Mohon tunggu...
Agnes Merida Sinaga
Agnes Merida Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai isu terkait politik, lingkungan, ekonomi, dll

Selanjutnya

Tutup

Nature

Target Indonesia Mencapai Net-Zero Emissions: Sepuluh Upaya yang Dapat Dilakukan Setiap Orang

24 Oktober 2021   22:30 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:04 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apakah kamu sudah pernah mendengar istilah Net-Zero Emissions kan? kalau belum kamu pasti sangat sering mendengar mengenai perubahan iklim atau global warming. Isu ini sedang marak dibicarakan, terlebih situasi krisis saat ini, seperti naiknya suhu, mencairnya es di kutub, dan pencemaran udara. Bumi sudah bereaksi kuat terhadap perubahan kecil dalam jumlah CO, metana, dan gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Emisi gas-gas ini harus dikurangi sampai keseluruhan sistem kembali seimbang.

Net-Zero Emissions mengacu pada pencapaian keseimbangan keseluruhan antara emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dan emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan dari atmosfer. Mencapai titik nol berarti kita masih dapat menghasilkan beberapa emisi, selama emisi tersebut diimbangi oleh proses yang mengurangi gas rumah kaca yang sudah ada di atmosfer. Pada kenyataannya, manusia dan dunia tidak dapat menghindari produksi emisi. 

Saat kita bernapas, kita menghasilkan karbon dioksida (CO2). Emisi karbon dari napas manusia juga berkontribusi 5,8% terhadap volume emisi karbon tahunan. Oleh karena itu, emisi nol bersih adalah karbon negatif. Hal ini memungkinkan emisi buatan manusia diserap sepenuhnya sehingga tidak ada yang menguap ke atmosfer. Tentu saja, emisi tersebut diserap oleh pepohonan, laut, dan tanah. Dengan cara ini, umat manusia akan menjadi netral CO2 dan suhu global akan stabil. Namun, makin lambat tujuan ini tercapai maka makin besar emisi negatif yang diperlukan.

Seperti yang kita tahu, plastik menjadi salah satu masalah dalam pemanasan global. Sebuah studi baru telah menghitung bahwa plastik menyumbang 3,8% dari emisi gas rumah kaca global sepanjang siklus hidupnya. Itu hampir dua kali lipat emisi dari penerbangan. Pembuatan dan pengangkutan plastik ini membutuhkan banyak energi serta bahan bakar. Emisi gas rumah kaca juga dihasilkan selama proses pembuatan plastik itu sendiri. 

Jejak karbon yang tersisa akan selalu ada saat plastik dibuang. Selain itu, ketika sampah plastik dibakar, semua karbon yang tersimpan dalam plastik, serta polutan udara seperti dioksin, furan, merkuri, dan poliklorin bifenil, yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia, dilepaskan ke atmosfer. Secara teoritis membuangnya ke tempat pembuangan sampah hanya menyebabkan sedikit emisi gas. Namun, hingga 40% limbah TPA dibakar di tempat terbuka, secara dramatis mempercepat pelepasan karbon yang terperangkap.

Indonesia telah Indonesia menargetkan untuk mencapai Net-Zero Emissions (NZE) selambat-lambatnya tahun 2060. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus berupaya agar Indonesia dapat mempercepat target net zero emission atau nol emisi karbon, salah satunya dilakukan melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT). Hal itu diperkuat pula dengan wacana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia yang sedang menyusun komitmen untuk mencapai NZE. Khususnya dalam penurunan emisi gas rumah kaca, sebagaimana yang dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC).

Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan hal ini. Aku dan kamu sebagai rakyat Indonesia dapat ikut berperan dalam mewujudkan target Net-Zero Emissions (NZE) ini selambat-lambatnya tahun 2060 nanti. Ayo bersama-sama kita bekerjasama dalam mewujudkan ini, ada sepuluh upaya yang dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Aku sedang melakukannya, masa kamu enggak?

1. Menanam pohon

Sistem penangkapan karbon terbaik yang pernah dibuat adalah proses fotosintesis alami dalam skala besar. Tujuan menanam pohon mungkin tidak langsung dirasakan dalam waktu singkat, tetapi ke depannya upaya ini akan sangat bermanfaat bagi generasi masa depan sehingga mereka dapat tumbuh di lingkungan yang berudara bersih dan bebas dari penyakit. Pohon dapat menyerap gas dan komponen berbahaya dari udara dengan daun dan batangnya lalu melepaskan oksigen. Di kota-kota besar, pohon juga dapat menyerap polutan dari kendaraan seperti nitrogen oksida, ozon, dan karbon monoksida. Ini juga menghilangkan debu dan asap lainnya. Penanaman pohon adalah solusi hemat energi. Hal ini karena pepohonan membuat udara menjadi lebih sejuk dan sejuk sehingga mengurangi polusi, dan manfaat ini dapat mengurangi penggunaan perangkat elektronik seperti pendingin ruangan (AC) untuk kipas angin yang menghabiskan banyak energi.

2. Membeli sayuran, buah-buahan segar, serta memilih produk dalam negeri 

Makanan beku atau olahan membutuhkan energi sepuluh kali lebih banyak untuk diproduksi dan disimpan. Ini dapat berkontribusi pada emisi karbon dioksida yang tinggi. Dengan cara ini, ini membantu menghilangkan sejumlah besar karbon dioksida dari atmosfer. Belum lagi dari emisi yang dihasilkan pendistribusiannya yang memerlukan transportasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun