Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Malam 1000 Bulan dan tentang Cara Menghargai Kesempatan

28 April 2021   14:35 Diperbarui: 28 April 2021   14:53 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : www.seva.id

Suatu ketika mungkin kita diberikan kesempatan besar itu. Memiliki rezeki yang cukup, waktu luang, tawaran menguntungkan, dan sejenisnya. Sehingga kita bisa saja membelikan hadiah untuk anak kita, memberangkatkan haji orang tua kita, mengajak liburan suami atau istri kita, bersua dengan teman lama, dan sebagainya. Namun dengan beragam alasan justru kesempatan itu kita lewatkan. Masih ada priotias lain lah, masih bisa ditunda pada waktu yang lain lah, masih sibuk dengan kesibukan ini itu lah. Sampai pada akhirnya mereka atau kita pribadi yang menantikan hadirnya suatu kesempatan benar-benar kehilangan kesempatan itu untuk selama-lamanya.

Tidak sedikit dari kita yang menyesali keputusan dimasa lalu terkait hal ini. Ingin kembali bisa mewujudkan mimpi orang tua sementara beliau sudah tiada. Ingin membelikan mainan anak sementara mereka sudah tumbuh dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri. Ingin bersua teman lama tapi mereka sudah pergi jauh entah kemana. Satu persatu apa yang kita inginkan menghilang begitu saja seiring keputusan kita untuk melewatkan satu demi satu kesempatan yang datang menghampiri. Sehingga satu-satunya hal yang kita sadari pada akhirnya hanyalah penyesalan akan keadaan.

Hikmah Ramadhan dan Malam 1000 Bulan

Malam 1000 bulan hanya ada sekali dalam setahun. Dan Bulan Suci Ramadhan "terpilih" sebagai waktu istimewa untuk menjadi "tempat singgah" bagi Lailatul Qadar. Kalau kita telaah secara matematis sebenarnya peluang memperoleh Lailatul Qadar di Bulan Suci Ramadhan itu lebih besar ketimbang keseluruhan hari-hari dalam satu tahun. Jika kita asumsikan 1 tahun itu 360 hari dan satu bulan adalah 30 hari maka peluang turunnya Lailatul Qadar adalah 0.0027 (1: 360) pada waktu-waktu selain Ramadhan berbanding 0.033 (1 : 30) saat memasuki Bulan Suci Ramadhan. Dengan kata lain ada peningkatan peluang mencapai 11 kali lipat dari waktu-waktu biasa. Sebuah peluang besar yang teramat sayang untuk dilewatkan. Sehingga apabila kita benar-benar ingin "berburu" Lailatul Qadar makan momen Bulan Suci Ramadhan ini samasekali tidak boleh kita sia-siakan.

Keistimewaan malam 1000 bulan ini bisa menjadi representasi dari hal-hal yang kita cari, hal-hal yang ingin kita raih, serta hal-hal yang mungkin ingin kita miliki. Untuk mendapatkannya kita mengerahkan segenap daya upaya, menerapkan berbagai cara, mencari beragam celah, serta tentunya mengoptimalkan setiap peluang. Sedangkan terkait peluang sendiri mungkin kita bersua dengannya beberapa kali atau barangkali hanya sekali saja. Berasumsi bahwa peluang akan datang berulang kali merupakan suatu kesalahan besar. Anggapan semacam itu justru membuat kita lengah dan kurang menghargai pentingnya kesempatan.

Ramadhan mengajari kita tentang arti penting mengerahkan segenap daya upaya dalam menggapai setiap kesempatan yang ada. Melalui kemuliaan Lailatul Qadar kita belajar tentang pentingnya menghargai kesempatan yang hadir dalam hidup. Ramadhan akan selalu terpaut dengan Lailatul Qadar. Dan salah satu "misi" memperbanyak ibadah di bulan suci ini adalah demi mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Untuk memperoleh hal itu maka setiap orang tidak boleh mengabaikan satu haripun dari Ramadhan. Sama halnya kita tidak boleh mengabaikan sekecil apapun kesempatan yang hadir dalam hidup kita.  

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1]; [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun