Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dirgahayu BTN! Menuju Era Digitalisasi Perumahan

20 Februari 2019   13:07 Diperbarui: 20 Februari 2019   13:15 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.beritamoneter.com

Seiring dengan terus meningkatnya populasi usia produktif di masa mendatang, maka bisa dikatakan bahwa program sejuta rumah ini akan banyak menyasar mereka-mereka yang berada pada rentang usia produktif. Dengan kata lain, generasi milenial akan menjadi sasaran utama dari pemberdayaan program sejuta rumah dari pemerintah ini.

Sebagai tangan kanan pemerintah, Bank Tabungan Negara (BTN) sudah terbukti bisa diandalkan untuk menjadi lokomotif program sejuta rumah ini. Melihat track record sebelumnya, BTN sudah sangat berhasil mendukung keluarga Indonesia untuk memiliki huniannya sendiri. Sejak tahun 2015 ketika program ini diinisiasi oleh pemerintah hingga pada tahun 2017 yang lalu saja BTN telah berkontribusi terhadap pembangunan sekitar 1,44 juta unit rumah (sumber : btn.co.id).

Dengan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki rumah, dan dengan masih dilanjutkannya program sejuta rumah ini, BTN akan terus menjadi andalan selama beberapa waktu kedepan demi mewujudkan harapan segenap warga negara untuk memiliki huniannya sendiri. Sebagaimana dikutip dari majalah SWA, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menargetkan program sejuta rumah di tahun 2019 ini sebesar 1,25 juta unit.

Tentu ini adalah kabar baik bagi kita, khususnya yang masih tinggal di rumah kontrakan, kos, ikut orang tua atau mertua, atau yang belum memiliki hunian sendiri. Mungkin yang perlu menjadi perhatian bersama pada waktu-waktu mendatang adalah terkait aspek kemudahan dalam pengurusan kepemilikan rumah ini. Sehingga diharapkan setiap elemen masyarakat mendapatkan proporsi dan kesempatan yang sama untuk memiliki rumah idamannya masing-masing.

Memiliki hunian sendiri adalah dambaan setiap orang. Hanya saja tidak semua orang mampu memilikinya dengan mudah, baik itu membeli secara tunai atau melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Membeli cash sebuah rumah menuntut jumlah finansial yang tidak sedikit, sehingga tidak banyak yang mampu melakukannya. KPR adalah opsi yang paling sering diambil oleh sebagian besar orang dalam upayanya memiliki rumah hunian sendiri yang baik dan layak.

Meskipun begitu, banyak yang mengisahkan bahwa mengurus KPR itu tidaklah mudah. Bisa dibilang ribet bin sulit dan butuh waktu panjang. Mencari perumahan yang cocok, menentukan harga yang pas, menyediakan uang muka, melengkapi berkas, mengurus surat-surat kelengkapan pengajuan, menunggu interview, dan lain-lain. Semua itu tidak akan langsung selesai dalam satu atau dua hari saja. Bahkan bisa mencapai hitungan bulan untuk merampungkan segala hal terkait pengadaan sebuah rumah. 

Padahal yang kita tahu saat ini, era teknologi sudah berkembang dengan demikian pesatnya. Bahwa seseorang yang ingin berbelanja atau membeli sesuatu saja cukup hanya dengan bermodalkan ketikan jari dilayar smartphone miliknya dan tidak lama kemudian transaksi sudah selesai dilakukan. Hal-hal yang sebelumnya ribet dan butuh proses panjang nan melelahkan bisa dikikis secara signifikan sehingga memudahkan seseorang untuk menjalankannya.

Kita berharap bahwa segala jenis proses transaksi bisa diselesaikan melalui digitalisasi. Kita sudah bisa memesan taksi dengan teknologi digital, kita bisa memesan makanan melalui aplikasi digital, kita bisa berbelanja melalui portal digital. Kita hidup di era digital yang begitu memanjakan kemudahan dalam melakukan banyak hal. 

Di masa mendatang, barangkali menjadi harapan kita bersama bahwa proses memiliki suatu hunian inipun bisa semudah dan sesederhana melakukan transaksi digital lainnya.

Mungkin kita tidak bisa membandingkan apple to apple antara transaksi belanja online untuk membeli barang-barang seperti pakaian, alat elektronik, kuliner, dan sejenisnya dengan sebuah transaksi pembelian rumah. Secara nominal sudah pasti sangat jauh perbedaannya, dan secara prosedur untuk pengadaan sebuah rumah ada berkas-berkas persyaratan yang harus dipenuhi.

Bisa dikatakan bahwa transaksi untuk memiliki sebuah hunian itu jauh lebih kompleks. Akan tetapi hal ini bukan berarti bahwa proses transaksi suatu hunian tidak bisa disederhanakan. Pada tahap awal, BTN dengan www.btnproperti.co.id sudah memberikan awalan yang baik menuju kemudahan transaksi kepemilikan rumah. Disana kita diberi cukup banyak fitur yang membantu kita untuk menentukan sendiri hunian seperti apa yang kita inginkan berikut sistem pembayarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun