Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Janji Manis "Dedi" untuk Selesaikan Masalah PJJ dan Ekonomi Warga Desa

30 Juli 2020   09:16 Diperbarui: 30 Juli 2020   09:25 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Desa Digital (Dedi) | Sumber gambar: terasjabar.co

Efek Pandemi COVID-19 masih terus menjalar dan belum menemukan obat peredam yang mujarab. Sebatas menunggu vaksin efektif diberlakukan tentu masih harus menunggu waktu beberapa bulan lagi hingga harapan itu terwujud. Menuggu tanpa melakukan suatu upaya besar tentu bukanlah sikap yang bijak mengingat ada sebagian dari masyrakat negeri ini yang sudah cukup menderita akibat pandemi. 

Tidak sedikit peserta didik yang merana kala menjalani Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) karena keterbatasan sarana dan prasarana penunjang. Mulai dari ketiadaan gadget mumpuni hingga beban kuota yang cukup menguras kantong. 

Terlebih bagi warga desa yang secara ekonomi umumnya tidak jauh lebih baik daripada warga perkotaan. Kondisi itu seakan menjadi pukulan combo bagi masyarakat desa. Beban pendidikan yang "tidak biasa", serta beban ekonomi keluarga yang entah sampai kapan akan berubah menuju kearah yang lebih baik.

PJJ dan ekonomi warga desa mungkin seharusnya sekarang menduduki salah satu pos terpenting perhatian pemerintah. Segenap daya upaya semestinya dikerahkan untuk mengatasi masalah-masalah yang menyelimuti kedua aspek tadi, PJJ dan ekonomi warga desa. 

Sangat miris rasanya melihat keadaan beberapa murid sekolah dasar yang mesti menyempatkan diri bekerja lebih keras untuk sekadar bisa membeli kuota. Atau tidakkah nurani kita terketuk kala seorang murid mencari-cari pinjaman gadget dari tetangganya agar supaya bisa mengikuti mata pelajaran? Apabila sanak tetangganya berbaik baik membantu tentu itu menjadi suatu nilai kebaikan tersendiri. 

Lantas bagaimana jika hal itu tidak terjadi? Entah karena kesamaan kondisi ekonomi atau karena hal lain sehingga sikap tersebut menjadi tidak memungkinkan untuk dilakukan. Selaku penggagas PJJ sudah semstinya pemrintah turun tangan dan bertanggung jawab penuh atas risiko gagasannya.

Solusi Dedi

Dalam periode kampanye pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berikut pasangannya Bapak Ma'ruf Amin sudah memproklamirkan sebuah program bernama Desa Digital (Dedi). Beliau-beliau ini berjanji akan memperbanyak Dedi-Dedi di segala pelosok tanah air. Masyrakat diharapkan mendapatkan akses internet mencukupi dimanapun mereka berada. Meski pada kenyataanya hal itu belum sepenuhnya terlaksana.

Dedi tidak semata tentang akses internet, akan tetapi juga terkait sarana dan prasarana penunjang lainnya. Perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai mesti juga disupport secara penuh agar sebagian kalangan masyarakat yang tidak memiliki kemampuan membeli sendiri masih bisa turut merasakan manfaat Dedi di desa mereka. 

Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, keberadaan Dedi bisa dibilang sangat dibutuhkan. Terutama untuk membantu murid-murid sekolah untuk mengakses layanan pendidikan daring dari sekolah mereka masing-masing. Minimal pemancar wifi gratis di desa sudah cukup membantu menghilangkan beban kuota. Dan masyrakat yang gaptek bisa diberikan bimbingan sesuai keperluan khususnya para orang tua yang menjadi penjembatan dalam PJJ ini.

Bahkan kalau kita lebih cepat tanggap terhadap segala problematika yang terjadi di masyarakat, keberadaan Dedi bisa turut membantu warga desa untuk go online. Entah dalam rangka menjual produk pertanian desa ataupun usaha-usaha lain yang sekiranya mampu diperluas jaringannya sehingga lebih menguntungkan bagi penduduk desa tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun