Mohon tunggu...
agnes windanoventia
agnes windanoventia Mohon Tunggu... Lainnya - agnes

Mahasiswa FIB Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sisi Gelap "Diam" Dalam Komunikasi Masyarakat Jepang

23 September 2022   19:39 Diperbarui: 23 September 2022   20:09 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/My Modern Met

Arti dari ungkapan ini adalah menggambarkan alasan orang Jepang lebih banyak diam dikarenakan didalam kehidupan terdapat banyak kelompok masyarakat yang dimana ketika seseorang sudah menjadi anggota sebuah kelompok, ia memiliki peran untuk menciptakan harmoni dan menghindari konflik didalamnya sehingga diam menjadi solusi yang tepat.  

Di Jepang apabila seorang menunjukan kemampuan secara terbuka maka akan dianggap sebagai tindakan yang buruk dan tidak sopan.  Hal yang perlu diperhatikan lagi "diam" di Jepang bukan berarti tidak memiliki pendapat namun identic dengan kehati-hatian dan mencari cara yang lebih baik dalam mengomunikasikan sesuatu. 

Diam di Jepang juga memiliki hubungan dengan keberadaan kelas sosial yang ditentukan berdasarkan usia, pekerjaan,jenis kelamin, jabatan.  Hal ini harus sangat diperhatikan Ketika berada di Jepang karena ketika berbicara secara terbuka dengan kepala atau orang dengan jabatan yang tinggi akan dianggap tidak sopan. 

Komunikasi diam di Jepang begitu memiliki banyak makna dan dampak positif, akan tetapi komunikasi secara non verbal seperti ini juga memiliki dampak negative yang sangat perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi.   

Dampak positif dari chinmoku yaitu Enryo-sasshi (menahan diri dan membaca pikiran) kesunyian sangat berperan agak komunikasi berjalan lancer dan tercipta suasana yang tenang dan harmonis.  oleh karena itu orang Jepang tidak akan mengungkapkan pembicaraan yang dapat melukai perasaan seseorang atau merusak suasana. 

Sedangkan dampak negative dari Chinmoku dapat tergambar dari sebuah peristiwa penculikan yang terjadi di Niigata Jepang.  Peristiwa ini terjadi pada tanggal 13 November 1990 di daerah Sanjo, Prefektur Niigata yang melibatkan seorang anak berusia 9 tahun bernama Fusaka Sano yang tiba-tiba menghilang usai melihat pertandingan baseball. 

Orang tua Sano pun langsung menghubungi pihak kepolisian pada malam itu juga.  Banyak dugaan yang muncul dari pihak kepolisan maupun warga setempat Jikalau Sano mungkin tidak dibawa kabur orang biasa, tetapi oleh agen-agen Korea Utara. Sano baru berhasil diselamatkan setelah disekap selama 9 tahun 2 bulan atau tepatnya pada 28 Januari 2000. 

Pelakunya adalah seorang pengangguran bernama Nobuyuki Sato. Pelaku diidentifikasi sebagai orang yang mengalami hikikomori, sebuah fenomena yang mulai merebak di Jepang pada 1990-an. hikikomori adalah perilaku menarik diri dari masyarakat secara ekstrem dan terus menerus, bahkan bisa berlangsung selama beberapa dekade. Sato mengisolasi diri di lantai dua. Di sanalah ia membawa Sano lewat pintu belakang.

Di lantai 2 rumah Sato, gadis ini dikurung dengan pasrah hingga tidak lagi tahu tentang arti kebebasan selama hampir satu dekade. Satu-satunya kegiatan yang bisa dia lakukan adalah menonton televisi. 

Sano mandi dan makan sekadarnya. Sato juga yang memotong rambutnya saat sudah panjang. Jika Sano tidak mau mengikuti perintah apalagi mencoba melarikan diri, Sato akan langsung mengancam membunuh dan membuang mayatnya ke pegunungan. Sano pasrah bahwa hidupnya sekarang berada di tangan Sato. Bahkan ia tak berani berteriak dan mencoba kabur saat badannya tidak lagi diikat dan bebas bergerak di lantai dua.

Apakah tindakan baik korban maupun pelaku memiliki hubungan dengan konsep chinmoku yang ditekankan di Jepang. Chinmoku menuntut orang untuk dapat berkomunikasi dalam diam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun