Mohon tunggu...
Agnes ClaudiaSuwandi
Agnes ClaudiaSuwandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa arsitektur yang hobi mendengarkan musik dan travelling. Saya tertarik pada konten Arsitektur dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ambis dalam Akademis Saja Tidak Asik

18 Desember 2023   20:37 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:06 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transisi dari siswa menjadi mahasiswa tentunya menjadi suatu hal yang menimbulkan perasaan semangat dan antusias untuk mempelajari banyak hal sejak awal perkuliahan bukan? Energi baik di awal ini bisa dialokasikan dengan mengikuti berbagai kegiatan, organisasi, sayembara, dan perlombaan karena mungkin beberapa anak malah memiliki keunggulan di bidang non akademis. Menurut saya, sebagai mahasiswa baru jangan terlalu pasif dan hanya berambisi pada nilai akademis saja untuk mendapat IPK yang baik. 

Melainkan, berani berprestasi serta mengeksplorasi kemampuan yang mereka punya. Dengan begitu, mahasiswa baru dapat mengambil kesempatan dalam mengembangkan keterampiran soft skill mereka. Selain itu, dapat menjadi nilai tambah dalam CV (Curriculum Vitae) yang dapat meningkatkan kualifikasi diri saat melamar pekerjaan di masa depan.

Pada artikel berjudul "Pentingnya Soft Skill Bagi Mahasiswa" Nilai bagus atau IPK yang tinggi saat kuliah akan percuma jika mahasiswa tidak menguasai soft skill. Demikian jelas Surya (2022). Kebebasan dan kemandirian yang diperoleh ketika menjadi mahasiswa harus dimaksimalkan melalui berbagai kegiatan positif yang menantang sekaligus menyenangkan yaitu mengambil kesempatan dalam mengembangkan keterampiran soft skill. 

Saat ini, saya sendiri tergabung dalam beberapa kegiatan seperti unit kegiatan mahasiswa dan kepanitiaan. Bersamaan dengan perjalanan akademis, saya belajar untuk lekas beradaptasi, memanejemen waktu, berbicara di depan umum, kepemimpinan, empati, kerja sama dalam tim, dan memecahkan masalah. Dampaknya, saya menjadi lebih menghargai orang dan waktu, menyelesaikan tugas dengan efektif, serta memupuk rasa tanggung jawab dalam diri. Hal-hal tersebut tidak diajarkan dalam mata kuliah, maka jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Selain itu, dilansir dari Flex Jobs, studi dari Harvard Business School (2017) menemukan bahwa 37% recruiter menilai pengalaman sebagai kualifikasi paling penting yang harus dimiliki pelamar, bukanlah pendidikan. Temuan ini menekankan pentingnya pengalaman praktis dan penerapan langsung keterampilan dalam lingkungan kerja. 

Dengan demikian, di era sekarang, pekerja tidak hanya dituntut untuk memiliki soft skill, tetapi juga untuk membangun pengalaman kerja yang relevan. Aktivitas di luar perkuliahan, seperti magang, partisipasi dalam organisasi, serta mengikuti sayembara atau lomba, dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis dan membangun jejaring profesional. Sertifikat dan pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan tersebut dapat menjadi nilai tambah dalam CV (Curriculum Vitae) yang signifikan dalam meningkatkan kualifikasi diri saat mencari pekerjaan.

Praktisi pengembangan SDM, Audi Lumantoruan, mengungkapkan IPK memang menjadi penilaian awal terhadap kompetensi karyawan “Percuma saja pintar dan kompetensinya bagus, tapi tak lolos administrasi hanya karena IPK tak memenuhi syarat,” ujarnya. (Kompas,2022). Menurut saya, IPK tinggi penting untuk menunjang kelulusan kuliah. Namun, ketika sudah terjun di dunia kerja, IPK tinggi hanya sebatas saringan awal agar hanya kandidat yang benar-benar berkualitas saja yang dapat maju ke tahap wawancara.

Nilai IPK yang tinggi diasumsikan menandakan kita sukses memahami teori dan aplikasi jurusan kita dengan baik. Untuk sejumlah posisi pekerjaan yang mengutamakan keahlian secara spesifik, hal ini bisa dibilang cukup penting. Namun, IPK tinggi tidak terlalu menjadi tolak ukur orang tersebut di terima dalam suatu institusi, karena kebanyakan setelah lolos seleksi administrasi pada tahap wawancara pengalaman dan soft skill pelamarlah yang dinilai. Masih banyak perusahaan yang tidak mementingkan IPK melainkan pengalaman kerja atau soft skill seseorang.

Sebagai mahasiswa baru saatnya memaksimalkan peluang yang ada di dunia perkuliahan dengan mengeksplorasi kemampuan dan berprestasi, bukan hanya untuk memperoleh nilai tinggi, melainkan juga untuk mengembangkan keterampilan soft skill.

Meskipun IPK tinggi penting, keberhasilan dalam dunia kerja lebih ditentukan oleh pengalaman dan soft skill, Pentingnya pengembangan aspek ini selama masa kuliah. Melalui partisipasi dalam kegiatan non akademis mahasiswa dapat memaksimalkan pembelajaran praktis. Proses ini tidak hanya melibatkan adaptasi dan manajemen waktu, tetapi juga memngembangkan berbagai aspek keterampilan seperti, kepemimpinan, empati, kerja sama tim, dan pemecahan masalah. Dengan begitu, mahasiswa dapat menghasilkan dampak positif untuk diri sendiri menjadi SDM yang berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun