Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Donald Trump ke WHO: "Loe Gue End!"

30 Mei 2020   11:36 Diperbarui: 30 Mei 2020   11:32 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS, Donald Trump | Sumber gambar : tempo.co / Reuters

Hubungan panas antara pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dikomandoi oleh Presiden Donald Trump dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepertinya sudah mencapai puncaknya. Trump menginstruksikan agar negaranya keluar dari keanggotaan WHO.

Hal ini merupakan titik kulminasi dari tensi panas yang terjadi diantara keduanya. Sebelumnya Trump secara terang-terangan mengkritisi WHO karena cenderung berpihak pada China terkait situasi pandemi COVID-19 yang belakangan membuat AS babak belur dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 100 ribu jiwa.

Bahkan dana donasi sebesar $400 juta yang biasanya rutin diberikan AS ke WHO juga ditahan oleh Trump. Trump menuntut WHO agar segera memperbaiki kinerjanya.

Namun menurut Trump hal itu tidak bisa dipenuhi oleh WHO sehingga munculah keputusan mengakhiri hubungan itu. AS dan WHO "end".

AS dan WHO yang dulu begitu harmonis kini seakan berubah 180 derajat. Persaingan dengan China membuat semuanya semakin runyam. China seakan "merebut" WHO dari "pelukan" AS. Seiring donasi dari AS yang dihentikan oleh Trump, China bahkan menjanjikan untuk memberi lebih kepada WHO.

Nominalnya mencapai US$ 2 miliar untuk dua tahun kedepan atau setara dengan total anggaran WHO pada tahun 2019. AS yang "cemburu" karena WHO lebih membela China ketimbang dirinya merasa dihianati. "Sang kekasih" telah berpaling ke lain hati. Dengan sumbangan senilai US$ 2 miliar, sepertinya WHO tidak perlu menangisi kehilangan US$ 400 juta donasi dari AS.

Beberapa waktu terakhir Trump sepertinya begitu "sensitif" dalam banyak hal. Ketegangan hubungan dengan China menjalar kemana-mana.

Dan sebagai wujud "balas dendam" AS ke China yang sudah merebut WHO dari pangkuannya, AS memberikan dukungan terhadap Taiwan yang ingin lepas dari kekangan China.

Juga mendukung pihak oposisi Hong Kong yang juga memiliki hasrat serupa. Situasinya mungkin akibat efek dari keterpojokan Trump menyikapi hasil jajak pendapat yang menempatkan dirinya sebagai pihak yang kalah dalam pilpres AS November 2020 mendatang oleh pesaingnya, Joe Biden.

Trump merasa harus berbuat lebih untuk AS. Berupaya untuk menarik simpati rakyat AS yang perlahan mulai kehilangan respek terhadapnya.

Trump harus bergegas, karena hitung mundur pilpres sudah semakin dekat. Kalau tidak ada upaya luar biasa yang bisa membuat rakyat AS bersimpati kembali kepada Trump, maka mungkin Trump harus bersiap "diputus" hubungannya oleh rakyat AS. Rakyat AS -- Trump "end".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun