Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Relevankah Reuni Akbar 212 Dilakukan?

30 November 2019   07:23 Diperbarui: 30 November 2019   07:37 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reuni Akbar 212 | Sumber gambar : www.voa-islam.com

Tanggal 2 Desember 2019 nanti akan menjadi peringatan sebuah momen besar yang pernah terjadi dalam sejarah bangsa ini. Sebuah gerakan aksi masa berbalut semangat jihad yang terjadi beberapa tahun lalu dengan tujuan utama menuntut keadilan atas kasus penistaan agama. Aksi 212 di tahun 2016 lalu itu terbukti ampuh "mengantarkan" Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke jeruji bersih terkait tindakannya di Kepulauan Seribu.

Beberapa waktu berlalu, tujuan utama aksi 212 telah menemukan peraduannya yaitu ketika Ahok divonis bersalah secara hukum dan akhirnya dipenjara. Namun para simpatisan aksi itu sepertinya masih belum "rela" berpisah satu sama lain.

Orang-orang yang menamai diri mereka Persaudaraan Alumni 212 (PA) kemudian sering mengadakan pertemuan-pertemuan bertajuk reuni. Bahkan lebih dari itu, PA 212 seperti menjadi sebuah corong baru yang kritis terhadap tindakan orang-orang yang menyinggung aspek keislaman.

Namun ada sebuah kecenderungan atau stigma publik yang melekat didalam diri PA 212. Mereka seolah bergerak melawan arus penguasa. Hal ini terlihat pada saat pemilihan umum presiden (pilpres) 2019 lalu dimana aktivitas PA 212 cenderung berpihak pada kubu Prabowo -- Sandi.

Selain itu, seiring ramainya kontroversi kepulangan Habib Rizieq, aktivis 212 juga disebut-sebut begitu menggebu untuk memulangkan imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu. Secara pribadi saya melihat afiliasi PA 212 kini cenderung berorientasi politis dan pro kubu tertentu.

Semangat yang sesungguhnya dari awal mula keberadaan aksi 212 sepertinya sudah sangat jauh berbeda dengan saat ini. Lantas apakah gerakan 212 dengan tajuk Reuni Akbar 212 atau apapun sebutannya itu masih relevan untuk dilakukan?

PA 212 sempat menjadikan Prabowo sebagai "jagoan" untuk menumbangkan Jokowi pada periode pilpres 2019 lalu. Ketika pilpres usai dan Prabowo memilih bergabung ke pemerintah, PA 212 sepertinya kini tengah mencari lagi sosok "jagoan" lain. Itulah mengapa ada keinginan yang menggebu untuk memulangkan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia.

Masih samar-samar misi apa sebenarnya yang diusung oleh PA 212 ini. Mereka bergerak untuk membela agama atau lebih kepada ambisi politis. Jika ambisi politik yang mereka usung, bentuknya seperti apa? PA 212 ini sebenarnya termasuk sebagai komunitas alumni saja atau bertransformasi menjadi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)? Jika sebagai ormas, apakah PA 212 hanyalah wujud baru dari FPI yang mana pada saat ini Surat Keterangan Terdaftar (SKT)-nya tengah dipermasalahkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)?

Reuni Akbar 212 akan segera digelar kembali dengan mengusung tema Doa dan Keselamatan Negeri. Kita tentu berharap reuni ini akan berlangsung lancar dan tertib sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Satu hal yang mesti diperhatikan adalah menjaga agar setiap pernyataan yang terlontar selama acara itu adalah pernyataan-pernyataan yang mendamaikan suasana, bukan malah sebaliknya. 

Selain itu, kenyamanan warga ibukota selaku yang ditempati "hajatan" besar ini juga harus turut diperhatikan. Semoga Reuni Akbar 212 adalah sebuah sarana mempererat tali silaturahmi dalam berbangsa dan bernegara, dan bukan menjadi ajang untuk menebar pertentangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun