Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menulis, Ekspresi atau...

22 September 2015   03:50 Diperbarui: 22 September 2015   03:53 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa buku atau tulisan yang menceritakan tentang budaya menulis, sering dibahas bahwa salah satu tujuan menulis itu sendiri adalah agar tulisan dibaca oleh orang lain. Tulisan-tulisan yang kita buat diharapkan ada yang membaca, memberikan tanggapan, memberi kritik, ataupun masukan. Terlebih untuk tulisan-tulisan yang di-posting di blog terafiliasi google adsense atau situs-situs lain yang menawarkan pay per click, maka besarnya jumlah pembaca seakan menjadi tujuan utama dari dibuatkan suatu tulisan. Tulisan dibuat dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin pembaca atau pengunjung situs, dengan demikian potensi pundi-pundi Dollar yang didapat juga semakin besar. Tips-tips penulisan agar banyak pembaca yang tertarik membaca tulisan dari seorang penulis sudah banyak yang bermunculan. Memberikan cara-cara cepat tentang bagaimana suatu tulisan akan menarik minat banyak pembaca, konten-konten apa yang menarik untuk dibaca, gaya penulisan seperti apa yang digandrungi oleh banyak orang, dan penyampaian seperti apa yang banyak diharapkan oleh pembaca.

Membuat suatu tulisan tertentu mungkin bisa dianalogikan memproduksi suatu produk tertentu. Seorang penulis ibarat sebuah perusahaan yang memproduksi tulisan-tulisan sebagai produk “jualannya”. Penulis bisa memilih untuk membuat tulisan seperti apa yang ia inginkan. Tulisan yang sebagai ekspresi diri atau tulisan yang dimaksudkan untuk sekedar menarik jumlah pembaca dalam jumlah yang banyak. Tulisan yang memang ditulis sebagai wujud penuangan ide-ide dalam pikirannya, atau tulisan yang memang sengaja dibuat mengikuti tren yang ada supaya banyak orang yang berminat untuk membacanya. Tulisan sebagai wujud ekspresi diri atau tulisan yang memang dibuat untuk promosi.

Sebuah tulisan pada dasarnya adalah representasi dari niat penulisnya. Tulisan-tulisan yang dibuat dengan niatan untuk mengekspresikan hasil pemikiran dan perenungan pribadi atau tulisan yang dibuat berdasarkan permintaan dari orang lain. Tulisan yang bermula dari dalam lubuk hati penulis atau tulisan yang berawal dari adanya request pihak luar. Buku-buku atau tulisan yang berangkat dari hasil pemikiran atau perenungan pribadi penulisnya ini pada umumnya akan jauh memiliki “nyawa” dari pada tulisan yang dibuat dari permintaan orang lain. Misalnya, ketika kita menuliskan sebuah puisi tentang cinta. Pada saat kita sendiri yang sedang kasmaran dan menuliskannya dalam bait-bait puisi, tentu pesan yang ada di dalam tulisan puisi tersebut akan lebih bermakna dibandingkan ketika kita diminta oleh teman untuk menuliskan puisi tentang cintanya. Hal ini karena kita tidak merasakan sendiri seperti apa perasaan cinta teman kita tersebut. Kahlil Gibran misalnya, karya-karyanya tentang puisi-puisi cinta bisa abadi sampai saat ini karena Beliau menuliskannya sebagai hasil renungan dan juga pengalaman pribadinya. Imam-iman besar Islam seperti Imam Syafi’i dan Imam mazhab lain kitab-kitab yang ditulisnya masih dipakai hingga saat ini, karena bermula dari pemikiran otentik penulisnya.

Sedangkan untuk tulisan-tulisan yang dibuat dengan tujuan untuk sekedar menarik minat banyak orang untuk membacanya atau sekedar membuat tulisan berdasarkan permintaan orang lain apakah akan bisa bertahan lama? Jawabannya mungkin iya mungkin juga tidak. Namun pada prinsipnya, setiap tulisan dibuat dengan maksud dan tujuannya masing-masing. Ada tulisan yang memang dibuat sebagai wujud penuangan gagasan, idealisme, pemikiran, dan ekspresi diri. Namun ada juga tulisan yang dibuat dengan alasan tuntutan profesi atau tulisan yang memang sengaja dibuat untuk tujuan komersialisasi. Tulisan yang berangkat dari niatan membuat suatu karya tentu akan berbeda hasilnya dengan tulisan yang dilandasi dengan niatan mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Pembaca sebagai “penikmat” dari tulisan tentu akan merasakan betul perbedaan yang ada di antara keduanya.

Tidak ada justifikasi benar atau salah dalam membuat tulisan dengan dasar penuangan ekspresi atau tujuan komersialisasi. Namun setiap tulisan memang sebaiknya berorientasi pada azas manfaat bagi pembacanya. Tulisan yang berlandaskan pada niatan awal untuk berbagi manfaat niscaya akan dihargai oleh banyak orang. Sedangkan tulisan yang menyebarkan kebencian, permusuhan, dan niai-nilai yang bertentangan dengan prinsip sosial dan keagamaan pasti akan dikecam. Mungin hanya mereka yang berpikiran serupa saja yang menyukainya.

Akhirya, sebuah tulisan tetaplah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menularkan semangat kepada orang lain. Sebagai penulis, kita diharapkan bisa membagi semangat kepada semua orang. Sebarkanlah semangat positif dan memberikan nilai manfaat yang baik untuk semua orang.

Selamat menulis.   

Ditulis oleh : Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun