Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

10 Jurus Membalik Situasi ala "Samsung Savior"

19 Juni 2020   10:57 Diperbarui: 19 Juni 2020   10:57 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : indepth.dev

Roda kehidupan ini senantiasa berputar. Adakalanya diatas, tapi adakalanya juga dibawah. Bagi kebanyakan orang, untuk memutar roda dari sebelumnya ke atas menjadi ke bawah terasa lebih mudah. Hal itu seperti tidak membutuhkan dedikasi atau effort apapun. Hanya sekadar sikap acuh, abai, dan lalai terhadap situasi yang terjadi. 

Sebaliknya, untuk memutar kembali roda kehidupan supaya kembali ke atas membutuhkan upaya ekstra. Butuh kerja keras serta segenap sikap lain yang seringkali membutuhkan pengorbanan besar. Dalam hal ini kebanyakan orang tidak akan melenggang dengan begitu mudahnya. 

Sebagian ada yang menyerah terhadap situasi, sebagian ada yang mengingkari realitas dan melakukan penyangkalan, dan sebagian yang lainnya lagi terus berupaya tiada henti untuk mengupayakan hal itu. Dibutuhkan sebuah strategi agar situasi kurang baik yang dihadapi saat ini bisa diubah sesegera mungkin menuju situasi yang jauh lebih baik di masa yang akan datang. Disini kita akan sedikit mengurai kiat atau teknik yang dibutuhkan untuk memastikan agar niatan itu terjadi.

Masih ingat dengan momen The Miracle of Istanbul? Atau belum pernah mendengar istilah ini. Setiap penggemar olah raga sepakbola mungkin sudah sangat familiar dengan hal ini. Bahkan jikalau kita mengetik tulisan tersebut pada search engine Google, maka kemungkinan besar tulisan yang muncul pertama kali adalah peristiwa pertandingan final Liga Champion Eropa tahun 2005 yang mempertemukan AC Milan dengan Liverpool. 

Bisa dibilang itulah momen paling mendebarkan dalam sejarah sepakbola dunia. Liverpool yang sempat tertinggal tiga gol tanpa balas secara dramatis mampu menyamakan kedudukan bahkan memanangi pertandingan melalui adu penalti. Sangat sedikit kesebelasan yang mampu melakukan itu. 

Butuh mental sekuat baja, tekad laksana beton, dan harapan yang tak kunjung padam. Pertandingan itu mengajarkan kepada setiap orang makna dari perjuangan tanpa henti. Dan yang pasti sebuah momen pembalik keadaan yang memungkinkan semuanya berjalan menjadi jauh lebih baik.

Transformasi Samsung

Siapa yang tidak kenal brand Samsung. Produk-produk buatan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) ini sudah begitu mendunia. Ponsel-ponsel pintar atau smartphone yang menghiasi gerai-gerai banyak didominasi olehnya. Produknya digemari tidak hanya didalam negerinya sendiri, bahkan hingga ke luar negeri. Termasuk Indonesia. Dan memang harus diakui Samsung telah menancapkan eksistensinya secara luar biasa dalam pasar elektronik dunia. 

Meski sebenarnya Samsung sendiri tidak hanya bergerak dalam industri elektronik semata, ada beragam industri lain yang digeluti olehnya seperti ritel, industri berat, kimia, konstruksi, dan lain sebagainya. Hanya saja memang kita semua lebih populer dengan Samsung Elektronik yang memproduksi ragam produk teknologi itu. Dibalik kesuksesan besarnya itu ternyata Samsung juga mengajarkan sebuah kisah perjalanan titik balik hingga membuat Samsung bisa menjadi seperti sekarang.

Pada awal keberadaannya Samsung bukanlah sebuah perusahaan yang mahir di ranah elektronik. Sudah termasuk besar untuk ukuran industri pada masanya dengan beberapa cakupan operasi seperti ritel, konstruksi, dan beberapa lini lain. Lebih dari cukup untuk membuat keluarga pendiri Samsung hidup sebagai konglomerat di negaranya. 

Namun hal itu tidak lantas membuat perjalanan Samsung menjadi mudah. Bahkan dalam sebuah kesempatan generasi kedua keluarga pendiri Samsung, Lee Kun-hee, menyatakan bahwa ia terus memikirkan momen yang tepat untuk mengakhiri hidup Samsung. Kondisi perusahaan sudah cukup kronis untuk diselamatkan. 

Terlebih Lee Kun-hee yang menerima tongkat estafet dari ayahnya ,Lee Byung-chul, tidak cukup dipercaya oleh segenap petinggi Samsung mengingat latar belakangnya yang kurang menonjol. Lee Kun-hee sangat biasa kehidupannya sebagai seorang putra konglomerat pemilik Samsung. 

Pendidikannya tidak memiliki prestasi untuk dibanggakan, sosok yang tertutup, dan kemampuan manajerialnya sangat tidak bisa diandalkan. Paling tidak image itulah yang melekat pada dirinya hingga bertahun-tahun lamanya memimpin Samsung. Lengkap sudah dimana kondisi perusahaan sedang tidak baik dan dipimpin oleh sosok yang penuh keraguan seperti dirinya. Samsung siap-siap untuk tamat.

Tapi ada saat dimana Lee Kun-hee menyadari bahwa ada yang salah dengan semua ini. Ada banyak hal yang sepertinya harus berubah apabila ia ingin mempertahankan warisan besar dari keluarganya itu. Dan mirip dengan tim Liverpool yang berhasil mengalahkan AC Milan setelah tertinggal 3 gol terlebih dahulu, Lee Kun-hee menemukan momen titik balik yang mampu mengubah semuanya. 

Sebuah perubahan yang akhirnya membawa Samsung mencapai kegemilangan serta mengukuhkan dirinya sendiri sebagai pemimpin yang jauh lebih luar biasa ketimbang sang pendiri Samsung yang juga sekaligus ayahnya, Lee Byung-chul. Disini Lee Kun-hee mengajarkan kepada kita setidaknya 10 jurus menuju titik balik itu. Diawali dari transformasi internal pada dirinya sendiri hingga kemudian transformasi itu ia tularkan kepada orang lain sehingga menciptakan sebuah perubahan yang sangat besar. Disini kita akan coba menguraikan satu persatu dari kesepuluh jurus itu. 


1. Kesadaran Akan Arti Penting Diri Kita

Lee Kun-hee memulai semuanya dari sebuah kesadaran didalam dirinya sendiri. Ia melihat tentang siapa dirinya, apa harapan yang diembankan kepadanya, dan apa tujuan besar yang diharapkan terlahir darinya. Saat sang ayah menunjuk Lee sebagai pewaris tahta, padahal ia sendiri hanyalah anak bungsu yang seharusnya menempati prioritas terakhir sebagai pewaris tahta dalam kebiasaan bangsa Korea, Lee mulai menyadari adanya harapan besar itu. 

Disisi lain, kebanyakan orang di sekelilingnya sangat meragukan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola perusahaan sebesar Samsung. Sepertinya penunjukan Lee hanyalah titik awal menuju kehancuran Samsung itu sendiri.

Lee hampir tidak memiliki bekal apapun untuk menjadi pemimpin hebat. Paling tidak ia samasekali tidak memiliki ciri-ciri umum yang semestinya melekat pada sosok pemimpin besar seperrti ayahnya atau bahkan sosok-sosok lainnya. Hanya sebatas kesadaran bahwa ia adalah orang yang dikalungi harapan besar untuk mempertahankan karya sang ayah. Dan itu sepertinya sudah cukup untuk menjadi awalan dari semuanya.

2. Memupuk Keyakinan bahwa Kita Bisa Berhasil dalam Bidang Apapun yang Dipilih

Beragam keraguan mungkin membayangi setiap langkah Lee dalam mengemban kepercayaan sang ayah. Justru berangkat dari hal itulah Lee meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia bisa berbuat sesuatu untuk Samsung. Meski harus memulai lagi semuanya dari nol hal itu baginya tidak menjadi soal. Ia harus mengasah dirinya sendiri dan mengembangkannya dengan hal-hal yang lebih positif.

Rekam jejak Lee sebagai pembelajar semasa sekolah atau kuliah memang tidak terlalu banyak membantu dirinya saat mengemban tugas besar dari ayahnya mengelola Samsung. Prestasinya yang biasa, minatnya yang tidak jelas, dan ketidakcakapannya membangun komunikasi seolah menjadi syarat paten untuk menjadikan dirinya pribadi yang biasa-biasa saja. Saat tugas besar itu datang maka tidak ada cara lain bagi dirinya kecuali memupuk kembali keyakinan terhadap langkah yang coba ditempuhnya. Mengelola Samsung yang memasuki masa-masa sulit saat itu. Lee memiliki keyakinan bahwa ia bisa melakukan semua itu.

3. Effort yang Lebih dari Biasanya untuk Menyelami Bidang Terkait

Lee terus berupaya untuk mengasah dirinya. Mengembangkan diri dalam bidang-bidang yang menurutnya perlu untuk dipahami lebih jauh. Ia menggali banyak referensi untuk menyelami dunia baru yang cukup awam baginya. Mau tidak mau hal itu memang harus dilakukannya mengingat sedari dulu Lee memang tidak diprospek menjadi pemimpin Samsung selanjutnya. 

Sang ayah sendiri awalnya menduga bahwa sang putra bungsu tidak cocok untuk mengelola industri yang sudah dibangunnya itu. Sehingga tidak terlalu aneh saat penyiapan sosok Lee seperti alakadarnya saja. Ia tidak dikuliahkan pada jurusan majemen sebagaimana umumnya keluarga pebisnis kala itu, justru pada jurusan komunikasi masa. Lee sebatas dilatih untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain, bukan mahir kemampuan manajerial. Oleh karena itu saat Lee ternyata justru yang ditimpa tugas memimpin Samsung, maka ia harus melatih kemampuan manajerialnya sendiri.

4. Membangun Gagasan Besar

Seiring proses transformasi diri yang terus digulirkannya, Lee juga turut mengembangkan gagasannya. Setidaknya ada tiga hal penting terkait dengan jurus membangun gagasan besar ini. Lee mengedepankan kesadaran terhadap realitas yang terjadi pada masanya. Ia mengamati situasi yang terjadi saat itu dalam tataran internal maupun eksternal perusahan. 

Mulai dari situasi geopolitik, tren pertumbuhan dunia, dan lain-lain diperhatikannya secara menyeluruh untuk menemukan celah dari sebuah perubahan. Visi besar Lee untuk Samsung sudah mulai ia pasang. Ia melihat bahwa Samsung di masa mendatang akan jauh berbeda dengan yang terjadi pada saat itu dan juga dimasa lalu. Samsung perlu bergerak diarah yang baru. Bahkan benar-benar baru.

Sebuah rencana besar ia sampaikan kepada segenap jajaran direksi Samsung termasuk ayahnya sendiri bahwa dirinya ingin agar Samsung mengakuisisi sebuah perusahaan semiconduktor bernama Korea Semiconductor Company. Menurut Lee hal itu perlu agar Samsung bisa memasuki ranah pangsa elektronik yang saat itu memang masih sangat terbatas keberadaannya. Usulan itu ditentang oleh semua orang dalam Samsung, termasuk juga oleh ayahnya sendiri. Gagasan Lee dianggap terlalu mengada-ada dan terlalu idealis. Tapi Lee tidak bergeming dan akan menunjukkan kepada semuanya bahwa apa yang diyakininya adalah benar adanya.

5. Menyusun Rencana Aksi atas Gagasan Besar yang Dimiliki

Pilihan bagi Lee kepada pihak direksi hanya dua. Pertama, mereka menyetujui akuisisi Samsung terhadap perusahaan semikonduktor tersebut, atau ia menggunakan uangnya sendiri untuk memastikan hal itu terjadi. Terkait dengan hasrat besarnya untuk membuat Samsung memiliki lini khusus elektronik, Lee sudah merencakan aspek-aspek pendukung lain untuk meredam kemungkinan kegagalan atau efek jangka panjang yang bisa timbul akibat keputusannya itu. Kala itu, industri semikonduktor memang tidak terlalu potensial untuk digarap.

Pengelolannya yang ribet seperti dibutuhkannya sumber daya air besar, sarana dan prasarana teknologi penunjang, hingga pengguna produk semikonduktor masih sangat sedikit waktu itu. Pasar Korea menurut penilaian pihak manajemen belum prospektif untuk produk semikonduktor tersebut. Hanya saja Lee melihat peluang besar dimasa yang akan datang sekaligus mimpinya untuk menjadikan bangsa Korea berdikari dari bangsa lainnya. Lee hanya sedang mengupayakan mimpinya itu bisa terlaksana.

Pada tahap ini jurus yang dikeluarkan sebenarnya masih separuhnya saja. Jika diibaratkan penerapannya pada pertandingan sepakbola antara Liverpool dengan AC Milan tahun 2005 itu, Liverpool masih tertinggal 3 gol tapi sang pelatih Rafael Benitez mulai merubah strategi dan para pemainnya mulai membangun kepercayaan diri untuk terus melakukan serangan demi serangan ke kubu AC Milan. Hanya memang belum membuahkan gol. Momen itu akan sampai saatnya nanti pada jurus selanjutnya.

Namun, berhubung tulisannya sudah cukup panjang maka saya cukupkan dulu tulisan ini. Jurus keenam hingga kesepuluh akan diuraikan pada artikel selanjutnya. Semoga rekan-rekan berkenan menunggu.

Salam hangat,

Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun