Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pembibitan Atlet Muda di antara Impian, Eksploitasi, dan "Branding" Perusahaan Rokok

9 September 2019   14:59 Diperbarui: 10 September 2019   10:50 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dok. PB Djarum (pbdjarum.org)

Sejak zamannya Pele hingga Neymar, Brazil masih terus melahirkan pemain-pemain hebat yang terkenal hingga ke seantero dunia. Kuncinya terletak pada pembinaan pemain muda. Regenerasi.

Hal serupa juga tengah dilakukan Indonesia. Sepakbola kita sudah mulai melirik pembinaan usia muda, hal ini seiring terlihat dari capaian prestasi garuda muda dalam kompetisi internasional bawah umur yang sudah cukup bagus.

Era tim nasional (timnas) U-19 generasi Evan Dimas dkk berhasil menjuarai Piala AFF U-19 tahun 2013, dan timnas Indonesia U-16 generasi Bagus Kahfi dkk berhasil menjuarai Piala AFF U-16 tahun 2018.

Bidang-bidang olahraga lain sepertinya juga melakukan geliat serupa dalam upayanya membawa nama Indonesia disegani di mata dunia.

Meski berbagai cabang olahraga sudah semakin mendapatkan perhatian terkait pembinaan usia muda, tidak bisa dipungkiri bahwa bulutangkis tetap mendapatkan porsi lebih dukungan publik. Organisasi non-pemerintah berkenan mengucurkan dana besar sebagai bentuk dukungan atas pembinaan prestasi atlet-atlet usia muda kita.

Selama ini kita mengenal PB Djarum sebagai yang paling getol menyokong perkembangan dunia bulutangkis Tanah Air. Bakat-bakat muda dunia bulutangkis di Indonesia banyak yang ditemukan melalui event  Djarum. Bakat-bakat yang dikemudian hari menjadi ujung tombak Indonesia dalam berkompetisi di kancah dunia.

Sayangnya, proses menemukan bakat-bakat baru itu kini justru tengah dipermasalahkan seiring protes dan tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menganggap Djarum telah melakukan eksploitasi anak. KPAI beranggapan bahwa kompetisi anak-anak itu hanyalah tameng untuk mempromosikan produk rokok yang mereka miliki.

Seperti yang kita tahu, kehadiran rokok masih terus menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat. Khususnya terkait kehadirannya di dunia olahraga.

Sepertinya terlihat aneh saat entitas kesehatan seperti olahraga justru didukung dan disponsori oleh rokok yang diafiliasikan sebagai pemicu penyakit serta gangguan kesehatan.

Seiring masifnya kampanye anti rokok yang gencar dilakukan di mana-mana, muncul tudingan bahwa perusahaan rokok mencoba berbagai cara untuk tetap membuat produk-produknya terus dikenal publik. Salah satunya melalui keterlibatannya mendukung program-program olahraga.

Kehadiran perusahaan rokok di tengah-tengah dunia olahraga tanah air tentu perlu diperhatikan. Realitas ini sebenarnya memunculkan beberapa pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun