Mohon tunggu...
Agmalia PWK Universitas Jember
Agmalia PWK Universitas Jember Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki rasa ingin tau yang cukup tinggi dan mau belajar serta berproses untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peningkatan Angka Kemiskinan di Kabupaten Jember

12 Oktober 2022   22:05 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:08 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

6. Dalam setahun dapat membeli minimal 1 set pakaian baru.

Dari 6 (enam) kriteria tersebut apabila mendapat skor 3 atau lebih maka keluarga tersebut dapat dikategorikan miskin. Kelompok penduduk miskin yang berada di masyarakat pedesaan dan perkotaan, umumnya berprofesi sebagai buruh tani, pedagang kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh,  pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, gelandangan dan pengemis, dan pengangguran. dan lainnya.

Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Jember bermatapencaharian sebagai petani. Sehingga, perekonomian makro maupun mikro ditunjang dari sektor pertanian. Masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bergantung pada sektor pertanian. 

Dimana, sektor pertanian tidak selalu menguntungkan karena hal itu bergantung pada kondisi musim yang akan menyebabkan hasil panen menjadi baik atau buruk. 

Hal tersebut juga akan mempengaruhi upah atau penghasilan yang akan didapat dari setiap masyarakat yang bekerja sebagai petani. Banyaknya masyarakat yang memilih untuk bekerja sebagai petani hal ini dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebagian besar masyarakat hanya menempuh pendidikan sampai SD, SMP, maupun SMA. Hal itu menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Jember. 

Sehingga, kebanyakan masyarakat tidak memiliki skill atau keahlian yang cukup dan memadai untuk berkecimpung dalam lingkup dunia pekerjaan yang lebih luas. Selain itu, untuk angka pengangguran di Kabupaten Jember mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Tingkat pengangguran di Kabupaten Jember pada tahun 2020 sebesar 5,21% atau sebanyak 67.448 orang. Meningkatnya tingkat pengangguran disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19.

Kabupaten Jember sempat mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dan minus 2,98% pada tahun 2020. Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengaku bahwa pihaknya membutuhkan banyak waktu untuk melakukan pemulihan. 

Terlebih lagi pada masa pandemi COVID-19. Penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember di masa pandemi COVID-19 ini adalah banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap masyarakat yang mana hal tersebut menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi sebagian masyarakat sehingga mereka hanya menjadi pengangguran dan mereka tidak mendapatkan penghasilan yang akan berimbas kepada  kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

 Serta, kurangnya lapangan pekerjaaan karena ditutupnya semua pabrik, toko, perkantoran, dan lain-lain yang menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak bisa bekerja karena banyaknya lapangan pekerjaan yang bangkrut atau ditutup sementara akibat dari pandemi COVID-19 ini Hal tersebut berdampak pada masalah kemiskinan di Kabupaten Jember.  

Angka kemiskinan di Kabupaten Jember juga bisa disebabkan oleh tingginya angka perkawinan dini. Kasus perkawinan dini banyak terjadi di Kabupaten Jember. Perkawinan dini yang terjadi di Kabupaten Jember menyebabkan ketidaksiapan dan ketidaksanggupan untuk menjadi keluarga sehingga menganggap hal tersebut menjadi beban. 

Misalnya, seorang suami yang seharusnya menjadi kepala keluarga dan mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dan menghidupi keluarganya untuk keberlangsungan dalam menjalani kehidupan sehari-hari malah tidak dapat terpenuhi karena tidak memiliki penghasilan yang cukup atau hanya sebagai pengangguran, sehingga perekonomian keluarga tersebut menurun. Hal tersebut juga akan menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Jember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun