Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dua Pernyataan Kontroversial Abu Janda yang Penuh Kejanggalan

27 Januari 2021   11:01 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:47 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abu Janda | Sumber gambar : tribunnews.com / wartakotalive.com/ Joko Supriyanto

Sepertinya negara kita tidak pernah kehabisan stok orang nyinyir, suka menghujat, menghina, serta mendiskreditkan orang lain. Salah satu sosok yang memang dikenal dengan pernyataan kontroversialnya adalah Permadi Arya alias Abu Janda. 

Publik mengenal sosok ini sebagai salah satu orang yang sering mengumbar pernyataan provokatif dan terkesan gemar memancing keributan. Beliau menyebut dirinya bagian dari Islam (meskipun meragukan) namun memiliki kecenderungan mendiskreditkan Islam dengan sikap serta perbuatannya. 

Masih terngiang dalam ingatan pernyatannya dulu yang mengatakan agama para pelaku terorisme adalah Islam. Sungguh sebuah pernyataan yang menyakitkan. 

Dan baru-baru ini si Permadi Arya alias Abu Janda ini kembali membikin ulah. Hanya dalam tempo kurang lebih sepekan sudah ada dua "dosa" yang ia perbuat. Melakukan penghinaan berbau rasis kepada eks Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, serta memberikan pernyataan bahwa Islam merupakan agama pendatang dari Arab yang arogan. Sebuah pernyataan penuh propaganda yang amat riskan memecah belah.

"Mengulas sebuah peristiwa hendaknya dilandasi dengan kajian dan penelitian terlebih dahulu. Tidak asal cuap hanya berdasar sangkaan dan pengetahuan terbatas. Bangsa ini sudah cukup gaduh oleh berbagai hal, jangan justru diberikan bumbu provokasi dengan narasi yang tidak tahu diri." 

Terkait dengan penghinaan kepada Pigai, Abu Janda dalam sebuah kesempatan berbalas tweet dengan eks Komisioner Komnas HAM itu menuliskan, "Kau Natalius Pigai apa Kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belum kau?"

Penyebutan istilah "evolusi" yang dikatakan Abu Janda memiliki kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh Ambrocius Nababan tatkala mengunggah foto Natalisu Pigai yang berdampingan dengan gorila. Sama-sama memiliki maksud rasis, namun Abu Janda "mengemasnya" lebih halus melalui pemilihan kata-kata yang bisa saja diinggkarinya dengan penafsiran yang lain. 

Tapi hampir semua orang tahu apa gerangan yang dimaksud oleh Abu Janda melalui kata evolusi tersebut. Perilaku rasis semacam ini sepertinya tidak bisa ditolerir. Apalagi Ambrocius Nababan saja sudah terkena proses hukum atas tindakannya karena berpotensi memantik kisruh sosial yang lebih besar. Bukan tidak mungkin pernyataan Abu Janda yang bernada menghina ini juga akan memberikan efek serupa.

Dosa kedua yaitu terkait penyebutan Islam agama pendatang dari arab yang arogan. Dalam tweet-nya Abu Janda mengatakan, "Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam, sebagai agama pendatang dari Arab, kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat." 

Pada cuitan yang lain ia menambahkan, "Islam memang agama pendatang dari Arab, agama asli Indonesia itu sunda wiwitan, kaharingan, dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan, pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. Kalo tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal." 

Kata-kata yang diutarakan oleh Abu Janda ini sebenarnya bisa dibilang penuh dengan kejanggalan. Menandakan betapa miskinnya beliau dari informasi perihal gambaran Islam di nusantara secara keseluruhan. 

Bagaimanapun Abu Janda sudah mengatakan Islam tanpa "notifikasi khusus" sehingga itu artinya beliau ini sudah melakukan generalisasi atas banyak hal yang dirinya tidak ketahui. 

Ambil contoh pernyataan "wayang kulit diharamkan". Padahal wayang kulit sendiri menjadi salah satu media dakwah populer yang dipakai walisongo untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada rakyat Nusantara. Sunan Kalijaga sendiri sudah melakukan beberapa modifikasi sehingga wayang kulit bisa lebih sesuai dengan syariat dan tidak bertentangan dengan nilai prinsip keislaman.

Selain itu Abu Janda sendiri sering menampilkan dirinya berseragam Banser yang tidak lain merupakan salah satu organisasi sayap milik Nahdlatul Ulama (NU). Kita semua tahu NU amatlah toleran dengan praktik sosial budaya yang merangkul kearifan lokal seperti kendurenan, slametan, dan sejenisnya. 

Praktik-praktik tersebut dimasa lalu mungkin banyak diisi dengan kegiatan yang bertentangan dengan syariat Islam seperti mabuk-mabukan atau bahkan sampai menyantap daging manusia. Para pedakwah Islam tempo dulu sampai harus melakukan berbagai cara agar bisa membaur dengan kearifan budaya bangsa Indonesia yang sudah sangat luar biasa. 

Maka tidak mengherankan lahir syair-syair bernuansa dakwah seperti ilir-ilir, gundul-gundul pacul, gending maskumambang, serta masih banyak lagi yang lain. Syair-syair itu sangatlah khas dengan dialek ala Nusantara karena sejatinya penyebaran agama Islam memang tidak pernah dimaksudkan untuk merusak budaya di tempat asalnya. 

Sehingga terasa aneh apabila Abu Janda tidak tahu informasi yang seperti ini, tapi sudah mengumbar pernyataan yang men-genalisir semuanya. Barangkali beliau harus mengkaji lebih jauh serta belajar lebih banyak agar tidak sembarangan dan serampangan dalam membuat pernyataan.

Amatlah berbahaya apabila orang yang "keminter" berseliweran diluar sana dan lantas mengumbar pernyataan semuuanya sendiri tanpa melakukan kajian terlebih dahulu. Jangan hanya demi mengumbar sensasi lantas semua hal dikatakan tanpa mengkritisinya terlebih dahulu. Apalagi jikalau pernyataan provokatif tersebut disebar oleh karena kebencian pada kelompok atau orang tertentu. Lebih memalukan lagi saat Abu Janda yang mengaku Islam justru mempermalukan Islam itu sendiri.

 

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi:
[1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun