digital bukan hanya persoalan teknologi, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial yang memperlebar kesenjangan kesejahteraan antarwilayah.
4. Faktor Penyebab Ketimpangan Digital di Papua
  Beberapa faktor utama penyebab ketimpangan digital di kawasan pedesaan Papua antara lain:
Hambatan Geografis -- Kondisi alam Papua yang terdiri dari pegunungan terjal dan pulau-pulau kecil membuat pembangunan infrastruktur jaringan menjadi mahal dan sulit dijangkau.
oKeterbatasan Infrastruktur -- Tidak semua wilayah memiliki jaringan listrik yang stabil atau sinyal telekomunikasi yang kuat.
Rendahnya Literasi Digital -- Banyak masyarakat pedesaan yang belum terbiasa menggunakan perangkat digital dan belum memahami manfaat ekonomi dari teknologi internet.
Biaya dan Akses Perangkat -- Harga smartphone, komputer, dan kuota internet masih tergolong mahal bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Keterbatasan Modal dan Dukungan Teknis -- Minimnya pelatihan dan pendampingan membuat masyarakat kesulitan mengelola usaha digital secara mandiri.
4. Upaya Pemerintah dan Solusi yang Ditempuh
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi ketimpangan digital di Papua. Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pembangunan Palapa Ring Timur dan penyediaan VSAT di ratusan desa terus digencarkan untuk memperluas jaringan internet. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan Program Desa Digital yang bertujuan untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital di tingkat desa, termasuk pelatihan literasi digital bagi masyarakat.