Mohon tunggu...
Inovasi

Ideologi Lingkungan Serta Sudut Pandang

26 November 2017   22:22 Diperbarui: 26 November 2017   22:34 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perkembangannya, banyak isu mengenai banyak hal yang beredar di masyarakat, termasuk juga isu mengenai lingkungan. Isu lingkungan pun menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi masyarakat. Berbicara mengenai lingkungan, ada yang disebut dengan Environmentalisme yang merupakan ideologi dominan pada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terjadi kerena adanya pandangan atau pemikiran yang sama mengenai pentingnya menghargai lingkungan sekitar, tetapi pada kenyataannya tidak begitu karena walaupun masyarakat memiliki pandangan yang sama, tetapi cara mengenai bagaimana masyarakat dalam menghargai lingkungan sekitar itu berbeda dan bermacam-macam. Mengenai hal tersebut, itu juga terjadi dalam sebuah perusahaan.

            Perusahaan harus bisa mengkomunikasikan mengenai isu yang ada. Isu yang dimaksud tersebut adalah isu yang berkelanjutan dan isu yang berkaitan dengan lingkungan. Cara dan pemikiran dapat digunakan oleh perusahaan dalam menganalisis dan mengungkap persoalan mengenai isu lingkungan yang ada secara lebih mendalam. Dalam penelitian yang berjudul ideologi, lingkungan dan satu pandangan dunia yang dilakukan oleh Nola Buhr dan Sara Reiter, dijelaskan bahwa peneliti menggunakan analisis wacana pada pembuatan laporan tahunan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan dan kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan.

Pembuatan analisis tersebut bertujuan untuk menjelaskan bagaimana cara perusahaan dalam berkontribusi kepada lingkungan di setiap waktunya. Analisis itu sendiri juga dapat memudahkan perusahaan dalam penyampaian kegiatan yang sudah dilakukan dalam perusahaan yang berkaitan dengan isu lingkungan maupun isu lainnya yang berkelanjutan. Berdasarkan ideologi terhadap lingkungan, hal seperti ini sudah menjadi salah satu isu karena pada jaman sekarang, tidak sedikit perusahaan yang peduli kepada lingkungan sekitar. Pada kenyataannya, kepedulian terhadap lingkungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut hanya dicapai oleh perusahaan yang tidak berhubungan dengan lingkungan.

            Dalam analisis tersebut, dijelaskan bahwa ada tiga dimendi yang dapat perusahaan lakukan, yaitu tanggung jawab moral, objektivitas empiris dan penilaian estetik. Prinsip yang harus ada dalam bertindak dapat mempermudah dalam mengambil keputusan bagi perusahaan itu sendiri. Prinsip-prinsip itu sendiri akan menunjukkan pandangan perusahaan yang dapat ditunjukkan melalui laporan yang dibuat oleh perusahaan. Melalui laporan tersebut, maka bisa dilihat mengenai hubungan perusahaan tersebut dengan lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan pemahaman baru dan pandangan filosofis sumber daya yang dibangun serta cara untuk mempengaruhi suatu perubahan.

            Terdapat dua macam mengenai filosofis tradisional atau etika tradisional, yaitu yang pertama, consequential yang merupakan suatu etika yang menilai baik atau buruknya sesuatu hal berdasarkan pada hasil dan tujuan yang dicapai. Kedua, non consequential theory yang merupakan etika yang menilai baik atau buruk ditentukan berdasarkan cara atau proses yang dilakukan. Setelah menggunakan filosofi tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa perusahaan akan melakukan tanggung jawab sosial pada lingkung itu sendiri berdasarkan dengan tujuan yang berbeda-beda. Perkembangan berkelanjutan dari perusahaan tidak mengalami perubahan yang terlihat jelas. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan filosofi tersebut diharapkan dapat membawa perubahan bagi perusahaan dalam sistem informasi dan manajemen perusahaan yang mendukung lingkungan sekitar.

            Pada awalnya laporan yang dibuat oleh perusahaan itu berisi mengenai keterkaitan dengan lingkungan. Tetapi, laporan yang selanjutnya berisi mengenai pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, hasil analisis menjelaskan bahwa adanya filosofis lingkungan yang tetap. Cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam membuat laporan ini, yaitu (1) penjelasan mengenai bagaimana perkembangan lungkungan yang telah dipenuhi oleh wacana umum serta menjadi ideology yang dominant, (2) mengatur berbagai filosofis lingkungan yang menjadi dasar wacara lingkungan, (3) fokus pada cara bahasa, sehingga dapat berhubungan dan berkomunikasi  dengan mudah pada media, dan yang terakhir (4) menggunakan bagian yang menjelaskan laporan analisis atau seleksi serta bagian untuk analisis wacana. Tidak hanya itu, peneliti juga menggunakan pendekatan anthroposentrris dan ecocentris yang digunakan untuk melihat praktik lingkungan. Anthroposentris adalah pendekatan yang memandang bahwa yang menjadi utama di dalam dunia ini adalah manusia dan kepentingannya. Artinya, alam mencoba dieksploitasi agar dapat memenuhi kepentingan manusia. Sebaliknya, jika ecocentrisme adalah pendekatan yang lebih mengutamakan kepentingan alam daripada kepentingan manusia dan yang lainnya. Dengan pendekatan yang berbeda antara anthroposentris dan ecocentrisme, maka hal ini menjadikan adanya jarak sehingga menimbulkan persaingan untuk mendapatkan kekuasaan. Persaingan tersebut berasal dari wacana yang berbeda dan terjadi dalam ruang publik. Selain itu, persaingan ini bertujuan agar mendapat posisi yang dominan, sehingga dapat mempengaruhi antar yang lain.

            Dari dua pendekatan tersebut, maka terdapat tujuh tingkatan klasifikasi mengenai pandangan masyarakat dan organisasi, yaitu (1) prisney: pandangan yang murni hanya ingin mencari dan mengejar keuntungan, (2) expendients: pandangan yang menunjukkan bahwa organisasi mulai memiliki kesadaran terhadap tanggung jawab sosial, (3) social contract proponents: pandangan bahwa organisasi sudah melakukan tindakan tanggung jawab sosial tersebut. (4) social ecologist: pandangan bahwa organisasi harus bisa menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh organisasi itu sendiri, (5) socialists: pandangan yang menjelaskan tentang kepemilikan bersama dan tidak ada yang bisa menjadi milik pribadi, (6) radical feminists: pandangan yang menolak ideologi patriarki atau maskulin yang bersifat menguasai dan pada dasarnya, ketika terjadi konflik yang dibutuhkan adalah kerjasama antara yang satu dengan lainnya, bukan malah membedakan masalah gender, yang terakhir (7) deep ecologists: pandangan bahwa manusia tiak memiliki hak untuk ikut campur mengenai keberadaan dan kehidupan alam.

sumber:

Buhr, N., & Reiter, S. Ideology, the Environment and One Worldview: A Discourse Analysis of Noranda's Environmental and Sustainable Development Reports

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun