Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Strategi "Cerdas" PDI-P di Balik Pernyataan Adian Napitupulu, "Prabowo, Istirahatlah!"

11 Maret 2020   07:37 Diperbarui: 11 Maret 2020   07:38 4891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo saat berkunjung di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri | Sumber gambar : www.cnnindonesia.com

Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia (RI) saat ini, Prabowo Subianto, tercatat sudah tiga kali menjadi kontestan pemilihan umum presiden (presiden) dimana dua diantaranya sebagai kandidat presiden sedangkan satu sebagai kandidat wakil presiden. Sebagaimana kita ketahui bersama tidak ada satupun dari keikutsertaannya itu yang membuahkan hasil kemenangan. Tumbang oleh pasangan SBY -- Boediono kala menjadi tandem Megawati Soekarnoputri, dan tersungkur saat bersaing dengan pasangan Jokowi -- JK dan terakhir kalah lagi oleh pasangan Jokowi -- Ma'ruf. Kegagalan terakhir inilah yang bisa dibilang membuat Prabowo luluh dan rela menjadi bagian dari tim kerja presiden terpilih, Joko Widodo.

Namun, kesediaan Prabowo untuk turut serta bekerja dalam pemerintahan yang dulu "ditentangnya" saat ini sebenarnya juga mengemban misi tersebunyi yaitu terkait hasratnya untuk kembali maju dalam kontestasi pilpres tahun 2024 mendatang. Dengan tidak dimungkinkannya lagi Jokowi untuk masuk dalam persaingan pilpres mendatang, Prabowo digadang-gadang akan menjadi kandidat terkuat untuk menduduki posisi presiden RI selanjutnya. 

Hal ini sudah cukup terlihat dari perilisan data survei kandidat presiden yang dimunculkan oleh indobarometer beberapa waktu lalu. Prabowo cukup jauh memimpin dibandingkan "saingan" terdekatnya yaitu Anies Baswedan.

Menilik pribadi Prabowo yang kini bisa dibilang "berkawan baik" dengan Presiden Jokowi dan juga ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), banyak pihak yang menyebutkan bahwa dalam pemilu selanjutnya Prabowo akan mendapatkan dukungan penuh dari "aliansi merah" PDIP. Beberapa kalangan bahkan memperkirakan Prabowo akan disandingkan dengan putri ketua umum PDIP, Puan Maharani. 

Seandainya pasangan ini benar-benar terwujud nantinya, maka itu bisa menjadi tindakan "penebusan dosa" PDIP kepada Prabowo yang pada pemilu 2009 lalu saat menjadi kandidat wakil presiden Megawati namun diingkari saat pemilu 2014 seiring PDIP lebih mengedepankan Jokowi sebagai kandidat presiden partai banteng moncong putih.

Cerita masa lalu itu kini bisa dibilang telah usai. Prabowo sudah rukun kembali dengan Megawati pun dengan Jokowi. Seakan-akan semuanya akan berjalan baik hingga pemilu 2024 nanti tiba. Akan tetapi tiba-tiba salah satu kader "terbaik" PDIP, Adian Napitupulu, memberikan pernyataan yang cukup kontroversial. Adian menyatakan bahwa sudah saatnya Prabowo beristirahat dari ingar bingar kontestasi pilpres. Setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi pernyataannya tersebut. Pertama, perihal regenerasi kandidat presiden seharusnya lebih mengedepankan sosok-sosok baru yang lebih segar. 

Menurutnya Prabowo mesti memberikan kesempatan kepada yang lain untuk berkompetisi. Biarpun sebenarnya potensi Prabowo untuk menang juga besar. Alasan kedua, Adian menyebut Prabowo belum perform dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya saat ini sebagai Menhan. Sebagai salah seorang yang menjadi bagian dari Komisi I DPR RI, Adian memang bersinggungan langsung dengan Prabowo dalam mengurusi sektor pertahanan negara. 

Adian menilai Prabowo harus lebih bisa menjalin komunikasi dengan lembaga-lembaga terkait dalam urusan pertahanan serta keamanan negara seperti Badan Intelejen Negara (BIN), Kepolisian, dan lain sebagainya. Apakah hanya itu saja alasan yang melatarbelakangi sikap Adian yang berharap Prabowo tak usah maju lagi sebagai calon presiden (capres) pada pemilu mendatang? Sepertinya tidak.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Y-Republica sosok Prabowo memang masih jauh mengungguli tokoh-tokoh lain seperti Anies Baswedan, Sandiaga Uno, bahkan juga unggul atas beberapa kader andalan PDIP seperti Ganjar Pranowo, Tri Rismharini, hingga Puan Maharani. Sedangkan dalam "kombinasi" pasangan capres-cawapres, pasangan Prabowo-Anies menjadi kombinasi paling ideal dengan mengungguli kombinasi pasanga lain termasuk Prabowo-Sandi, Prabowo-Puan, serta beberapa kombinasi lainnya. 

Hal ini menunjukkan bahwa daya saing PDIP pasca lengsernya Jokowi sekan tidak lagi memiliki tokoh andalan. Mengusung Prabowo yang disandingkan dengan "pewaris tahta" PDIP Puan Maharani juga bukan opsi yang menarik mengingat elektabilitasnya yang masih kalah dengan Prabowo -- Anies. Dengan "menyingkirkan" Prabowo dari peta persaingan, maka lawan yang harus ditaklukkan oleh PDIP mungkin hanya Anies Baswedan. 

Dan sepertinya ini menjadi opsi yang lebih menarik mengingat gempuran dari sana sini yang diterima oleh Anies belakangan ini. Pilihannya jauh lebih mudah untuk mengorbitkan tokoh internal seperti Ganjar, Risma, atau Puan untuk bersaing melawan Anies dibandingkan mereka harus bersaing melawan Prabowo. Oleh karena itulah Prabowo harus minggir dari peta persaingan. Pernyataan Adian Napitupulu adalah intermeso yang bukan tidak mungkin dimaksudkan untuk rencana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun