Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Malam 1000 Bulan dan tentang Cara Menghargai Kesempatan

28 April 2021   14:35 Diperbarui: 28 April 2021   14:53 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : www.seva.id

Apakah yang istimewa dari Bulan Ramadhan? Semuanya. Namun apakah yang menjadikan kehadiran Bulan Suci Ramadhan ini benar-benar memiliki nilai keutamaan tersendiri yang menjadikannya berbeda dengan bulan-bulan yang lain? Salah satunya adalah karena keberadaan suatu malam mulia yang membuat amal ibadah seorang muslim diganjar dengan nilai ibadah setara 1000 bulan. Lailatul Qadar merupakan bentuk pengistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Sebuah malam yang seharusnya bisa "mengompensasi" keterbatasan usia umat Baginda Rasullullah Muhammad SAW agar tetap memiliki nilai ibadah setara atau bahkan melebihi umat-umat terdahulu yang umumnya mendapatkan anugerah umur lebih panjang daripada kita saat ini.

Dalam sebuah hadits Baginda Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa umat beliau rata-rata hanya berusia sekitar 60-70 tahun serta sedikit yang melebihi angka itu. Akan tetapi batasan tersebut bukanlah penghalang bagi kita selaku umat beliau untuk mengeruk sebanyak mungkin nilai pahala dari aktivitas ibadah yang kita lakukan. Keberadaan Laillatul Qadar benar-benar menjadi hadiah tak terkira bagi kita untuk merengguk kemuliaan Ramadhan pada khususnya serta kemuliaan hidup pada umumnya.

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al Qadr : 1-3) 

Namun, malam kemuliaan itu tidak serta merta akan bisa kita gapai jikalau tidak ada niat serta tekad yang kuat untuk mendapatkannya. Oleh karena itulah Allah SWT "menyembunyikan" keberadaan Lailatul Qadar ini diantara malam-malam yang lain didalam Bulan Suci Ramadhan. Salah satu tujuannya tentu agar kita tidak membeda-bedakan satu malam dengan malam yang lain dalam rangka menjaga amal ibadah kita. Agar kita senantiasa memperbanyak ibadah pada setiap malam di bulan penuh rahmat ini. Kita tidak tahu pada malam yang mana Lailatul Qadar akan singgah dan menghampiri kita. Bisa jadi saat kita tengah khusyuk beribadah malam kemuliaan itu datang. Tapi mungkin juga Lailatul Qadar itu hadir justru saat kita sedang lengah dan berleha-leha.

Sebulan penuh Bulan Ramadhan bisa diibaratkan sebagai suatu kesempatan yang terdiri atas hari-hari yang berlaku mulai dari awal hingga akhir Ramadhan. Meskipun pernah ada hadits nabi yang menyebutkan bahwa Ramadhan akan hadir pada 10 hari terakhir bulan mulia ini tapi tidak ada jaminan bahwa malam kemuliaan itu akan benar-benar turun selama kurun waktu tersebut. Ada cukup banyak silang pendapat perihal kapan waktu Lailatul Qadar akan "menampakkan dirinya". Sehingga sepertinya sampai kapanpun malam kemuliaan itu akan menjadi layaknya "misteri" yang keberadaannya bisa dipastikan sementara waktunya diliputi tanda tanya.

Arti Sebuah Kesempatan

Momen Bulan Ramadhan merupakan serangkaian kesempatan yang sebisa mungkin tidak boleh kita lewatkan barang sedetikpun untuk mengeruk sebanyak mungkin nilai ibadah. Seperti halnya saat kita tengah berhasrat memburu sesuatu, memiliki keinginan, atau menetapkan suatu tujuan. Dalam rangka merealisasikan hal itu kita semua membutuhkan kesempatan. Kesempatan menjadi ajang penting bagi seseorang untuk memperjuangkan apa yang ingin diraih. Bukan semata tentang usaha, kerja keras, doa, atau sejenisnya. Kesempatan merupakan elemen penting untuk menggapai sesuatu sehingga setiap kesempatan yang ada semestinya bisa diberdayakan sebaik mungkin untuk memaksimalkan peluang keberhasilan yang diinginkan.

Kita mungkin sudah melewatkan cukup banyak kesempatan dalam rangka menggapai sesuatu yang kita inginkan. Apapun rupa dan bentuknya. Seringkali kesempatan yang datang itu kita sia-siakan dengan beragam alasan yang intinya adalah asumsi kita bahwa masih akan ada kesempatan yang lain. Padahal kenyataannya tidak setiap orang mendapatkan kesempatan kedua dan seterusnya. Bisa jadi hanya ada sekali kesempatan seumur hidup yang jikalau masa itu datang sementara kita mengabaikannya berlalu begitu saja maka penyesalan tidak akan pernah bisa menghapus hal itu.

Kesempatan Kedua?

Saat kita pergi merantau sementara orang tua kita masih hidup di kampung halaman maka sayogyanya kita menyempatkan waktu di sela-sela libur kerja untuk menengok mereka. Atau setidaknya memberikan alokasi waktu disela-sela kesibukan untuk menghubungi dan menanyakan kabar mereka. Ketika mereka sudah tiada kelak sementara kita ingin berbicara dengan mereka maka waktu tidak akan pernah mengizinkan kita untuk memutar ulang masa lalu.

Jikalau diantara kita punya kesempatan untuk memberikan sesuatu yang berharga kepada orang-orang yang kita cintai maka sebisa mungkin hal itu perlu kita lakukan segera. Mengapa? Karena kita tidak pernah tahu apakah kondisi dimasa yang akan datang tetap memungkinkan kita untuk melakukan hal itu atau tidak.

Mungkin kita memiliki anak yang ingin sekali punya mainan tertentu. Mungkin kita memiliki suami atau istri yang mengajak liburan bersama. Mungkin kita memiliki ayah ibu yang ingin pergi berhaji. Mungkin kita memiliki saudara yang ingin ditemani pergi ke suatu tempat. Mungkin kita memiliki keinginan melanjutkan studi tingkat lanjut. Mungkin kita ingin bertemu seseorang yang sudah lama tidak berjumpa. Ada begitu banyak harapan, keinginan, dan juga tujuan yang barangkali sangat ingin kita atau orang-orang dekat kita wujudkan. Hanya saja karena suatu keterbatasan maka hal itu terpaksa harus ditunda sampai hadirnya suatu kesempatan.

Suatu ketika mungkin kita diberikan kesempatan besar itu. Memiliki rezeki yang cukup, waktu luang, tawaran menguntungkan, dan sejenisnya. Sehingga kita bisa saja membelikan hadiah untuk anak kita, memberangkatkan haji orang tua kita, mengajak liburan suami atau istri kita, bersua dengan teman lama, dan sebagainya. Namun dengan beragam alasan justru kesempatan itu kita lewatkan. Masih ada priotias lain lah, masih bisa ditunda pada waktu yang lain lah, masih sibuk dengan kesibukan ini itu lah. Sampai pada akhirnya mereka atau kita pribadi yang menantikan hadirnya suatu kesempatan benar-benar kehilangan kesempatan itu untuk selama-lamanya.

Tidak sedikit dari kita yang menyesali keputusan dimasa lalu terkait hal ini. Ingin kembali bisa mewujudkan mimpi orang tua sementara beliau sudah tiada. Ingin membelikan mainan anak sementara mereka sudah tumbuh dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri. Ingin bersua teman lama tapi mereka sudah pergi jauh entah kemana. Satu persatu apa yang kita inginkan menghilang begitu saja seiring keputusan kita untuk melewatkan satu demi satu kesempatan yang datang menghampiri. Sehingga satu-satunya hal yang kita sadari pada akhirnya hanyalah penyesalan akan keadaan.

Hikmah Ramadhan dan Malam 1000 Bulan

Malam 1000 bulan hanya ada sekali dalam setahun. Dan Bulan Suci Ramadhan "terpilih" sebagai waktu istimewa untuk menjadi "tempat singgah" bagi Lailatul Qadar. Kalau kita telaah secara matematis sebenarnya peluang memperoleh Lailatul Qadar di Bulan Suci Ramadhan itu lebih besar ketimbang keseluruhan hari-hari dalam satu tahun. Jika kita asumsikan 1 tahun itu 360 hari dan satu bulan adalah 30 hari maka peluang turunnya Lailatul Qadar adalah 0.0027 (1: 360) pada waktu-waktu selain Ramadhan berbanding 0.033 (1 : 30) saat memasuki Bulan Suci Ramadhan. Dengan kata lain ada peningkatan peluang mencapai 11 kali lipat dari waktu-waktu biasa. Sebuah peluang besar yang teramat sayang untuk dilewatkan. Sehingga apabila kita benar-benar ingin "berburu" Lailatul Qadar makan momen Bulan Suci Ramadhan ini samasekali tidak boleh kita sia-siakan.

Keistimewaan malam 1000 bulan ini bisa menjadi representasi dari hal-hal yang kita cari, hal-hal yang ingin kita raih, serta hal-hal yang mungkin ingin kita miliki. Untuk mendapatkannya kita mengerahkan segenap daya upaya, menerapkan berbagai cara, mencari beragam celah, serta tentunya mengoptimalkan setiap peluang. Sedangkan terkait peluang sendiri mungkin kita bersua dengannya beberapa kali atau barangkali hanya sekali saja. Berasumsi bahwa peluang akan datang berulang kali merupakan suatu kesalahan besar. Anggapan semacam itu justru membuat kita lengah dan kurang menghargai pentingnya kesempatan.

Ramadhan mengajari kita tentang arti penting mengerahkan segenap daya upaya dalam menggapai setiap kesempatan yang ada. Melalui kemuliaan Lailatul Qadar kita belajar tentang pentingnya menghargai kesempatan yang hadir dalam hidup. Ramadhan akan selalu terpaut dengan Lailatul Qadar. Dan salah satu "misi" memperbanyak ibadah di bulan suci ini adalah demi mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Untuk memperoleh hal itu maka setiap orang tidak boleh mengabaikan satu haripun dari Ramadhan. Sama halnya kita tidak boleh mengabaikan sekecil apapun kesempatan yang hadir dalam hidup kita.  

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1]; [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun