Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Bola

Eksklusivitas Sepakbola

18 September 2015   05:58 Diperbarui: 18 September 2015   07:10 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gelaran liga-liga top eropa sudah berlangsung. Tim-tim di Liga Premier Inggris, Liga Italia Serie A, Liga Spanyol (BBVA La Liga), Liga Jerman (Bundesliga), dan beberapa liga top lain sudah saling baku hantam guna memperbutkan supremasi tertinggi. Tidak ketinggalan para sponsor juga berlomba-lomba untuk memanfaatkan popuaritas dari gelaran liga-liga top dunia ini sebagai media bisnisnya. Salah satunya adalah bisnis terkait penayangan siaran langsung pertandingan sepakbola dari masing-masing liga top dunia. Popularitas sepakbola yang semkain besar, antusiasme masyarakat yang terus meningkat, dan transformasi sepakbola dari sekedar olah raga menjadi salah satu industri paling menjanjikan di muka bumi menjadikannya sebuah komoditas bisnis yang menggiurkan. Sehingga nilai kontrak untuk setiap gelaran liga-liga top dunia pun menjadi meningkat berlipat-lipat dibandingkan beberapa periode sebelumnya.

Nilai kontrak untuk penayangan pertandingan di televisi sungguh luar biasa besar, mencapai puluhan triliun rupiah. Sebuah nominal yang bakal membuat geleng-geleng kepala. Sebuah sumber beritabola.com menyebutkan bahwa kenaikan nilai kontrak sponsor untuk tayangan liga-liga besar tersebut meningkat pesat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Liga Premier Inggris misalnya, hak siar untuk musim 2016 sampai 2019 saja mengalami kenaikan sangat signifikan sebanyak 71% dari periode sebelumnya. Nilai kontrak fantastis yang mencapai Rp 100,3 Triliun tentu jumlah yang luar biasa besar. Begitu juga liga-liga yang lain. Meskipun tidak sebesar hak siar Liga Inggris, tetap saja menawarkan nilai kontrak yang wah. Sehingga tidak mengherankan jika pertandingan bola semakin banyak yang dikuasai oleh televisi berbayar. Sedangkan stasiun televisi lokal banyak yang tidak mampu bersaing untuk mendapatkan hak siar tayangan bola. Televisi lokal yang gratis mungkin masih ada yang menyiarkan siaran pertandingan bola, namun semakin terbatas dalam hal kuantitas serta kualitas pertandingan yang ditayangkan.

Tontonan pertandingan bola menjadi semakin eksklusif untuk kalangan masyarakat. Khususnya masyarakat ekonomi bawah. Boro-boro mau menyambung layanan televisi berbayar, untuk mempunyai televisi biasa saja dengan channel seadanya sudah baik. Daripada sekedar untuk menyambung televisi berbayar lebih baik dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Mungkin seperti itu fikiran dari sebagian besar masyarakat, terutama mereka yang kondisi ekonominya pas-pasan.

Sepakbola merupakan sebuah komoditas yang pada era modern ini semakin laris. Lahan yang menggiurkan bagi para pebisnis besar. Sehingga setiap yang berbau bola menjadi sasaran empuk untuk mengeruk pundi-pundi uang. Sepakbola yang semakin komersil ini bahkan sudah menjadi mainan yang menarik bagi pebisnis “hitam” dalam wujud judi bola. Sering kita jumpai situs judi bola seperti betwin.com, 888.com, ataupun beberapa situs judi yang lain nampang di kostum klub-klub ternama sepakbola dunia. Dengan potensi besar sepakbola yang bisa merambah seluruh kalangan, maka tidaklah mengherankan jika sepakbola kini semakin digemari oleh para pebisnis.

Sepakbola memang merupakan sebuah tontonan yang menghibur untuk disaksikan, tidak hanya untuk kalangan bawah saja, tetapi juga untuk semua kalangan. Sepakbola adalah olahraga yang universal. Namun sayangnya, olahraga yang universal ini sekarang semakin terbatas aksesnya. Jika dulu kita dengan mudah melihat tayangan sepakbola seperti Liga Inggris, Liga Italia, Liga Jerman, Liga Spanyol, dan Liga-liga besar lain dengan gratis setiap musimnya, saat ini hal itu tidak serta merta bisa dilakukan. Hak siar penayangan pertandingan untuk wilayah Indonesia yang sudah dikuasai oleh televisi berbayar adalah alasannya. Tapi setidaknya kita tetap harus bersyukur bahwa tayangan Liga Inggris masih sebagian bisa dinikmati di SCTV atau Indosiar secara gratis, Liga Champions dan Liga Eropa juga masih disiarkan oleh RCTI. Bagaimana dengan Liga Spanyol? Liga Italia? Liga Jerman? Kita sementara ini mungkin masih harus merelakan diri tidak bisa menyaksikan aksi-aksi Lionel Messi cs, Cristiano Ronaldo cs, Francesco Totti cs, Thomas Muller cs bisa kita saksikan dalam kompetisinya masing-masing. Semoga untuk tahun-tahun mendatang kita akan mendapatkan kesemptan tersebut.

Nonton Bareng

Pertandingan bola memang mungkin sudah banyak yang tidak bisa disaksikan di stasiun televisi gratisan lagi. Stasiun televisi berbayar sudah semakin kuat cengkramannya untuk menjadi official broadcaster liga-liga besar eropa. Bahkan tidak menutup kemungkinan tayangan-tayangan kompetisi akbar seperti Piala Eropa (Euro Cup) ataupun Piala Dunia (World Cup) dimasa mendatang juga akan dikuasai televisi berbayar. Akhirnya hanya liga-liga kecil dan tidak menarik untuk ditonton saja dimasa mendatang yang masih belum dikuasai oleh televisi berbayar. Semua semakin terbatas.

Untungnya pada saat ini masih banyak pihak yang menyelenggarakan nobar (nonton bareng) pertandingan-pertandingan besar kompetisi sepakbola dunia. Memang tidak selalu ada di setiap pekannya. Namun setidaknya kita masih memiliki kesempatan untuk menonton serunya aksi bintang-bintang lapangan hijau dalam menggiring dan menceploskan bola ke gawang. Nobar yang biasanya di selenggarakan di café-café atau warung kopi lumayan bisa menjadi pengobat rindu para penggila bola untuk menyaksikan bintang pujannya beraksi kembali.

Ekskusivitas sepakbola memang mengekang kebebasan banyak penggila bola dalam menyaksikan pertandingan-pertandingan bola dari liga-liga top dunia. Meskipun aktivitas nobar bisa menjadi alternatif penyelesaian masalah, namun tetap saja nobar itu tidak gratis. Nobar di café harus membeli setidaknya secangkir minuman. Begitu juga di warung kopi. Semuanya yang berbau bola seiring waktu akan menjauhi yang namanya “gratisan”. Nonton bola itu harus bayar. Sepakbola itu olahraga yang eksklusif, terutama untuk liga-liga top dunia. Kalau melihat pertandingan bola dalam negeri mungkin kita bisa menyaksikannya secara gratis. Namun biasanya memang “gratisan” itu kualitasnya juga tidak sebaik yang harus membayar untuk menyaksikannya. Sehingga jangan mengeluh ketika menonton kompetisi sepakbola di negeri sendiri kita akan menyaksikan “atraksi” bola seperti baku pukul antar pemain, penganiayaan wasit, tawuran suporter, dan atraksi politik bola para pengelolanya.

 

Oleh : Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun