Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berhaji dengan Senang Hati (Bagian Ketiga - Hati-hati Serbuan Penyakit)

2 Juni 2022   09:23 Diperbarui: 2 Juni 2022   09:38 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khusus jamaah berpenyakit risiko tinggi (risti) saat kedatangan di Bandara Internasional Jeddah akan masuk pintu khusus yang berbeda dari jamaah lain (Dokpri)

Risiko tinggi atau risti yang disebut saat berhaji atau umrah ini biasanya terkait penyakit yang diderita jamaah. Pengalaman kami saat berhaji tempo hari, dalam satu kelompok ada dua orang yang sudah dipasang ring jantung lebih dari satu biji. Ada yang wajib minum obat pengencer darah beberapa orang. Ada yang wajib disuntik insulin. Ada yang ke mana-mana harus membawa inhaler pelega napas.

Ini sebenarnya tidak hanya dialami oleh orang tua saja. Bahkan beberapa yang masih tampak muda pun sebenarnya juga tak jarang masuk kategori risti. Saat berhaji, jika peraturan belum ganti, yang paling berisiko tinggi akan diminta mengenakan gelang berwarna merah. Yang sedang---ini biasanya berusia lebih muda tapi sudah kena penyakit berat---diberi warna kuning. Yang tergolong rendah risiko tapi tetap harus diperhatikan gelangnya hijau.

Jika terdeteksi penyakit, ini harus benar-benar ekstra perhatian. Jangan sampai saat kita dititipi jamaah, kita tak tahu harus melakukan apa yang sesuai dengan petunjuk kesehatan yang diberikan. Saat tes kesehatan, ini akan diberikan detail riwayat sakitnya. Karena itu, jangan lupa juga untuk mengetahui lebih lanjut sakit apa dan tindakan pencegahan apa yang harus diberikan pada orang tua tersebut.

Berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan terkait dengan risiko penyakit yang diderita:

  • Jangan sungkan tanya secara detail riwayat sakit. Biasanya, karena kenal belum terlalu lama---bagi yang menerima titipan bukan dari keluarga sendiri---cenderung agak sungkan untuk bertanya tentang kondisi kesehatannya. Tapi ini WAJIB untuk diketahui. Sebab, dari penyakit yang dideteksi sejak dini bagaimana penanganan dan pencegahannya, akan memudahkan saat mendampingi.

  • Jangan ragu untuk bertanya soal obat. Jika jamaah dititipkan pada kita, biasanya bawaannya pun kita yang akan membantu membawa. Saat masuk ke bandara, beberapa obat ada catatannya agar bisa masuk ke pesawat. 

  • Kontrol obat ini penting agar jangan sampai saat di bandara tujuan, mereka dilarang masuk atau lama mengantre karena harus cek daftar obat yang memang sering kali diberikan harus dengan petunjuk dokter. Sekadar info, biasanya ini saat pertemuan-pertemuan awal akan dimintakan daftar isian dokumen sehingga tidak merepotkan.

  • Lebih baik jujur sejak awal. Ini maksudnya bertanya pada keluarga, kebiasaan apa yang mungkin kadang terasa---maaf---menjijikkan yang muncul dari efek penyakit atau kondisi diri orang tua tersebut. Misal, pipisnya bau, mudah mual dan muntah, sampai kebiasaan buang air besarnya.

Yang jelas, saat sudah berhubungan dengan orang tua, jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain. Jika kebetulan tidak ada teman yang bersedia---atau mungkin sama-sama sudah harus menjaga orang tua yang lain---coba "tempel" petugas kesehatan agar bisa lebih mendapat prioritas jika terjadi apa-apa.

Oh ya, itu yang berhubungan dengan saat kita menjaga mereka. Selain itu, Anda sendiri sebagai pendamping juga harus menyiapkan diri:

  • Tubuh harus dijaga kesehatannya. Minum vitamin sangat dianjurkan agar jangan sampai di sana kita mudah sakit akibat perbedaan cuaca.

  • Gunakan pelindung agar tidak mudah tertular sakit. Semaksimal mungkin kita berusaha mengurangi kemungkinan tertular aneka penyakit yang berpotensi mengganggu aktivitas kita.

  • Tahu ukuran kesehatan diri dan jangan memaksa. Jika sudah merasa ada potensi sakit---biasanya flu atau kepanasan (dehidrasi)---lebih baik segera berobat atau istirahat sejenak.

  • Jangan memaksakan diri karena mengejar pahala. Ini tidak salah. Tapi jangan sampai juga saat ibadah wajib tubuh terlalu letih karena melayani jamaah lain. Anda sendiri yang tahu ukuran standar kesehatan diri sendiri. Waspada dan jangan sungkan untuk minta waktu istirahat sejenak dari orang yang Anda dampingi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun