Strategi Inovatif Fore Coffee dalam Pengembangan Usaha Baru, Sumber Pendanaan, dan Pertumbuhan Usaha untuk Mendorong Loyalitas dan Revisit Konsumen
Penulis: Agnifa Isna Hafizha & R. Endy Gunanto Marsasi
Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan bisnis Food and Beverage terkhusus pada Coffee Shop di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jumlah coffee shop di Indonesia terus meningkat angkanya di setiap tahunnya. Dengan adanya peningkatan jumlah coffee shop tersebut, menyebabkan adanya persaingan yang ketat antar sesama bisnis coffee shop. Maka, pelaku usaha coffee shop harus melakukan inovasi agar bisnis coffee shop mereka dapat terus berkembang dan bersaing di tengah pasar yang kompetitif. Inovasi yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis yaitu dengan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi, sebab konsumen saat ini sangat erat dengan kedua hal tersebut. Selain itu, pelaku coffee shop juga harus mengembangkan strategi inovatif mereka agar para konsumen tetap kembali mengunjungi atau membeli varian kopi yang mereka tawarkan, serta mendorong keloyalitasan para konsumen akan varian menu yang mereka tawarkan. Salah satu coffee shop Indonesia yang secara berkala melakukan berbagai strategi inovatif yaitu PT Fore Kopi Indonesia.
Dalam menghadapi persaingan yang kompetitif di lingkup industri coffee shop, Fore Coffee melakukan strategi inovatif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan digitalisasi yang semakin canggih. Langkah tersebut menjadi langkah inovasi yang dilakukan oleh Fore Coffee untuk bersaing dengan para kompetitornya yang telah lebih dulu masuk ke industri Food and Beverage terutama Coffee Shop. Selain itu, strategi inovasi dari Fore Coffee juga memanfaatkan digitalisasi, terbukti dengan adanya ForeCoffee Apps yang memudahkan para pembeli atau pelanggan untuk memesan menu-menu yang ditawarkan oleh Fore Coffee secara online dan efisiensi waktu pelanggan untuk tidak mengantri terlalu lama. Fore Coffee tidak hanya melakukan inovasi pada proses pelayanan mereka, tetapi juga melakukan inovasi pada varian menu-menu yang akan mereka tawarkan. Sebagai contoh yaitu dibukanya outlet Flagship pertama Fore di Yogyakarta dan adanya Fore Deli yang menawarkan produk makanan yang diluncurkan secara musiman. Pembukaan outlet dan diluncurkannya produk tersebut membuat Fore Coffee berhasil membukukan EBITDA positif pada tahun 2021 dan menjadi cabang dengan penjualan tertinggi. Hal itu membuktikan bahwa konsumen tertarik dengan inovasi teknologi digitalisasi dan inovasi pada produk yang dilakukan oleh Fore Coffee. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman & Marsasi (2025), yang menyatakan bahwa konsumen akan cenderung bersikap positif terhadap suatu merek, apabila konsumen mempersepsikan nilai-nilai tinggi, seperti harga yang kompetitif, layanan yang cepat, keberagaman menu, dan pengalaman pelanggan yang baik. Dimana, Fore Coffee memiliki harga yang kompetitif mulai dari Rp 20.000-an, pelayanan yang cepat, dan keberagaman menu yang dimiliki oleh Fore Coffee. Strategi inovasi yang dilakukan Fore secara terus-menerus dan mengikuti perubahan pasar, menyebabkan perkembangan Fore Coffee semakin pesat. Hal tersebut dibuktikan bahwa pada tahun 2022 Fore Coffee melakukan ekspansi hingga skala 55 persen dan pada tahun 2024 mengoperasikan 217 outlet di seluruh Indonesia. Perkembangan tersebut tentunya tidak terlepas dari strategi inovasi yang dilakukan oleh Fore Coffee baik dari penciptaan menu baru hingga pemanfaatan teknologi digitalisasi. Hal tersebut, selaras dengan teori yang menyatakan tentang inovasi oleh Bessant & Tidd (2015), dimana inovasi merupakan suatu proses dalam pengembangan usaha, peluang dalam sumber pendanaan untuk bisnis terus melakukan inovasi, dan mendukung proses pertumbuhan bisnis agar dapat bersaing secara kompetitif.
Strategi Fore Coffee dalam Pengembangan Usaha Baru untuk Mendorong Loyalitas dan Revisit Konsumen
Fore Coffee dalam mendorong maupun membangun loyalitas dan revisit konsumen, mereka menyusun strategi inovatif dalam proses pengembangan usaha baru mereka yang tentunya juga diselaraskan dengan tren pasar saat ini. Berdasarkan materi kuliah 10 yaitu chapter 13 “Developing Business and Talent Through Corporate Venturing” tepatnya slide 9 dengan sub materi “Definition Stage” yang menjelaskan mengenai tahapan dalam menciptakan lingkungan yang mendorong ide-ide baru untuk pengembangan usaha dalam mendukung peningkatan loyalitas dan revisit konsumen, sangat tepat untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usaha dari Fore Coffee.
Dalam proses pengembangan usaha Fore Coffee sangatlah penting agar dapat bersaing dengan para kompetitornya. Fore Coffee dianggap dapat bersaing dengan para kompetitornya apabila mereka mengembangkan usaha mereka dan mendorong terciptanya loyalitas yang tinggi dan revisit konsumen. Bisnis coffee shop seperti Fore Coffee dalam pengembangan usaha, mereka harus dapat memperhatikan tahapan pada penciptaan ide-ide baru dan mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha mereka (Bessant & Tidd, 2015). Salah satunya dalam proses penciptaan ide dan identifikasi peluang yaitu mengenai segmen pasar dari Fore Coffee tidak hanya lagi untuk anak muda, akan tetapi untuk semua kalangan baik anak kecil hingga orang tua. Fore Coffee memiliki peluang untuk mengembangkan segmen pasar mereka, karena saat ini penikmat kopi bukan lagi dari kalangan anak muda terutama Gen Z, akan tetapi kalangan anak kecil dan orang tua seperti Gen Alpha dan Gen Millennial. Maka, dari itu Fore Coffee meluncurkan atau menciptakan Fore Junior yang merupakan menu-menu kopi yang telah dibuat khusus untuk kalangan anak kecil berusia 5 hingga 13 tahun. Sehingga, dengan adanya Fore Junior ini akan memperluas jangkauan segmen pasar dari Fore Coffee dan mendorong revisit konsumen khususnya orang tua yang mengizinkan anak mereka menikmati kopi yang telah dibuat secara khusus untuk kalangan anak kecil. Dengan memperhatikan tahapan tersebut, Fore Coffee dapat meningkatkan loyalitas dan mendorong revisit konsumen. Orang Tua akan mempertimbangkan persepsi risiko apabila anak mereka akan menikmati kopi, tetapi dengan adanya Fore Junior yang dibuat khusus formulanya untuk anak kecil, maka orang tua akan percaya bahwa menu-menu Fore Junior akan aman untuk anak mereka. Hal tersebut akan mempengaruhi niat beli seseorang yang nantinya akan mempengaruhi revisit konsumen dan loyalitas konsumen. Selaras dengan penelitian Maulana & Marsasi (2024), yang menyatakan bahwa persepsi risiko akan mempengaruhi perilaku konsumen, hal itu dikarenakan seseorang dalam proses membeli akan mempertimbangkan risiko yang kemungkinan akan terjadi.
Selain itu, tahapan berikutnya yaitu melakukan evaluasi peluang baru. Fore Coffee meluncurkan Fore Experience di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Konsep yang berbeda dari sebelumnya, karena konsumen atau pelanggan dapat menikmati kopi specialty dan menu dessert lainnya, serta ruang venue yang lebih luas dan terbuka. Hadirnya Fore Experience pasca Fore Coffee mencatatkan saham perdananya di IPO, menunjukkan bahwa Fore berkomitmen dalam mengembangkan usaha dan membangun kedekatan dengan pelanggan lebih kuat lagi. Fore Experience bukan hanya ekspansi saja, namun juga menjadi simbol transformasi Fore Coffee dalam menyuguhkan pengalaman secara menyeluruh kepada konsumen melalui eksperiensial dan personalisasi yang mendalam saat menikmati kopi. Hal tersebut, juga membuktikan bahwa Fore Coffee mampu mengevaluasi usaha mereka berdasarkan tren pasar dan tren perilaku konsumen. Dengan hadirnya Fore Experience tersebut membuktikan bahwa Fore Coffee mampu bersaing dengan coffee shop lainnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif. Tentunya, strategi yang dilakukan Fore Coffee dalam menghadirkan Fore Experience ini sejalan dengan temuan dari Maulana & Marsasi (2024), yang menyatakan bahwa persepsi risiko dan trust akan membentuk niat beli konsumen. Terutama ketika konsumen diberikan pengalaman kopi yang transparan di outlet Fore Experience, karena konsumen akan mengetahui secara langsung dan merasa aman, nyaman, serta percaya terhadap produk yang ditawarkan oleh Fore. Hadirnya Fore Experience tersebut juga berperan dalam membentuk perceived value konsumen, yang akan mendorong niat untuk kembali membeli produk yang ditawarkan dan menggunakan layanan yang diberikan, serta akan menciptakan loyalitas konsumen dalam jangka waktu panjang (Usman & Marsasi, 2025).
Fore Coffee sejak awal telah menerapkan rencana bisnis online-to-offline (O2O), yang dimana Fore menggabungkan platform digital dan fisik (hadirnya outlet-outlet Fore Coffee), pelanggan dapat memesan secara online melalui ForeCoffee Apps kemudian melakukan pengambilan di outlet terdekat atau yang telah disesuaikan di aplikasi ForeCoffee. Sesuai dengan tahapan terakhir dari pengembangan yaitu dalam proses pengembangan usaha juga harus diikutsertakan pengembangan rencana bisnisnya (Bessant & Tidd, 2015). Rencana bisnis tersebut berfokus pada peningkatan revisit dan loyalitas pelanggan. Selaras dengan hasil temuan Usman & Marsasi (2025), yang menekankan bahwa sikap positif yang ditimbulkan oleh pelanggan terhadap suatu brand dan nilai yang dirasakan oleh pelanggan akan mempengaruhi pelanggan untuk memiliki niat dalam berkunjung kembali dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap suatu brand atau produk yang ditawarkan. Dalam memanfaatkan hal tersebut, Fore menciptakan customer experience yang konsisten, baik dari sisi kualitas layanan menu-menu minuman dan makanan yang mereka tawarkan, variasi minuman dan makanan yang beragam dan ada beberapa yang musiman atau seasonal, interaksi dengan barista saat melakukan pemesanan maupun pengambilan, hingga pengalaman konsumen di outlet Fore yang juga diperhatikan setiap konsep desain interiornya, tentunya dengan mengikuti tren dan selaras dengan konsep Fore sendiri.
Peluang Fore Coffee dalam Mendapatkan Sumber Pendanaan