Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Doa dan Implementasi Metode"Repetitive Magic Power"

23 Maret 2019   08:34 Diperbarui: 23 Maret 2019   08:38 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa adalah bentuk komunikasi dengan Sang Pencipta berikut upaya repetisi membangun keyakinan positif (Ilustrasi gambar : https://static.republika.co.id)


Repetitive Magic Power atau RMP merupakan sebuah metode pengulangan kalimat agar nilai-nilai yang terkandung didalamnya tertanam di alam bawah sadar dan menjadi karakter yang men-drive kebiasaan kita. Metode ini sudah banyak diiemplementasikan oleh berbagai institusi, lembaga, ataupun organisasi di berbagai belahan dunia. Beberapa perusahaan sebelum memulai bekerja membiasakan para karyawannya untuk membacakan statement positif yang mengandung nilai-nilai penting perusahaan. 

Hal ini dimaksudkan agar pada alam bawah sadar karyawan terbangun karakter yang selaras dengan nilai-nilai perusahaan tersebut. Sebagian perusahaan mungkin membiasakan diri mereka untuk membacakan visi misi perusahaan sebelum menjalani pekerjaan. 

Dengan demikian semangat yang melandasi keberadaan perusahaan tersebut bisa ditularkan kepada segenap stakeholder yang terlibat disana.

Pengulangan memiliki kekuatan yang memang benar-benar ajaib. Paradigma yang sudah terbangun lama bisa diubah menggunakan kekuatan pengulangan ini. Mindset yang salah dapat diluruskan menggunakan metode ini. Salah seorang tokoh perubahan mindset dunia, Bob Proctor, pernah menyampaikan dalam salah satu videonya bahwa pembentukan mindset seseorang itu paling efektif terjadi pada periode usia seseorang antara 0 -- 5 tahun. 

Setelah melalui periode itu, mindset sudah terbangun dan untuk merubahnya memerlukan upaya yang tidak mudah. Sehingga masa kanak-kanak, khususnya periode 0 -- 5 tahun, adalah saat paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai positif kedalam diri manusia. Apakah setelah melewati periode "emas" tersebut mindset didalam diri seseorang tidak bisa lagi dirumah? Bisa. 

Tapi membutuhkan usaha ekstra keras. Adapun metode yang digunakan untuk menata ulang mindset seseorang adalah dengan pengulangan. Nilai-nilai yang ingin ditanamkan harus diulang terus-menerus dalam frekuensi hingga ribuan kali. Begitupun dengan visi misi yang dimiliki seseorang, ia harus terus diulang hingga benar-benar merasuk kedalam diri. 

RMP adalah metode yang menuntut kesabaran ekstra dari pelakunya. Karena RMP tidak akan berhasil apabila hanya dilakukan selama beberapa waktu saja. Disinilah letak tantangan terbesarnya. Menjaga kontinyuitas implementasi RMP dalam menanamkan sebuah nilai tertentu.

Sebagian orang mengutarakan hasrat besar didalam dirinya kedalam visi misi pribadi. Sebagian orang ada yang tidak pernah mengutarakan visi misi atau harapan didalam dirinya, sebagian yang lain ada yang mengutarakan impiannya, dan sebagian yang lain ada yang sampai menuliskan impiannya tersebut dalam vision board atau pada layar laptop mereka. 

Akan tetapi hampir setiap orang mengutarakan segala hasrat, keinginan, harapan, impian, atau visi misinya melalui untaian doa yang ia panjatkan kepada Sang Pencipta. Doa adalah sarana yang paling pasti dipergunakan setiap orang dalam rangka  menyampaikan keinginan terdalam yang ia miliki. 

Ketika tidak semua orang bisa dijadikan tempat bertukar pikiran atau berbagi hati, Sang Pencipta kita adalah tempat yang paling bisa dipercaya untuk menyampaikan itu semua. Dia adalah tempat berkeluh kesah tanpa kita merasa risih atau ragu. Doa yang terus kita ulang setiap hari dengan penghayatan yang tulus nan mendalam akan memberikan dampak yang luar biasa. Doa adalah repetisi paling ampuh yang menciptakan paradigma baru yang positif. Keyakinan kita terbentuk dengan luar biasa dan kekuatan kita terstimulus penuh energi karena doa yang kita lantunkan penuh kesungguhan.

Ketika kita mendapati apa yang kita pernah ucapkan dalam doa terwujud dalam kenyataan, kemudian kita mengatakan bahwa doa kita terkabul. Sisi lain dari keterwujudan doa ini adalah bahwa kekuatan repetisi telah memberikan kemampuan kita untuk berbuat selaras dengan lantunan doa yang kita panjatkan. 

Kita berdoa agar dilancarkan dalam segala urusan bisnis, secara tidak langsung doa itu mengarahkan alam bawah sadar kita untuk bergerak selaras dengan hal itu. Sehingga menjadi sangat penting melantunkan doa sepenuh hati. 

Bagaimanapun juga, kekuatan terbesar itu terletak didalam rasa (soul) bukan didalam pikiran (mind). Inilah mengapa ada kalimat bijak agar berdoa sepenuh hati, bukan berdoa sepenuh pikiran. Setulus hati, bukan setulus pikiran.

Manusia adalah makhluk spiritual. Hal ini terbukti dari ditemukannya fungsi otak God Spot oleh V.S Ramachandran, seorang pakar dari California University. Fungsi otak ini adalah tentang pencarian jati diri manusia, untuk apa ia hidup, mengapa ia hidup, dan kemana ia menuju kelak. Doa adalah mekanisme keterhubungan manusia dengan penciptanya.

Sarana komunikasi makhluk dengan Sang Pencipta. Dalam kaitannya dengan hal ini, doa memiliki dua dimensi yang berbeda. Pertama, dimensi yang menghubungkan seseorang dengan Dzat yang Menguasai Segalanya. Kedua, dimensi yang menyangkut sugesti diri dan pembentuk keyakinan. 

Doa yang dipanjatkan secara berulang-ulang akan meliputi komunikasi intens yang dijalin dengan Sang Pencipta serta upaya repetitif membangun keyakinan terhadap nilai dari doa yang diutarakan. Dengan demikian, doa akan membentuk karakter yang luar biasa kedalam diri seseorang dan juga meningkatkan keyakinan bahwa ia akan mampu berbuat serta mewujudkan hal-hal yang ia sampaikan melalui doa.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun